Penetapan Puasa Arafah, Mana yang Benar, Ikut Pemerintah atau Wukuf? Penjelasan Ustadz Syafiq Riza Basalamah

5 Juli 2022, 14:00 WIB
YouTube share sunnah /YouTube share sunnah

DESKJABAR – Puasa Arafah merupakan puasa sunnah yang dianjurkan bagi umat Islam.

Biasanya, puasa Arafah dilakukan di hari kesembilan bulan Dzulhijah.

Puasa Arafah ini hukumnya sunnah, tetapi dianjurkan sebagaimana dalam Riwayat Nabi Muhammad SAW berikut ini:

Dari Abu Qatadah Al-Anshariy (ia berkata),” Sesungguhnya Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam pernah di tanya tentang (keutamaan) puasa pada hari Arafah?” Maka dia menjawab, “Menghapuskan (kesalahan) tahun yang lalu dan yang sesudahnya.” (HR. Muslim no.1162 dalam hadits yang panjang).

Baca Juga: 7 Arti Mimpi Melahirkan Anak Laki-Laki, No 5 Mengejutkan!

Ibadah puasa Arafah juga memiliki berbagai keutamaan yang istimewa lainnya. Salah satunya, orang yang melaksanakan puasa Arafah, maka derajatnya akan dinaikkan oleh Allah SWT.

Ibadah puasa Arafah dianjurkan bagi umat Muslim yang tidak melaksanakan ibadah haji.

Sedangkan, bagi yang melaksanakan wukuf di Arafah, tidak dianjurkan untuk berpuasa.

Seperti diketahui, wukuf merupakan kegiatan berkumpulnya semua jamaah haji di padang Arafah pada tanggal 9 Dzulhijah.

Baca Juga: 9 Gejala Kolesterol Tinggi yang Harus Diketahui dan Diwaspadai, Simak Selengkapnya!

Namun, masih banyak orang yang kebingungan terkait penetapan puasa Arafah.

Apakah kita mengikuti penetapan puasa Arafah yang ditentukan pemerintah atau mengikuti wukuf di Arab Saudi?

Ustadz Syafiq Riza Basalaamah kemudian menjelaskan terkait penetapan pelaksanaan puasa Arafah di Indonesia.

Dilansir DeskJabar.com dari kanal YouTube share sunnah ‘puasa arafah ikut Saudi atau Indonesia?’ yang diunggah pada 29 Juni 2022, begini keterangannya:

Baca Juga: Kenali 7 Bau tak Sedap di Sekitar Anda, Bisa Saja Pertanda Kehadiran Makhluk Halus

Ustadz Syafiq Riza Basalamah menerangkan, penentuan puasa Arafah sama halnya dengan penetapan awal Ramadhan.

Sebab, keduanya sama-sama melihat hilal.

Kenapa harus melihat hilal?

Sebab, setiap negeri memiliki hilal masing-masing.

“Dulu sebelum ada handphone, berapa hari orang kalau mau kirim surat dari Mekkah ke Indonesia untuk ngasih tau kita kalau 1 Dzulhijah tanggal sekian. Jadi, ini menunjukkan, ibadah kita mengikuti hilal tadi,” ujar Ustadz Syafiq Riza Basalamah.

Baca Juga: Kenali 7 Bau tak Sedap di Sekitar Anda, Bisa Saja Pertanda Kehadiran Makhluk Halus

Maka, kita melaksanakan puasa Arafah sesuai dengan hilal (pemerintah), bukan mengikuti wukufnya.

“Jadi, insya Allah, kalau arafahnya di sana (di Arab Saudi) lebih dahulu. Misalnya disana (di Arab Saudi) tanggal 9, di sini (Indonesia) tanggal 8. Maka, kita puasa saja di tanggal 8, ngga masalah. Besoknya tanggal 9, kita puasa lagi karena memang dianjurkan untuk puasa selama 9 hari,” ucap Ustadz Syafiq Riza Basalamah.

Demikian penjelasan Ustadz Syafiq Riza Basalamah mengenai penetapan puasa Arafah.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: YouTube share sunnah

Tags

Terkini

Terpopuler