DESKJABAR - Tokoh PKI DN Aidit ditembak Kolonel (Inf) TNI, Jasir Hadibroto pada 23 November 1965 di belakang Markas Batalyon Infanteri 444 menggunakan senjata komunis.
Diketahui, setelah gagal melakukan kudeta berdarah tokoh PKI DN Aidit pergi ke Yogyakarta.
Dari Yogyakarta tokoh PKI ini berencana akan pergi ke bagian Barat kota Solo, yakni Kampung Sambeng.
Baca Juga: DKM Mesjid Agung Kota Tasikmalaya Bagikan 18 Ton Lebih Beras Kepada Kaum Dhuafa
Namun, Kolonel (Inf) TNI Jasir Hadibroto mengerahkan pasukannya dan menuju Kampung Sambeng untuk menangkap sang tokoh PKI tersebut.
Lalu Aidit dibawa oleh Jasir, rencananya akan dihadapkan langsung ke Jakarta, tapi kemudian Jip yang membawa DN Aidit dibelokan ke Markas Batalyon Infanteri 444.
Nah, di belakang Markas Batalyon Infanteri 444 terdapat sumur tua, di tempat inilah tokoh PKI ini ditembak oleh Kolonel (Inf) Jasir Hadibroto menggunakan senjata buatan negara komunis Rusia.
Lalu senjata jenis apa yang digunakan untuk mengeksekusi tokoh PKI itu?
Dilansir DeskJabar.com dari kanal YouTube Intel Melayu berjudul 'Aidit Diberondong 30 Butir Peluru' tayang pada 20 Juli 2022 disebutkan:
"Kolonel (Inf) TNI Jasir Hadibroto, yang memimpin eksekusi mati sang tokoh PKI Difa Nusantara Aidit, mengatakan bahwa Aidit dieksekusi menggunakan senjata AK-47."
AK-47 adalah senapan serbu buatan negara komunis Uni Soviet atau sekarang Rusia.
Jasir Hadibroto mengungkapkan, bahwa DN Aidit ditembak menggunakan senjata AK-47, senapan buatan negara komunis Rusia.
AK-47 adalah kepanjangan dari Automat Kalshnikova 1947, tahun dimana senjata itu diproduksi pertama kali.
Diketahui, senjata AK-47 merupakan senapan serbu yang dirancang oleh Mikhail Kalashnikov, diproduksi oleh pembuat senjata Rusia IZhMASh.
AK-47 adalah senjata yang digunakan oleh banyak negara Blok Timur semasa Perang Dingin.
Itulah senjata AK-47 yang menimbangkan sang tokoh PKI DN Aidit.***