Cara Dan Arti Memahami Imsak Berdasarkan Hadits, Imsak Bukan Adzan Subuh, Ustadz Adi Hidayat Menjelaskan

6 April 2022, 14:48 WIB
Tangkapan layar Ustdaz Adi Hidayat yang menerangkan cara dan arti memahami imsak berdasarkan hadits, imsak adalah bukan adzan subuh /YouTube Audio Dakwah/

DESKJABAR – Penafsiran hadits harus benar-benar dilakukan oleh seorang ahli. Ustadz Adi Hidayat menjelaskan, apalagi kalau hal tersebut mengenai pelaksanaan amalan di bulan puasa ramadhan 2022 ini.

Sahur, termasuk pada sebuah amalan yang dilaksanakan pada dinihari, untuk makan dan minum agar badan fit di siang harinya.

Sebagai tanda batas waktu supaya menghentikan makan sahur maka ditandailah dengan imsak.

Bagaimana cara menentukan kapan batasan imsak bisa dilakukan? Imsak itu sebagai tanda batasan waktu sahur dan subuh.

Baca Juga: DOA Buka Puasa RAMADHAN dan Artinya, Segera Dahulukan, Ini Bacaan Doanya

Ustadz Adi Hidayat mengatakan, di antaranya hadist dari HR. Muslim yang artinya, Nabi SAW berkata bahwa adzannya Bilal tidak menghentikan kegiatan makan dan minummu di waktu sahur.

Beliau menjelaskan, jika makna hadits tersebut bukanlah adzan ketika waktu subuh. Ada kejadian yang harus dipahami oleh kita. Agar bisa tahu mana waktu imsak yang tepat dan kapan kita menghentikan kegiatan sahur.

Seperti dilansir DeskJabar.com dari Kanal YouTube Audio Dakwah "Banyak SALAH Soal imsak. Ini waktu imsak yang benar saat puasa - Ustadz Adi Hidayat" pada 22 April 2020.

Baca Juga: Ceramah Renungan Ramadhan, Indonesia Negara Paling Religius, Tapi Korupsi Tinggi, Apa yang Salah?

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan informasi ini berdasarkan babu qouli nabiyyin, Bab yang membahas perkataan Nabi SAW yang tercantum dalam hadits.

لاَ يَمْنَعَنَّكُمْ مِنْ سَحُورِكُمْ أَذَانُ بِلاَلٍ
(HR. Muslim)
Artinya : Jangan sampai engkau menghentikan sahurmu ketika adzannya Bilal.

"Kata Nabi SAW, ketika kamu mendengar adzan Bilal. Teruskan sahur, terus makan saja. Hati-hati, jika tidak pakai ilmu hadist bisa salah kaprah memahami waktu imsak" sambung Ustadz Adi Hidayat.

Beliau menjelaskan, jika hadist di atas dipelajari tanpa ilmu hadist. Maka, kebanyakan dari kita akan mengartikan sebagai adzan subuh, sehingga saat adzan subuh masih boleh makan dan minum masih terus sahur. Tapi itu salah besar.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa dan Sholat Isya Garut , Rabu 6 April 2022 serta Doa Buka Puasa

"Bukan, bukan Nabi SAW memahamkan seperti itu. Kita harus mengerti apa yang dimaksud dengan kalimat hadist itu," tegas Ustadz Adi Hidayat.

Ustadz Adi Hidayat kemudian menjelaskan, jika ada sejarah yang harus kita pahami terlebih dahulu. Menurutnya, ada dua orang yang ditugaskan oleh Nabi SAW untuk mengumandang adzan di waktu subuh.

Ummi Makthum, adalah seorang sahabat yang memiliki keterbatasan fisik namun, tak pernah sekalipun untuk meninggalkan mesjid. Pernah suatu ketika, Ummi Makthum meminta keringanan kepada Nabi SAW untuk tidak melaksanakan sholat subuh di masjid.

Mengapa? karena karena keterbatasan fisik, ia kesulitan meraba jalanan saat subuh. Kata Nabi SAW jika suara adzan masih terdengar, maka berusahalah untuk tunaikan ke masjid.

Sehingga, setelah itu Ummi Makthum tetap berusaha melaksanakan sholat subuh di masjid dengan cara berbeda. Ummi Makthum lebih dulu sampai ke masjid sebelum subuh datang.

"Sejak peristiwa itu, Abdullah bin Ummi Makthum adzan subuh. Bukan Bilal, sehingga Nabi SAW menetapkan adzan dua kali," ungkap Ustadz Adi Hidayat.

"Yang pertama Bilal dan kedua Ummi Makthum," sambung Ustadz Adi Hidayat.

Maka, kata Ustadz Adi Hidayat adzan pertama dilakukan oleh Bilal sebelum masuk waktu subuh. Sehingga, Nabi SAW memperbolehkan tetap makan dan minum sahur.

"Karena adzannya Bilal belum waktu subuh, bukan waktu imsak," jelas Ustadz Adi Hidayat.

Ketika memasuki bulan Ramadhan, menurut Hadist dari Aisyah RA. Bilal seringnya adzan saat lailin (malam hari) belum masuk subuh. Maka kata Nabi SAW terus makan dan minum, sampai tiba adzannya Abdullah Ummi Makhtum.

"Namun, ketika masuk waktu adzannya Ummi Makthum. Maka berhentilah sahur, makan minum. Karena itu waktu imsak, memulai puasa yang sesungguhnya," sambung Ustadz Adi Hidayat.

Karena Abdullah bin Ummi Makthum ini tidak akan adzan sebelum masuk waktu subuh.

Ustadz Adi Hidayat menyimpulkan, bahwa terdapat 2 adzan di madinah, adzan yang pertama dikumandangkan oleh Bilal sebagai peringatan menuju waktu subuh, dan adzan yang kedua dikumandangkan oleh Ummi Makthum sebagai adzan memasuki waktu subuh.

Maka, sangat tidak tepat jika masih makan dan minum saat adzan subuh berkumandang.

"Dan jangan salah paham dengan nama Imsak. Imsak yang dimaksudkan dalam hadits di sini adalah saat fajar tiba atau adzan subuh, jadi pas saat fajar dan adzan berkumandang. Namun, tetap berbeda dengan pengertian imsak dalam artian indonesia," tegas Ustadz Adi Hidayat.

Demikianlah, pembahasan mengenai makna yang tepat dari hadits tentang adzan Bilal. Bukan bermaksud adzan subuh, karena adzan subuh sudah mulai untuk melaksanakan puasa.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: YouTube Audio Dakwah

Tags

Terkini

Terpopuler