Asal Usul Shalat Ghaib yang Dilakukan Nabi Muhammad SAW

7 Juni 2022, 11:15 WIB
Ustadz Khalid Basalamah – benarkah shalat ghaib sering dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW? /

DESKJABAR – Di Indonesia shalat ghaib tidak begitu popular dari pada shalat sunnah lainnya, seperti dhuha dan tahajud. 

Namun meskipun tidak begitu popular, shalat ghaib ini masih sering dilakukan oleh banyak kalangan muslim. 

Lalu benarkah shalat ghaib sering dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW? Pertanyaan tersebut bisa dijawab melalui ceramah Ustadz Khalid Basalamah, melalui kanal youtube Tanya Jawab Islam. 

Dalam video yang diunggah dengan judul “Salah Kaprah Shalat Ghaib Dr. Khalid Basalamah MA.”, Ustad Khalid menjelaskan bagaimana anjuran Nabi Muhammad SAW melakukan shalat ghaib. 

Baca Juga: Tata Cara dan Syarat Shalat Ghaib Menurut Imam Syafi’I, Umat Islam Sebaiknya Tahu

Lalu Ustad Khalid berangkat dari kisah seorang perempuan yang berprofesi menyapu masjid. 

Dikisahkan suatu hari Nabi Muhammad SAW pergi ke masjid dan tidak menemui penyapu masjid tersebut. 

Maka Nabi Muhammad bertanya pada salah seorang penjaga masjid tentang keberadaan penyapu masjid tersebut. Penjaga masjid tersebut menjawab bahwa sang perempuan telah meninggal dunia. Mendengar itu Nabi Muhammad SAW bersedih. 

“Nabi Muhammad SAW bertanya pada penjaga masjid, ‘mengapa aku tidak diberi kabar atas meninggalnya penyapu masjid itu?’” Sambung Ustad. 

Baca Juga: HUKUM Menggunakan Mukena Yang Benar Dan Shalat Menggunakan Mukena Dengan Corak Dan Motif atau Berwarna-Warni

Setelah ditunjukkan kuburan penyapu masjid tersebut, Nabi Muhammad SAW melakukan shalat jenazah di atas (dekat) kuburannya. 

Lalu Ustad Khalid Basalamah menegaskan lagi, bahwa Nabi Muhammad SAW hanya sekali dalam seumur hidupnya melakukan shalat ghaib. 

Shalat ghaib yang satu dan terakhir kalinya itu adalah ketika mendengar Raja Najasi meninggal dunia. 

Raja Najasi merupakan seorang raja yang memeluk islam karena syiar yang dilakukan Nabi Muhammad SAW langsung. 

Sayangnya, kata Ustad Khalid, keluarga kerajaan tidak mengetahui bahwa Raja Najasi telah memeluk islam. 

Baca Juga: WAJIB TAHU, Orang yang Dosa Zina Lalu Shalat, Akankah Diterima Allah? Simak Ustadz Khalid Basalamah

“Mendengar itu, Nabi Muhammad SAW langsung melakukan shalat ghaib karena dikhawatirkan tidak ada yang men-shalati jenazah Raja Najasi.”

Terlebih lagi, melakukan shalat ghaib hukumnya adalah fardhu kifayah. Hukum tersebut berarti bahwa jika sebagian orang sudah melakukannya, maka tidak ada kewajiban bagi yang lainnya. 

Ini yang mengundang pertanyaan Ustad Khalid Basalamah mengenai fenomena shalat ghaib di Indonesia. 

“Begitu ada yang meninggal, di masjid ini shalat ghaib, di masjid anu shalat ghaib, dan seterusnya. Padahal di lokasi jenazahnya sudah ada yang men-shalati jenazah.” Lanjut Ustad Khalid.

Dari kisah di atas, Ustad Khalid Basalamah ingin mengajarkan bahwa jika seseorang sempat secara waktu untuk melakukan shalat jenazah, maka lakukanlah. Namun jika seseorang tidak mampu melakukan shalat jenazah, sedangkan mayatnya sudah dishalati, maka hukumnya makruh.***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Youtube Tanya Jawab Islam

Tags

Terkini

Terpopuler