JANGAN SALAH KAPRAH Memahami Malam Nisfu Sya'ban, Ustadz Adi Hidayat: Tak Ada Amalan Spesifik, Tapi....

17 Maret 2022, 10:47 WIB
Ustadz Adi Hidayat/Pada pertengahan bulan Syaban ini umat muslim mengenal malam nisfu sya'ban. Namun, amat disayangkan banyak masyarakat di Indonesia salah kaprah memahami malam nisfu sya'ban /YouTube Adi Hidayat Official/

 

DESKJABAR - Ini adalah bulan Sya'ban dan sudah memasuki pertengahan bulan Sya'ban.

Ini artinya, sebentar lagi akan tiba saatnya pada bulan Ramadhan.

Selain Ramadhan dan Rajab, bulan Sya'ban adalah bulan yang baik dari bulan lainnya. Bulan ini umat muslim seyogyanya melakukan dengan banyak melakukan ibadah kepada Allah. 

Apalagi jika memasuki pertengahan bulan Syaban. Maka akan lebih utama nilai ibadah kita dihadapan Allah. Hal itu seperti katakan Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: Dua Dosa Ini Tidak Diampuni pada Malam Nisfu Sya’ban, Begini Sebabnya Kata Syekh Ali Jaber

Pada pertengahan bulan Syaban ini umat muslim mengenal malam nisfu sya'ban. Namun, amat disayangkan banyak masyarakat di Indonesia salah kaprah memahami malam nisfu sya'ban. 

Ini menjadi persoalan. Sekelas Ustadz Adi Hidayat pun sampai mengeluhkan persoalan ini.  

Ustadz Adi Hidayat mengatakan kebanyakan masyarakat di Indonesia salah kaprah soal pemahaman menyikapi malam nisfu syaban. Ustadz Adi Hidayat meluruskan persoalan ini.  

Pemahaman beredar bahwa pada malam nisfu syaban ada yang mengharuskan sholat sekian rakaat yang mengharuskan membaca surat-surat tertentu saat shalat. 

Misalnya surat Yasin salahsatunya dan ada juga yang mengharuskan surat-surat lainnya. Juga, termasuk berbondong-bondong berkumpul di masjid.  

Hal itu, kata Adi Hidayat, salah kaprah karena bukan berasal dari hadits yang shahih, tapi hadits yang palsu. Bukan lemah lagi, tetapi haditsnya palsu. 

Hal tersebut diungkapkan Ustadz Adi Hidayat dalam ceramahnya pada kanal Batas Narasi, 'Hadits Shahih dan Hadits Palsu Seputar Nisfu Sya'ban - Ustadz Adi Hidayat | Dalil Malam Nisfu Sya'ban, 15 Maret 2022. 

"Ada yang mengharuskan sholat sekian rakaat, misalnya 100 rakaat, atau kurang dari itu. Dan bacaanya harus surat ini dan itu, misalnya diawali dengan surat ini dan diakhiri dengan surat itu. Harus baca ini dan baca itu, itu dalilnya dari mana?. Itu saking palsunya hadist itu, itu di kitab palsunya engga ada," kata Adi Hidayat.  

Baca Juga: Dua Dosa Ini Tidak Diampuni pada Malam Nisfu Sya’ban, Begini Sebabnya Kata Syekh Ali Jaber

Ustadz Adi Hidayat menegaskan bahwa itu berdasarkan hadits yang palsu. 

Hal ini disepakati oleh ulama-ulama di berbagai daerah di Indonesia. Padahal dalam haditsnya tidak ada, alias hadits palsu.  

Mungkin pada saat itu, kebiasaan itu disandarkan kepada Tabiin di Damaskus, sehingga tersampaikannya salah kaprah. 

"Pada saat itu (kejadiannya) tidak melakukan itu (harus sholat sekian rakaat dan baca surat ini dan itu).  Tapi hanya sholat Sunnah malam, Qiyamullail, tahajud dan witir," kata Adi Hidayat. 

Adapun hadits yang benar dan hukum shahih soal nisfu syaban adalah berdasarkan hadits dari Abu Musa Al Ashari :  

Kata Adi Hidayat : 

"Nabi menyampaikan bahwa Allah mengamati kepada hambanya di malam pertengahan syaban dan mengampuni dosa bagi yang memohon ampunan sebanyak bulu domba"  

Dijelaskan Adi Hidayat, memang iya betul bulan Syaban adalah salahsatu bulan baik diantara bulan-bulan lainnya. 

Bulan pengampunan bagi hamba-hamba Allah yang memohon ampun.  

"Kalau siangnya puasa, malamnya ibadah, misalnya seperti Qiyamullail. Apalagi di pertengahan di bulan syaban, memperbanyak sholat, beriteraksi dengan Al Qur'an, memperbanyak do'a dan istigfar," kata Adi Hidayat. 

Baca Juga: Cukup Amalkan Dzikir ini Sebelum Tidur, Ustadz Khalid Basalamah : Kamu Akan Dapat Harta Karun Surga!

"Artinya, tidak perlu mengharuskan harus mengerjakan amalan ini dan itu, sampai sholat 100 rakaat atau sekian rakaat, dan lain sebagainya yang secara khusus pada malam nisfu syaban. Tidak ada amalan yang spesifik yang harus dikerjakan pada bulan syaban. Malam sya'ban, ya banyak beramal saja," kata Adi Hidayat. 

Ustadz Adi Hidayat menambahkan, berhubung bukan ini adalah bulan baik, Nabi Muhammad SAW hanya memberitahu jika di bulan baik ini, alangkah lebih baiknya jika banyak melakukan amal sholeh.  

Baik dilakukan untuk memperbanyak ibadah, seperti menunaikan shalat Sunnah tahajud, shalat qiyamullail, memperbanyak banyak baca Al Quran dan memperbanyak istigfar. 

Soal ukuran ibadah, mau bagaimana dan berapa jumlahnya, itu pun tidak ada masalah.  

Dan tidak ada yang mengharuskan harus ibadah harus sholat dengan jumlah rakaat sekian, misalnya 100 rakaat dan membaca surat ini dan itu, termasuk surat Yasin dan berbondong-bondong berkumpul di masjid.

"Yang penting yang ditekankan dalam hadits itu ketika kita melakukan banyak ibadah, seperti Qiyamullail, tahajud dan witir. Ketika memohon ampunan, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa kita," jelasnya.

Baca Juga: Dua Dosa Ini Tidak Diampuni pada Malam Nisfu Sya’ban, Begini Sebabnya Kata Syekh Ali Jaber

Ditambahkannya, tidak ada istilah penutupan buku amalan pada malam nisfu syaban. Buku amalan tetap dibuka dan dicatat oleh malaikat di sepanjang hidup kita.  

"Kalau buku amalan ditutup berarti mati, kan sementara ini masih hidup. Jadi, jangan salah," tukasnya.*** 

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: Youtube Batas Narasi

Tags

Terkini

Terpopuler