Tanda - tanda Seseorang Akan Meninggal Dunia, Penjelasan Buya Yahya Mengejutkan : Persiapkan Amal Terbaik

13 Mei 2022, 17:47 WIB
Apakah kita bisa mengetahui tanda - tanda bahwa kematian itu sendiri? Bisa terlihatkah dalam jangka 40 hari, 100 hari sebelum ajal itu menjemput? /YouTube Buya Yahya/

DESKJABAR - Kematian adalah sesuatu hal yang sudah pasti akan datang menghampiri mereka - mereka yang bernyawa, mulai dari tumbuhan, hewan termasuk manusia.

Kematian menjadi sesuatu hal yang paling ditakutkan oleh manusia.

Manusia takut ajal atau kematian secepat mungkin menghampiri.

Sementara dirinya belum mempersiapkan bekal apapun untuk menghadapi pasca kematian. 

Jika boleh menawar dan meminta ; 

Baca Juga: Jika Manusia Melihat Cahaya Putih Apakah Itu adalah Malaikat? Buya Yahya Menjelaskan

Baca Juga: CARA Mudah Menangkal SIHIR atau SANTET, Kata Buya Yahya Cukup Baca Ini Sebelum Tidur

 'Janganlah cabut dulu nyawaku Ya Allah, jangan Engkau utus telebih dahulu malaikat yang Engkau tugaskan untuk mencabut nyawa'.

Keinginan manusia pun juga seolah menginginkan bisa hidup untuk selamanya. 

Namun, hal itu mustahil. Suatu saat kematian akan datang, tidak memandang usia muda ataupun tua. 

Tidak peduli juga ataupun sakit. Yang jelas kematian bisa saja datang secara tiba - tiba. 

Makanya kita harus mempersiapkan bekal untuk menyambut kematian itu sendiri, yaitu dengan memperbanyak melakukan amal sholeh.

Lalu, apakah kita bisa mengetahui tanda - tanda bahwa kematian itu sendiri? 

Bisa terlihatkah dalam jangka 40 hari, 100 hari sebelum ajal itu menjemput?

Kemudian, apakah bisa dilihat dari bentuk fisik, mimik muka atau dari ciri lainnya selain itu? 

Seperti apa dan bagaimana jika seseorang itu akan meninggal dunia atau menemui dengan ajalnya? Apakah memang ada tanda-tanda khusus?

Itulah segelintir pertanyaan dari kebanyakan orang?

Buya Yahya menjelaskan terkait pernyataan tersebut. 

Menurut Buya Yahya tidak baik membicarakan persoalan itu (tanda-tanda kematian) karena dampaknya akan menimbulkan kekhawatiran yang berkepanjangan.

"Berskhusnudonlah kepada Allah, tidak berprasangka buruk agar tidak tidak terjadi rasa was-was. Tidak perlu berprasangka atau menduga-duga kalau seseorang ini akan meninggal dunia atau orang ini ada tanda-tanda kematian," kata Buya Yahya. 

Hal itu dijelaskan Buya Yahya dalam ceramahnya dihadapan para jemaah seperti dikutip dari kanal Al-Bahjah TV, "Jamaah Bertanya tentang Tanda-tanda Kematian - Buya Yahya Menjawab, 3 September 2020.

Menurut Buya Yahya, seseorang yang meninggal dunia itu seharusnya tidak perlu dipersoalkan. 

Sebab kematian tidak mengenal tanda-tanda.

Adapun, orang yang sedang sakit, terlebih mengalami sakit parah atau orang yang sudah tua renta (nenek-nenek dan kakek-kakek), itu tanda atau diidentikan yang paling dekat dengan kematian, atau detik-detik jelang meningal dunia. 

Namun tidak melulu begitu, nyatanya yang sakit bahkan jikapun sakitnya parah pun malah berangsur sembuh. 

Kemudian, yang sudah tua renta pun masih hidup saja.

Bisa jadi, yang sehat yang tanpa ada tanda identik dengan kematian, bisa saja tiba-tiba malaikat maut menjemputnya.

"Jadi yang namanya tanda (kematian) memang tidak harus ada. Bahkan, ada kematian tanpa tanda, misalnya lagi ngobrol asik dan ketawa-tawa, tiba-tiba mendapat kabar sudah meninggal dunia," kata Buya Yahya.

Banyak pengalaman seperti itu, yang lama sakit malah berangsur sembuh dan yang sehat tiba-tiba meningggal dunia. 

"Jadi, janganlah kita berurusan dengan ini (tanda kematian) nanti malah bikin kita was-was. Liat orang mimiknya begini, wah ada tanda-tanda nih kemarin mimik mukanya begini dan begitu, akhirnya jadi was was. Itu jadi kekhawatiran tanpa disadari," jelas Buya Yahya. 

Buya Yahya menambahkan, terkait tanda biasanya diperbincangkan manakala orangnya itu sudah meninggal dunia. 

"Biasnya tanda-tanda itu diceritakan setelah orangnya meninggal. Misalnya, sebelum meninggal saya melihat tanda begini pada orang itu (yang meninggal) ada tanda begini dan seterusnya. Tapi (sebaliknya) ternyata ada tanda (identik dengan kematian misalnya sakit dan rentan usia) tapi engga mati mati," beber Buya. 

Buya Yahya menekankan, tidak perlu berbicara soal tanda kematian karena akan menimbulkan kekhawatiran berkepanjangan. 

Yang perlu diperhatikan dan dipersiapkan adalah, kata Buya Yahya, bagaimana caranya mempersiapkan kematian itu sendiri.

Sudah siapkah bekal kita untuk pulang nanti menghadap Allah SWT? 

"Hendaklah kita menyibukkan diri untuk menghadapi kematian. Kapanpun mati, mari kita siapkan dengan menjauhi kemaksiatan, banyak istigfar, banyak minta ampun kepada Allah dan seterusnya," imbuhnya. 

Kesimpulannya adalah, kata Buya, tidak boleh kita berbicara soal itu (tanda-tanda kematian). Kita tetap harus berkhusnudon, berprasngka baik kepada Allah SWT dan juga kepada manusia.

"Sebab, ada manusia yang suka membaca orang, ini kalau duduk karakternya begini, kalau wajah begini, karakternya begitu. Ini bahaya. Jadi kita melihatnya kedepan, melihat hal hal yang baik," jelasnya.

"Misalnya ada orang baca buku, yang dibaca adalah ngajari prasangka buruk, kalau orang alisnya begini ternyata begini dan begitu. Itu yang harus kita pangkas. Dia orang baik," tegasnya menambahkan sambil menutup pembicaraan.***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: YouTube Al - Bahjah TV

Tags

Terkini

Terpopuler