DESKJABAR - Ramadhan 1443 Hijriyah tersisa sekitar sepekan lagi. Masih ada kesempatan untuk beritikaf dan beribadah di masjid untuk mendapatkan pahala Lailatul Qadr.
Selama malam Lailatul Qadr ini, Muslim yang beritikaf atau berdiam diri di masjid, beribadah dengan cara memperbanyak sholat, dzikir, dan tadarus Al Qur'an.
Dalam salah satu ceramahnya, Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa pada malam Lailatul Qadr, para malaikat turun ke bumi, termasuk malaikat Jibril.
Ustadz Adi Hidayat menyatakan bahwa malaikat Jibril bertugas menyampaikan wahyu kepada Nabi Muhammad SAW.
Setelah Nabi Muhammad SAW wafat, tugas malaikat Jibril tersebut selesai. Akan tetapi, malaikat Jibril setahun sekali tetap turun ke bumi, yaitu di malam Lailatul Qadr
"Karena keagungan Al Qur'an dan keagungan malam Al Qadr ini, malaikat turun ke bumi menyertai hamba-hamba yang beribadah," ujar Ustadz Adi Hidayat.
Menurut Ustadz Adi Hidayat, sampai saking banyaknya malaikat yang turun ke bumi, para ulama tafsir menyebutkan bumi seakan-akan sesak dengan malaikat.
Para ulama tafsir menyebutkan pada hari itu, karena banyaknya malaikat di bumi:
- Suara-suara bising jadi redup.
- Angin berhenti.
- Suasana alam menjadi teduh dan nikmat.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan keistimewaan Lailatul Qadr serta tanda-tanda yang disebutkan oleh para ulama mengenai datangnya malam tersebut dalam video berjudul 'RAHASIA LAILATUL QADR - AKU SUKA 18 RAMADHAN 1441H - Ustadz Adi Hidayat' di kanal Youtube Adi Hidayat Official, tayang pada 11 Mei 2020.
Ustadz Adi Hidayat menyatakan bahwa kata laila menunjukkan waktu malam secara umum.
Akan tetapi, apabila ada huruf ta di bagian akhirnya menjadikan malam itu menjadi khusus, tidak berlaku untuk semua malam dan memiliki keistimewaan.
"Allah ingin memberikan isyarat kepada kita, bahwa turunnya Al Qu'ran ini bukan di malam biasa, tapi di malam yang sangat istimewa," ujar Ustadz Adi hidayat menjelaskan.
Apa keistimewaan tersebut? Ustadz Adi Hidayat menerangkan bahwa keistimewaan tersebut adalah nilai malam tersebut 1000 bulan lebih.
"Bahasa tegasnya lebih baik dari 1000 bulan, lebih dari 1000 bulan, jadi tidak serupa, lebih,” tutur Adi Hidayat.
Ustadz Adi Hidayat pun menyimpulkan bahwa nilai malam istimewa tersebut setidaknya senilai 83 tahun.
"Kalau ada orang yang beramal bersamaan dengan malam itu, Allahu Akbar. Dia shalat misalnya, maka shalatnya senilai dengan 83 tahun tanpa henti," kata Ustadz Adi Hidayat.
Ustadz Adi Hidayat juga menyatakan bahwa walaupun hanya mengaji satu huruf dari Al Qur'an pahala yang bisa didapat sangatlah besar.
Baca Juga: Mudik Lebaran 2022 Sebentar Lagi, Inilah 6 Tips Pulang ke Kampung Halaman Secara Aman dan Nyaman
Pada hari biasa, mengaji satu huruf sama dengan sepuluh. Pada bulan Ramadhan dikali 10 lagi lalu dikalikan 83 tahun.
Ustadz Adi Hidayat kemudian memberikan contoh ibadah terbaik di malam tersebut.
Saat seseorang sedang ada di malam itu dan dia istighfar, taubat dia, kesungguhan istighfarnya menggugurkan dosa-dosanya.
Kemudian dia baru menyebutkan nama Allah, Laillahailallah, senilai 83 tahun. Lalu dia sesuai ajalnya wafat.
"Dosanya kosong, punya amalan Lailahaillallah senilai 83 tahun kurang lebih, betapa indah di penghujung wafatnya khusnul khotimah dalam keadaan yang sangat indah," kata Ustadz Adi Hidayat.
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa terjadinya di satu malam Ramadhan saja, dan malam inilah yang mendapatkan keberkahan dari Al Qur'an.
Adi Hidayat menyatakan bahwa keberkahan tersebut terdapat pada surat Ad Dukhan ayat 3.
"Kalau orang dapat malam itu, itu penuh dengan keberkahan, nilai kebaikan bertambah karena dapat berkah dari Al Qur'an tadi," kata Adi Hidayat menjelaskan keistimewaan malam Lailatul Qadr.
Demikian penjelasan Ustadz Adi Hidayat tentang tanda-tanda dan keistimewaan malam Lailatul Qadr di bulan Ramadhan senilai 1000 bulan lebih.***