Ternyata, Ikan Dewa di Tempat Persinggahan Prabu Siliwangi di Kuningan Awalnya Dari Tulang Belulang

24 Januari 2022, 14:17 WIB
Ikan Dewa atau ikan Kancra bodas di lokasi persinggahan Prabu Siliwangi disebut-sebut berasal dari tulang belulang. /Dokumentasi Desa Darma/

DESKJABAR - Ikan Dewa atau ikan kancra Bodas yang ada di tempat persinggahan Prabu Siliwangi tidak datang begitu saja.

Ternyata ada kisah menarik bagaimana ikan Dewa atau ikan kanca bodas di tempat persinggahan Prabu Siliwangi itu ada sampai sekarang.

Di tempat persinggahan Prabu Siliwangi yang ada di Kuningan yakni di Darma Loka desa Darma, Kecamatan Darma banyak ditemukan ikan Dewa atau ikan Kancra Bodas.

Baca Juga: IKAN KANCRA BODAS Di Tempat Persinggahan Prabu Siliwangi Sengaja Ditanam Oleh Guru Syekh Abdul Muhyi

Ikan Dewa atau kancra bodas mudah ditemukan di kolam kolam ikan yang ada di Darma loka yang menjadi tempat persinggahan Prabu Siliwangi.

Masyarakat setempat pun menganggap ikan Dewa salah satu ikan yang dianggap sakral dan tidak ada yang berani menangkapnya.

Ketika ada ikan Dewa yang mati, maka warga memilih untuk mengubur ika Dewa terebut dan tidak ada yang berani untuk memaknnya.

Ikan Dewa atau ikan kancra bodas di tempat persinggahan Prabu Siliwangi di Darma Loka Kuningan berbeda dengan ikan dewa di Cibulan

Ternyata Ikan Kancra Bodas di Darma Loka sengaja ditanam oleh Syekh Rama Haji Irengan guru Syekh Abdul Muhyi Pamijahan yang tinggal di Darma Loka.

Di masa lalu, Darma Loka yang jadi tempat persinggahan Prabu Siliwangi di Kuningan menjadi pos penjagaan batas wilayah antara Kerajaan Cirebon dan Pajajaran.

Baca Juga: Harganya Selangit, IKAN DEWA, atau Kancra Bodas Bisa Membawa Keberuntungan

Ada tiga ulama besar yang tinggal di Darma Loka yang dikenal dengan sebutan Tri Umpirat, yakni Syekh Datuk Kaliputah, Syekh Rama Haji Irengan, dan Syekh Karibullah.

Tiga ulama tersebut merupakan pasukan utama penguasa Kesultanan Cirebon Syekh Syarif Hidayatullah.

Menurut cerita masyarakat Kuningan, pada awalnya, Darma Loka tidak ada ikan Dewa atau ikan kanca bodas.

Namun ikan itu muncul ketika Syekh Rama Haji Irengan mendapatkan oleh oleh ikan dari Syekh Kaliputah yang dibawanya dari Aceh.

Saat itu Syekh Rama Haji Irengan berhasil membuat kolam ikan dalam waktu satu malam tanpa dibantu orang lain.

Ketika Syekh Datuk Kaliputah datang dari Aceh tanah kelahirannya sepulang menjenguk keluarganya membawa oleh oleh berupa ikan.

Baca Juga: Sumedang Menjadi Percontohan Budidaya Ikan Kancra Torsoro, Pendapatan Pembudidaya Rp 8,7 Juta Per Bulan

Ikan yang tidak diketahui namanya itu kemudian diberikan kepada Syekh Rama Haji Irengan dan dimakan bersama sama.

Namun ada yang tidak biasa saat memakan ikan yang dibawa dari Aceh tersebut. Syekh Rama Haji Irengan menyisakan tulang belulang serta kepalanya.

Setelah selesai makan, maka tulang belulang serta kepala ikan oleh oleh dari Aceh tersebut dilempar ke kolam.

Ajaib, tulang belulang ikan yang dilempar Syekh Rama Haji Irengan itu berubah menjadi ikan hidup.

"Karena karomahnya, ikan yang di lepas Syekh Rama Haji Irengan ke kolam menjadi hidup dan beranak pinak sampai sekarang," kata Sekretaris Desa Darma, Amin Supriadi baru baru ini.

Kata Amin Supriadi, saat makan bersama Syekh Kaliputah bertanya kepada Syekh Rama Haji Irengan tentang cara makan ikan yang tidak biasa dan menyisakan tulang belulangnya.

Baca Juga: Manfaat Ikan Salmon, Ada Variannya di Jawa Barat , yaitu Ikan Kancra Tor Soro Berkualitas Terbaik di Dunia

Maka Syekh Rama Haji Irengan menjawab, jika tulang belulang ikan tersebut untuk anak cucu nya nanti. Yang kemudian didoakan oleh Syekh Datuk Kaliputah semoga anak cucu bisa menjaganya.

Ikan yang dilepas Syekh Rama Haji Irengan dari tulang belulang ikan itu dikenal masyarakat sebagai ikan kancra bodas.

Disebut kanca bodas karena di bawah perut ikan Dewa di Darma Loka berwarna putih mengkilap.

Jumlah ikan kanca bodas di Darma Loka sangat banyak karena terus dijaga oleh masyarakat.

"Masyarakat sama sekali tidak ada yang berani menangkap apalagi memakan ikan kancra bodas ini," kata Amin Supriadi.

Masyarakat Darma sangat menjaga warisan dari Syekh Rama Haji Irengan tersebut agar tetap lestari untuk anak cucu nanti.

Memang di Darma Loka saat ini terdapat banyak kolam ikan dan salah satunya kolam besar.

Baca Juga: MEGATHRUST DI SELAT SUNDA Berpotensi Tsunami, Pakar ITB: Survei Menunjukkan Regangan Selat Sunda Semakin Besar

Di kolam tersebut hidup ikan Dewa atau ikan kanca bodas yang awal mulanya dari tulang belulang yang dilempar Syekh Rama Haji Irengan.

Sebagai tokoh yang menjaga Darma Loka, maka Syekh Rama Haji Irengan ketika meninggal dimakamkan di kawasan Darma Loka.

Lokasi Darma Loka atau tempat persinggahan Prabu Siliwangi atau raja Pajajaran tidak jauh dari Jalan Raya Cirebon Kuningan Ciamis. Dari jalan tersebut jaraknya tidak lebih dari 100 meter.

Darma Loka yang menjadi tempat persinggahan Prabu Siliwangi itu memiliki keindahan tersendiri, suasana alamnya masih sangat alami. Hutan di sekitar kolam ikan Darma Loka masih lestari.

Pohon besar di lokasi Persinggahan Prabu Siliwangi masih berdiri tegak dan tidak ada yang berani untuk menebangnya. Air yang mengalir di Darma Loka sangat jernih.

Saat ini air di Darma Loka atau tempat Persinggahan Prabu Siliwangi itu menjadi sumber mata air bagi masyarakat Kuningan dan juga Cirebon, termasuk menjadi sumber mata air waduk Darma.

Kepala Desa Darma Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, Yadi Juharyadi mengatakan, Darma Loka memiliki banyak sejarah yang harus dilestarikan.

Desa Darma kata Yadi terus berusaha untuk menjaga warisan budaya dan sejarah yang ada dengan melakukan penataan kawasan Darma Loka menjadi kawasan wisata edukasi dan konservasi.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler