Kualitas Udara di Jakarta Kurang Menguntungkan Bagi Kesehatan, Akibat Pencemaran Udara Maksimum

17 Juni 2022, 16:38 WIB
Kabut akibat kualitas udara yang tidak sehat menyelimuti gedung-gedung pencakar langit diamati dari kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, Jumat, pukul 07.48 WIB (17/6/2022). / ANTARA/Dewa Ketut Sudiarta Wiguna/aa./


DESKJABAR – Kualitas udara di Jakarta, berdasarkan AQI atau indeks kualitas udara Jakarta berada pada angka 156 alias tidak sehat. Polutan utama yang ada di Jakarta saat ini ialah PM2.5

Data kualitas udara di Jakarta ini dikumpulkan IQAir dari 16 kontributor, mulai stasiun pemerintah, yakni Kementerian LHK, BMKG, dan Kedubes AS.

Bahkan Pemprov DKI Jakarta juga menampilkan indeks standar pencemaran udara maksimum dalam situs JAKI. Sehingga kualitas udara di Jakarta menurut situs ini ditampilkan berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta.

Baca Juga: MAU DAPAT Akun FF Sultan Gratis, Cobain Lewat Pencarian Google, Tapi Inilah Hal-Hal yang Harus Diwaspadai

Seperti dilansir DeskJabar.com dari laman antaranews.com, lembaga data kualitas udara, IQ Air kembali menempatkan kualitas udara Jakarta pada posisi pertama di dunia sebagai kota dengan kualitas udara terburuk, pada Jumat pagi.

Lembaga data kualitas udara, IQ Air melalui laman resmi di Jakarta, mencatat kualitas udara di Jakarta hingga pukul 07.50 WIB mencapai indeks 160.

Adapun indeks kualitas udara berdasarkan standar Amerika Serikat (AQ US) menggolongkan indeks 151 hingga 200 merupakan kategori udara yang tidak sehat.

Konsentrasi "particulate matter" (PM) 2.5 mencapai 14,6 kali lipat di atas standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Baca Juga: PENGABDI SETAN 2: The Communion, Menakutkan, Lokasi Syuting Tak Berpenghuni 15 Tahun, Berikut Jadwal Tayang

PM 2.5 merupakan polutan pencemar udara yang paling kecil dan berbahaya bagi kesehatan tubuh.

IQ Air menyarankan masyarakat untuk menggunakan masker, menghidupkan pemurni udara, menutup jendela dan menghindari aktivitas di luar rumah.

Sebelumnya, pada Rabu (15/6) kualitas udara Jakarta juga menduduki posisi pertama di dunia dengan indeks kualitas udara tidak sehat mencapai 188 pada pukul 11.00 WIB.

Sementara itu, pemandangan kabut menyelimuti gedung-gedung pencakar langit di Jakarta pada Jumat pagi mengindikasikan kualitas udara yang buruk di tengah cuaca Ibu Kota yang berawan.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan volume kendaraan yang meningkat dinilai memicu kualitas udara Ibu Kota menjadi buruk.

Baca Juga: 5 Fakta Unik dan Misteri Pantai Pelabuhan Ratu, Sukabumi: Tempat Wisata Eksotis Beraura Mistis

"Memang Jakarta ini cukup padat. Kendaraan kembali normal, ada peningkatan polusi," kata Riza, Kamis (16/6).

Sedangkan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI mencatat pada Rabu (15/6) suhu udara yang rendah dan tingkat kelembaban yang tinggi membuat akumulasi polutan sehingga mendorong polusi udara di Ibu Kota.

"Akibatnya polutan pencemar udara terakumulasi di lapisan troposfer," kata Humas DLH DKI Yogi Ikhwan.

Adapun berdasarkan perkiraan BMKG pada Jumat ini suhu udara di DKI Jakarta berada pada kisaran minimum 25 hingga maksimum 32 derajat celcius.

Untuk tingkat kelembaban udara diperkirakan berada pada rentang minimum 75 hingga 100 persen.***

 

Editor: Dendi Sundayana

Tags

Terkini

Terpopuler