Teks Ceramah Jumat Singkat dengan Tema Berebut Kekuasaan, Gambaran Jelang PEMILUKADA 2024

17 November 2022, 07:33 WIB
Tentu ceramah Jumat ini bisa menjadi sebuah nasehat untuk mereka yang hanya berebut kekuasaan. /Pexels/Pixabay/

DESKJABAR - Berikut ini adalah teks ceramah Jumat dengan tema yang cocok jelang pemilukada 2024.

Meskipun pemilukada 2024 masih lama, namun calon-calon yang akan terlibat sudah mendeklarasikan diri.

Tentu ceramah Jumat ini bisa menjadi sebuah nasehat untuk mereka yang hanya berebut kekuasaan.

Baca Juga: Kasus Korupsi Jalan Keboncau Sumedang di Pengadilan Tipikor Bandung Kemarin, Saksi Mengaku Sempat Diancam

Dilansir DeskJabar.com dari laman seruanmasjid.com, inilah teks ceramah Jumat dengan tema 'Berebut Kekuasaan, Abaikan Amanah'.

Khutbah Jumat Pertama

إنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ,أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا محَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

Alhamdulillah, segala puji hanya untuk Allah semata atas segala nikmat serta karunia-Nya, terutama nikmat iman dan nikmat islam.

Bertakwa terhadap Allah Swt adalah sebuah pesan yang selalu diulang-ulang supaya selalu ingat.

Artinya, jangan melanggar aturan Allah yang telah ditentukan lewat Rasul-Nya kapan pun dan dimanapun kita berada.

Mengalahkan hawa nafsu kita yang terus berusaha lari dan menjauh dari ketaatan kepada Allah.

Baca Juga: Jadwal Semifinal Bola Voli Porprov Jabar 2022 Hari ini, Melibatkan Bandung, Ciamis, Subang dan Bekasi

Hadirin jamaah jumat yang dimuliakan Allah Swt,

Bila tidak terikat oleh aturan Allah Swt, manusia bisa saja menuhankan hawa nafsunya. Menghalalkan segala cara untuk memenuhi keinginannya.

Seolah tidak ada yang namanya hari pembalasan, tidak ada akan dihisab setelah mati dan meninggalkan dunia ini.

Inilah yang kita saksikan saat ini. Fitnah kekuasaan terpampang begitu nyata. Demokrasi yang mencampakkan aturan hukum islam yang agung menjadi ajang perebutan kekuasaan.

Banyak orang berlomba-lomba meraih dan mempertahankan kekuasaan.

Segala cara upaya dilakukan. Tidak peduli halal atau haram. Amanah ditinggalkan.

Baca Juga: Ajak Bestie yuk, Cicipi 5 Wisata kuliner Bandung, Dijamin Terenak dan Legendaris, Laris Sampai Rela Antri Lho

Padahal Allah Swt berfirman:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا اْلأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا وَإِذَا حَكَمْتُمْ بَيْنَ النَّاسِ أَنْ تَحْكُمُوا بِالْعَدْلِ

Sungguh, Allah Swt menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerima amanat, dan bila kamu menetapkan hukum diantara manusia banyak hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sesungguhnya, Allah Swt itu sebaik-baiknya yang memberikan pengajaran kepada kamu.

Sesungguhnya, Allah itu Maha Mendengar, Maha Melihat,"QR. An-Nisa ayat 58.

Amanat adalah penetapan beban atas penerima titah islam yang wajib dilaksanakan dengan tulus ikhlas, dengan cara melaksanakan seluruh perintah Allah dan meninggalkan seluruh larangan Allah.

Jika dia melaksanakan taklif atau tuntutan tersebut, maka dia akan mendapatkan ganjaran di sisi Allah. Tapi sebaliknya, jika dia melanggar taklif tersebut maka dia akan mendapat siksa,”Tafsîr Ibnu Katsîr.

Baca Juga: Ide Sarapan Pagi, Ini Resep dan Cara Membuat Roti Panggang Simpel dan Cepat, Cuma Butuh 10 Menit!

Terkait dengan amanah kekuasaan, Imam ath-Thabari, dalam Tafsîr ath-Thabarî, menukil perkataan Ali bin Abi Thalib, 'kewajiban penguasa adalah berhukum dengan hukum yang telah Allah turunkan dan menunaikan amanah tersebut'.

Sikap amanah seorang penguasa terlihat dalam tata caranya dalam mengurusi masyarakat berdasarkan aturan-aturan Allah.

Dia juga berusaha dengan sekuat tenaga untuk menghiasi dirinya dengan budi pekerti akhlak yang luhur dan sifat-sifat kepemimpinan.

Penguasa yang amanah tidak akan berani membiarkan berlakunya sistem atau aturan kufur, seperti sistem demokrasi yang bertentangan dengan aturan serta ajaran Islam.

Pemimpin pun tidak akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang tidak berpihak kepada Islam dan kaum Muslim.

