DESKJABAR – Diantara sebagian umat Islam, sering melakukan kebiasaan atau tradisi maaf-maafan menjelan bulan Ramadhan. Pada masa kininian, biasanya ucapan maaf-maafan saling kirim melalui Whatsapp maupun datang ke rumah kerabat dsb.
Lalu apakah tradisi maaf-maafan menjelang Ramadhan diperbolehkan ? Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan.
Soal tradisi maaf-maafan menjelang Ramadhan tersebut, sebagian menjadi perdebatan apakah diperbolehkan atau tidak.
Banyak tradisi menjelang Ramadhan
Soal tradisi menjelang Ramadhan, khususnya di Indonesia, bukan hanya maaf-maafan, ada juga yang mandi junub, berziarah ke kuburan orang tua atau keluarga, dsb. Apakah itu merupakan ibadah menjelang Ramadhan atau bukan ?
Pada suatu kesempatan, Ustadz Khalid Basalamah memperoleh pertanyaan hadirin, soal apakah tradisi maaf-maafan menjelang Ramadhan diperbolehkan atau tidak.
“Dalam sunnah Nabi SAW tidak pernah ada. Jadi, menjelang Ramadhan tidak ada ibadah khusus,” terang Ustadz Khalid Basalamah.
Baca Juga: Menjelang Ramadhan 2023, Masakan Rantang, Nostalgia di Bandung dan Sumedang, Apakah Kini Masih Ada ?
Menurut Ustadz Khalid Basalamah, yang ada adalah Nabi SAW banyak berpuasa ketika bulan Sya’ban. “Itu saja, kemurnian mengikuti Sunnah Nabi itu penting sekali,” kata Ustadz Khalid Basalamah.
Kemudian dijelaskan oleh Ustadz Khalid Basalamah, “Adanya tradisi khusus minta maaf atau maaf-maafan, baik menjelang Ramadhan maupun Idul Fitri itu sebenarnya tidak ada, termasuk maaf lahir bathin”.
Inilah yang dilakukan para sahabat Nabi
Yang ada, katanya, para sahabat Nabi saling mengucapkan “Taqabbalallahu Minna Wa Minkum”, artinya, Semoga Allah Swt menerima dari kami dan kalian.
Tetapi, kata Ustadz Khalid Basalamah, tradisi maaf-maafan merupakan sesuatu yang tidak disalahkan. Tetapi jika mengikuti Sunnah Nabi SAW, tidak ada ibadah tersebut.
Keterangan Ustadz Khalid Basalamah itu muncul pada YouTube AHLI SUNNAH,” Tradisi Maaf-Maafan Menjelang Ramadhan- Ustadz Khalid Basalamah,” diunggah 10 Mei 2018.
Baca Juga: RAMADHAN 2023, Kenali Tanda-Tanda Penderita Diabetes Terpaksa harus Membatalkan Puasa
Yang jelas, suasana menjelang Ramadhan banyak disambut sukacita oleh umat Islam sedunia. Selain karena bulan penuh rahmat pada ibadah puasa, juga ada nuansa yang dirindukan umat Islam selama bulan Ramadhan.
Baik siang dan malam, banyak orang menambah ibadah, misalnya sholat sunnah tarawih, mengaji, dsb. Apalagi ada malam Lailatul Qodar yang sudah dijelaskan dalam agama Islam.
Ada pun tradisi selama bulan Ramadhan pada berbagai bangsa di dunia umumnya berbeda-beda, misalnya makanan berbuka, sahur. Sebab, itu berdasarkan ketersediaan jenis makanan bangsa-bangsa yang ada pada setiap negara. ***