Hati- Hati Duduk Berdampingan Pengemudi, Ini Kejadiannya, Cerita Naik Elf Majalaya-Kebon Kalapa Bandung

6 Agustus 2022, 06:10 WIB
Naik Elf Majalaya-Kebon Kalapa banyak Cerita, pengemudi dituntut konsentrasi di kemudi/Budi S Ombik/Deskjabar.com /

DESKJABAR - Cerita naik Elf Majalaya-Kebon Kalapa Bandung seperti yang diungkapkan sebelumnya banyak hal unik.

Baik penumpang Elf Majalaya-Kebon Kalapa Bandung atau supir yang membawa kendaraan Elf.

Cerita naik Elf Majalaya-Kebon Kalapa Bandung kali ini lain dari yang lain.

Tapi sebelumnya jangan berpikiran kotor atau berprasangka buruk, karena ini adalah kisah yang dikisahkan melalui tulisan atau cerita.

Baca Juga: TEGAS! Kapolri Resmi Copot Irjen Pol Ferdy Sambo, Kelanjutan Karirnya Diputuskan, Rilis Resmi Mabes Polri

Terlepas percaya atau tidak ini adalah sebuah fakta yang dialamai saat naik jasa angkutan umum.

Cerita ini dikisahkan seorang supir Elf Majalaya-Kebon Kalapa yang namanya diminta untuk disamarkan.

Begitupun seorang penumpang yang tak jauh beda dengan permintaan supir Elf.

Seperti biasa Elf Majalaya-Kebon Kalapa ngetem di kawasan MT Majalaya untuk menuju ke Kebon Kalapa.

Baca Juga: Doa Niat Mandi Besar bagi Laki-laki Muslim, Begini Tata Cara Melakukannya

Satu, dua penumpang mulai mengisi dan duduk di bangku jok yang masih kosong.

Jelang keberangkatan ke teman ke-2 di Alun Alun Ciparay jok Elf masih kosong. Namun saat melintas di daerah Ciwalengke ada beberapa penumpang yang naik.

Sehingga jok yang tadinya kosong sudah mulai terisi tinggal beberapa tempat yang masih kosong.

Setiba di Alun Alun Ciparay jok mulai terisi penuh, Elf pun bersiap berangkat. Sesaat supir berniat berangkat seorang penumpang lari mengejarnya.

"Mang..mang aya penumpang hiji deui yeuh (mang..mang tunggu, ada penumpang satu lagi ni)," teriak calo.

Baca Juga: NYATAKAN SAYANG Kepada Si Dia, Inilah 4 Tempat Wisata Romantis Bergaya Luar Negeri di Sekitaran Bandung

Karena jok di belakang kemudi sudah penuh supir menawarkan ke penumpang yang mengejar tadi posisi duduk di depan.

"Wios bu calik di payun didempet tilu. Da dipengker tos pinuh (mau duduk di depan posisi bertiga, jok belakang sudah)," kata Madun supir Elf yang tidak mau disebut namanya.

Si penumpang itu pun akhirnya mengalah dan harus menerima tawaran supir tadi.

Beruntung dia (penumpang tadi sebut saja Bunda, bukan nama sebenarnya) mengenakan celana jeans.

Baca Juga: Pesta Rakyat di Karawang Padukan Kegiatan UMKM dan Konser Musik, Akan Hadir Dewa 19 Feat Virzha

"Ari ibu kedah calik dimana, maenya kudu nyangegang mah (saya harus duduk dimana, masa perempuan harus duduk merangkak)," kata Bunda.

Dua orang penumpang yang lebih dulu berada duduk di jok paling depan pun mempersilahkan memilih posisi duduk ke Bunda.

"Mangga bu, bade didempet atawa nyangegang kana perseneling (silahkan pilih mau dihimpit atau posisi kaki melangkahi perseneling)," ucap dua orang penumpang tadi.

Bunda akhirnya memilih duduk dekat dengan supir ketimbang dihimpit kiri kanan dua pria. Pikirnya ia (Bunda) karena pakai celana panjang.

Baca Juga: Singapura dan Brunei Darussalam Jadi Lumbung Gol di Piala AFF U 16 2022, Segini Jumlah Gol Yang Bersarang

Singkat cerita Madun duduk di belakang kemudi dengan posisi agak miring karena memberi keleluasaan Bunda untuk duduk lebih nyaman.

Posisi duduk Madun setengah menyandar ke tiang pintu atau miring.

Konsentrasi Madun terpokus ke depan mengawasi ruas jalan yang akan dilalui, begitupun kaki dan tangan Madun memainkan perseneling untuk oper gigi.

Tidak ada hal yang aneh saat itu namun ketika tiba tiba Madun hendak mengoper gigi perseneling, tangan kirinya salah megang.

Baca Juga: Bacaan Niat Puasa Tasua dan Asyura 2022 Tanggal Berapa? Apa Keutamaan Puasa Muharram? Berapa Besar Pahala?

"Eh si emang mah cunihin kadon pingping abdi diragap," kata Bunda sambil menepiskan tangan Madun.

Karuan Madun kaget dan terperanjat karena tangan kirinya spontan salah pegang.

"Aduh bu punten teu dihaja abdi ngoper ngadadak itu di payun aya angkot ngahalangan panangan reflex (aduh bu maaf tidak di sengaja itu di depan ada angkot menghalangi otomastos tangan langsung pegang perseneling)," kata Madun.

Madun memberi alasan karena memang pada saat saat tertentu ketika mendadak dengan sendirinya tangan kadang meleset pegang perseneling untuk oper posisi gigi.

Baca Juga: Orang Lakukan Puasa Muharram Akan Tergantung Pada Niatnya

Cerita itu dikisahkan kembali Madun sehingga tangkai perseneling yang sedianya pendek kini dirubah menjadi tinggi.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Terpopuler