Baca Juga: KODE REDEEM FF, Inilah 8 Senjata Mengalami Buff dan Nerf di Free Fire, Gambaran Karakteristik

Hadirin jamaah jumat yang dimuliakan Allah Swt,

Ketahuilah, kekuasaan bisa menjadi penyesalan bagi orang-orang yang tidak mampu melaksanakan amanah tersebut.

Jauh-jauh hari Nabi Saw telah memperingatkan umatnya agar hati-hati terhadap akibatnya:

إِنَّكُمْ سَتَحْرِصُونَ عَلَى الإِمَارَةِ وَسَتَصِيرُ نَدَامَةً وَحَسْرَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Sesungguhnya kalian akan berhasrat kepada sebuah kekuasaan, sementara kekuasaan itu sendiri dapat menjadi sebuah penyesalan dan kerugian di Hari Kiamat kelak,"Hadits riwayat Bukhari, An-Nasa'i, dan Ahmad.

Karena itu Rasulullah Saw memberikan contoh, beliau tidak memberikan jabatan kepada orang yang meminta jabatan tersebut.

Baca Juga: Cara Download Video Youtube ke Mp3, Jadi Audio Gratis Tanpa Aplikasi ke Galeri HP ytmp3, Ini Cara ssyoutube

Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda yang artinya:

"Demi Allah yang Maha Kuasa, sesungguhnya kami, tak akan pernah memberikan jabatan ini terhadap seorang pun yang memohon jabatan itu serta dan yang berhasrat kepada jabatan tersebut,"Hadits riwayat Muslim.

Dalam riwayat lain disebutkan:

لاَ نَسْتَعْمِلُ عَلَى عَمَلِنَا مَنْ أَرَادَهُ

"Sama sekali kami tak akan memberikan jabatan kepada orang yang menginginkannya,"HR. Bukhari dan Muslim.

Abu Bakar Ath-Thurthusi dalam kitab Sirâj al-Mulk menjelaskan, rahasia di balik semua ini adalah bahwa kekuasaan jabatan adalah amanah.

Berambisi terhadap amanah merupakan salah satu bukti dari sikap khianat.

Jika orang yang khianat diberi amanah, maka hal ini seperti meminta serigala untuk menggembalakan kambing.

Baca Juga: PIALA DUNIA 2022 Qatar, Ronaldo Disambut Dingin di Tim Portugal, Dia Bukan Lagi Bintang yang Jadi Tumpuan

Hadirin jamaah jumat yang dimuliakan Allah Swt,

Ingatlah, penguasa khianat diancam oleh Rasulullah, antara lain melalui sabda yang artinya:

"Tak ada manusia yang Allah yang Maha Kuasa beri wewenang untuk menjadi wakil rakyat lantas pejabat itu mati, sementara dia saat mati dalam keadaan sedang menipu rakyatnya, maka Allah mengharamkan bagi penguasa itu untuk masuk surga,”Hadits riwayat Bukhari.

Hadits ini adalah ancaman bagi siapa saja yang diserahi Allah untuk mengurus urusan kaum Muslim, baik urusan agama maupun dunia, lantas dia berkhianat.

Jika seorang hamba berkhianat terhadap suatu amanah yang telah diserahkan kepada dirinya maka dia telah terjatuh pada dosa besar serta bakal dijauhkan dari surga.

Bahkan, Nabi Saw pun sempat mendoakan keburukan terhadap para penguasa yang berkhianat atau pemimpin yang tak amanah, yang menyusahkan rakyatnya:

"Ya Allah, siapa saja orang yang mewujudkan urusan umatku, lalu orang itu menyengsarakan rakyatnya, maka susahkan pula orang tersebut. Dan siapa saja orangnya yang mengerjakan urusan umat ini, kemudian orang itu mencintai rakyatnya, maka Allah akan menyayangi orang itu,"Hadits riwayat Muslim.

Baca Juga: POLRES BOGOR: Gara-Gara Terlilit Utang, US Nekat Berpura-pura Jadi Mayat Hidup Lagi

Khutbah kedua

Hadirin jamaah jumat yang dimuliakan Allah Swt,

Ketahuilah, sejak Nabi Saw diutus, tak ada sistem yang mampu melahirkan para penguasa yang amanah, kecuali dalam sistem Islam.

Kita mengenal Khulafaur Rasyidin yang terkenal dalam hal keadilan dan sikap amanah mereka (Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali).

Mereka juga termasyhur sebagai pemimpin yang mempunyai akhlak yang luhur dan lembut terhadap rakyatnya.

Mengapa Khulafaur Rasyidin bisa begitu?

Karena Khulafaur Rasyidin taat sepenuhnya terhadap Allah dan Rasul-Nya dan mengemban amanah dengan baik.

Mereka berkuasa demi mengabdi kepada Allah semata. Bukan demi jabatan, kekuasaan, dan kekayaan.

Semoga umat islam segera bertemu dengan sosok pemimpin umat, pengemban amanat Allah dan Rasul-Nya yang melaksanakan aturan syariah islam secara menyeluruh.

Demikian teks khutbah jumat singkat dengan tema 'Berebut Kekuasaan, Gambaran Jelang Pemilu 2024'.***

 

 

 

 

Editor: Zair Mahesa

Tags

Terkini

Terpopuler