Soal Penyusupan Drone Bawah Laut, Harus Tegas. Jangan Sampai Kasus Intelejen Jerman Terulang Lagi

- 2 Januari 2021, 19:04 WIB
Hikmahanto Juawana
Hikmahanto Juawana /Antara/

Demikian juga atas kasus penyusupan drone bawah laut. "Bila sudah diketahui asal usul negara yang memiliki drone tersebut, Kemlu harus melakukan protes diplomatik yang keras terhadap negara tersebut dan bila perlu tindakan tegas lainnya," ujar Hikmahanto Juwana.

Ia mengatakan, drone bawah laut ditemukan nelayan di dekat Kepulauan Selayar Sulawesi Selatan. Saat ini TNI AL tengah mengamankannya.

Baca Juga: Libur Tahun Baru 2021: Prokes Ketat, Pangandaran Dikunjungi Belasan Ribu Wisatawan 

“Protes keras dan tindakan tegas ini dilakukan terlepas apakah negara tersebut adalah negara sahabat, bahkan adanya ketergantungan Indonesia secara ekonomi,” ujar Rektor Universitas Jenderal A. Yani itu.

Menurutnya, Ini semua dilakukan agar diplomasi untuk mempertahankan kedaulatan NKRI benar-benar diperankan oleh Kemlu.

"Jangan sampai Indonesia dianggap lemah bahkan mudah untuk diajak berkompromi saat tindakan mata-mata yang dilakukan oleh negara lain terkuak," ujar Hikmahanto.

Baca Juga: Mesranya, Ridwan Kamil Hadiahkan Sepeda Motor Custom untuk Istri Tercinta

Dua drone bawah laut lolos

Wakil Ketua DPR RI, Azis Syamsuddin sebelumnya mengemukakan, penemuan benda yang diduga drone bawah laut di perairan Pulau Bonerate, Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, pada pengujung Desember 2020, bukanlah satu-satunya.

Penyusupan drone bawah laut yang diduga milik China, ternyata juga ditemukan Selat Sunda dan wilayah Lombok. Namun keduanya berhasil lolos.

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah