DESKJABAR – Program Kartu Prakerja merupakan program pengembangan kompetensi kerja dan kewirausahaan, berupa bantuan biaya yang ditujukan untuk pencari kerja.atau pekerja yang membutuhkan peningkatan kompetensi, termasuk para pelaku usaha mikro dan kecil.
Pada tahun 2020 program kartu prakerja, sejak 11 April 2020, telah membuka 45 gelombang, dengan total penerima manfaat 14,9 juta orang.
Sementara ditahun 2022, program kartu prakerja, telah dibuka 22 gelombang, dengan total penenrima 3,46 juta orang atau 47 persen.
Dana yang telah digelontorkan pemerintah melalui program Kartu Prakerja, di awal tahun 2022, sebesar Rp 11 triliun dengan skema semi bansos, dan sudah tersalurkan pada gelombang 23 hingga 44.
Dan pemerintah menggelontorkan lagi dana tambahan sebesar Rp 2 triliun, untuk program kartu prakerja dan sudah tersalurkan pada gelombang 45.
Kemudian pemerintah memberikan dana tambahan lagi sebesar Rp 5 triliun disisa tahun 2022, dan sudah tersalurkan di gelombang 46 dan 47.
Baca Juga: PENYEBAB GEMPA CIANJUR Menurut Peneliti BRIN Bukan dari Sesar Cimandiri, Pakar Gempa Dibuat Bingung
Masing-masing gelombang, penerima manfaat program Kartu Prakerja sebanyak 1,4 juta orang.
Menurut Denni Puspa Purbasari, Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja mengatakan, sebanyak 69 persen peserta Kartu Prakerja menggunakan insentif untuk modal usaha.
Diketahui sampai saat ini peserta program Kartu Prakerja telah mencapai 13,4 juta orang di seluruh Kabupaten/kota di Indonesia.
Mulai dari Kabupaten Merauke sebanyak 16.908 orang, Sabang sebanyak 1.653 orang, hingga kepulauan Talaud sebanyak 2.924 orang
Pada umumnya, mereka menggunakan insentif itu untuk modal usaha, diantaranya: membeli gerobak, panci, alat masak, mesin jahit, bibit ikan lele, bibit ayam dan lain sebagainya.
Menurut Denni, program Kartu Prakerja berdampak positif dan efektif, serta pelatihan maupun bansos yang diberikan dari program tersebut sama-sama bermanfaat.
Hasil evaluasi manajemen Kartu Prakerja pada tahun 2021, untuk deteksi dini yang diisi oleh 5,1 juta responden dari sebanyak 5,9 juta peserta Kartu Prakerja tahun lalu.
Hasil survei ditemukan sebanyak 89 persen peserta Kartu Prakerja menggunakan insentifnya untuk membeli bahan pangan.
“Program Kartu Prakerja semi bansos ini sangat efektif, dampaknya langsung dirasakan masyarakat. Saat itu, masyarakat susah, tidak bekerja, atau berhenti bekerja, terpaksa berhenti, namun tetap butuh untuk melanjutkan hidupnya”, ujar Denni.
Kemudian program pelatihan prakerja diakui masyarakat, 98 persen responden mengaku program skillig mengajarkan keterampilan baru.
Sebanyak 94 responden mengaku program reskilling memberikan keterampilan terkini dan 93 persen responden mengaku program upskilling meningkatkan efisiensi kerja.
Program Kartu Prakerja akan dilanjutkan di tahun 2023, dengan menggunakan skema normal, dengan tujuan:
- Fokus pada peningkatan skill penerima, bukan semi bansos.
- Bantuan biaya pelatihan lebih besar dari insentif
- Standar pelatihan ditingkatkan
Baca Juga: Indonesia, Tanah Surga di Garis Katulistiwa yang Memiliki 1.001 Pesona
- Variasi bentuk pelatihan bertambah ( daring, luring, bauran)
Perbandingan Program Kartu Prakerja menggunakan skema semi bansos dan skema normal
Skema semi Banos
- Saldo pelatihan Rp 1 Juta
- Nilai insentif Rp 2,2 juta, diberikan empat kali sebesar Rp 600.000
- Nilai insentif survey, Total Rp 150.000, diberikan 3 kali sebesar Rp 50.000
Skema Normal
- Saldo pelatihan Rp 3,5 Juta
- Nilai insentif Rp 600.000 diberikan satu kali
- Nimal insentif survey Rp 100.000 diberikan satu kali
Dengan kenaikan dana saldo pelatihan, anda yang berhasil lolos seleksi, dapat memanfaatkan saldonya untuk lebih banyak beli pelatihan.
Segera siap-siap gelombang 48 sebentar lagi akan segera dibuka, patau terus informasinya di Instagram@prakerja.go.id.***