Ulah Tendang SESAJEN Gunung Semeru, Inilah Sudut Pandang Buya Yahya dan yang Lainnya

17 Januari 2022, 19:46 WIB
Buya Yahya /Al-Bahjah TV/

DESKJABAR - Akhir-akhir ini media sosial digemparkan oleh aksi seorang pria yang menendang sesajen di kaki Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur.

Dalam buku yang diterbitkan ‘LP2M UIN SMH Banten’ disebutkan, sesajen merupakan warisan budaya tradisional yang biasa dilakukan untuk memuja para dewa, roh tertentu atau penunggu tempat pohon, batu, persimpangan, dan lain - lain yang mereka yakini dapat mendatangkan keberuntungan dan menolak kesialan,”hlm.1.

Sementara itu, dikutip Deskjabar.com dari kanal YouTube Al-Bahjah TV yang tayang 15 Januari 2022, berjudul ‘Hukum Menyiapkan Sesajen Untuk Arwah Leluhur - Buya Yahya Menjawab’ Buya Yahya memberi penjelasan terkait dengan SESAJEN. Ia memulai dengan ungkapan, “Arwahnya orang-orang yang beriman di alam Barzah mendapatkan kenikmatan.”

Baca Juga: TERBARU KASUS SUBANG: Siapkan Tisu untuk Menghapus Air Mata, Doa Danu Usai Sholat Bikin Hati Meleleh...

Baca Juga: CALON JEMAAH HAJI 2020 Berangkat Tahun Ini, Begini Penjelasan Menag Yaqut Cholil Qoumas

“Jadi, arwah tidak perlu lagi untuk jalan-jalan ke rumahnya, untuk mengambil nasi jamblang misalnya,” ujarnya.

Buya Yahya melanjutkan: “Bagi arwah yang kafir dia disiksa di alam Barzah arwah tersebut, tidak sempat jalan-jalan ke mal,”.

“Jadi, ini adalah keyakinan yang tidak benar,” tegas Buya Yahya.

“Roh yang orang yang telah meninggal dunia itu, tidak terikat dengan materi, karena berada di alam beda-metafisik atau dinamakan alam Barzah,” kata Buya Yahya menambahkan.

“Jadi, tidak ada arwah yang di alam Barzah yang pergi ke dunia mengambil SESAJEN. Kalau mempunyai makanan jangan dijadikan SESAJEN tetapi bawa ke Masjid insya Allah pahalanya sampai,”ujar Buya Yahya.

Buya Yahya menegaskan hal itu tidak ada dalam keyakinan kita dan pendidikan kita.Buya Yahya menyarankan, “jangan ada keyakinan semacam itu!”

Baca Juga: Menteri Agama Yaqut Cholil Siapkan Tiga Skema Pemberangkatan Haji 2022

Pendapat dari Dr. Ayatullah Humaeni, MA, dkk menhebutkan, tradisi mempersembahkan sesajen dalam beragam ritual adat dan ritus sosial keagamaan ini masih terjadi di masyarakat kita hingga saat ini.

Meskipun memiliki jenis atau ragam sesajen yang berbeda, berbagai ritus pemberian sesajen ini sebenarnya memiliki motif atau tujuan yang sama, yaitu meminta keselamatan atau meminta perlindungan dari yang maha gaib agar terhindar dari marabahaya atau malapetaka yang diakibatkan oleh ruh-ruh gaib yang memiliki nama dan jenis berbeda di setiap tempat.

Kesimpulannya, kata Dr. Ayatullah Humaeni, sesajen memiliki nilai yang sangat sakral bagi pandangan masyarakat yang masih mempercayainya. Tujuannya untuk mencari berkah.

Pemberian sesajen biasanya dilakukan di tempat - tempat yang dianggap keramat dan mempunyai nilai magis yang tinggi.***

 
Editor: Zair Mahesa

Sumber: sumber lain Al Bahjah TV

Tags

Terkini

Terpopuler