“Fakta ini tidak boleh diabaikan dan saya akan meminta agar konsekuensinya diselidiki. Seperti yang Diego Maradona katakan kepada saya: Anda adalah prajurit saya, bertindaklah tanpa belas kasihan.”
Tuduhan Matia Morla juga didukung oleh salah satu mantan dokter Diego Maradona, yang mengkritik perawatan yang diberikan kepada pemain legendaris tersebut setelah operasi otak awal bulan ini.
Baca Juga: Karyawan Korban PHK dan Perumahan, Umumnya tak Miliki Kartu Prakerja
Seperti diketahui, legenda sepak bola asal Argentina Diego Maradona meninggal dunia dalam usia 60 tahun. Sosok yang kerap dibanding-bandingkan dengan Pele sebagai salah satu pesepak bola terbaik sepanjang masa itu, dilaporkan wafat karena serangan jantung.
Pada awal bulan ini, ia telah menjalani operasi otak. Pelatih klub Gimnasia itu telah dirawat di rumah sakit sejak awal November, beberapa hari setelah merayakan ulang tahunnya.
Ia dilarikan ke rumah sakit karena mengeluh mudah lelah.
Baca Juga: Kini Warga Binaan di Rutan Kebonwaru Bandung Bisa Sekolah
Tes yang dilakukan di Klinik La Plata mengungkapkan, terdapat gumpalan darah pada otak Diego Maradona, yang kemudian membuat ia harus menjalani operasi.
Diego Maradona kemudian keluar dari rumah sakit untuk menjalani perawatan di rumahnya di wilayah dekat Tigre, bagian utara Buenos Aires.
Namun pada Rabu 25 November 2020 pagi waktu setempat, Diego Maradona menderita serangan jantung, dan segera dilarikan ke rumahnya tidak mampu mencegah sang legenda berpulang meski telah memberikan tindakan maksimal.***