DESKJABAR – Perjalanan udara menggunakan pesawat terbang merupakan transportasi diminati paling efektif untuk jarak jauh.
Bagi umat Islam, bagaimana cara melakukan wudhu dan tayamum dalam perjalanan pesawat ? ulama asal Cirebon, Buya Yahya memberi petunjuk.
Buya Yahya menjelaskan soal wudhu dan tayamum dalam perjalanan pesawat dikaitkan kondisi di dalam pesawat.
Gambaran itu muncul pada YouTube Al-Bahjah TV “Bertayamum Saat di Pesawat, Apakah Wajib Diulang Sholatnya? | Buya Yahya Menjawab”, diunggah 14 November 2021.
Ini berkaitan kewajiban sholat bagi umat Islam termasuk dalam perjalanan pesawat, yang sebenarnya dapat dilakukan wudhu dan tayamum sesuai kondisi.
Baca Juga: Inilah Ciri-Ciri Orang Meninggal Secara Husnul Khotimah, Ustadz Abdul Somad Menyebutkan
Menurut Buya Yahya, mengikuti Mazhab Syafi’i, untuk menghormat waktu, ketika seseorang tidak menemukan alat bersuci berupa air dan debu, maka bisa langsung sholat.
“Tapi harus diqodho jika mengikuti Mazhab Syafi’i,” ujarnya.
Dikatakan Buya Yahya, sementara ada pula mahzab lain, misalnya Abu Hanifah, Imam Maliki, sementara tidak air, bisa melakukan tayamum (menggunakan debu).
Dikatakan, dalam mazhab Abu Hanifah dapat dari apapun yang bisa terhampar, sedangkan Imam Maliki yang terhampar adalah yang menyambung ke bumi.
Nah, melihat keterangan Buya Yahya tersebut, untuk melakukan sholat pada pesawat, sepertinya adalah Mazhab Syafi’i dan Mazhab Abu Hanifah dapat dipergunakan sesuai kondisi.
Baca Juga: Nyi Roro Kidul Bisa Menjelma Sesuai Pesanan Mirip Artis Terkenal, Buya Yahya Menjelaskan Mengapa
Khusus Mazhab Abu Hanifah karena berkaitan tayamum, tampaknya penumpang pesawat dapat memanfaatkan meja lipat atau sandaran kursi di pesawat bersangkutan.
Sebab, kalau kita perhatikan, dalam keadaan bersih, tampaknya tetap ada debu sekecil apa pun dalam meja lipat.
Nah lain halnya jika meja lipat tersebut ada kotoran bekas makanan, bisa saja menggunakan debu dari kursi atau dinding pesawat.
Kembali kepada keterangan Buya Yahya, yang mengatakan, bagaimana kalau ternyata ada air di toilet pesawat ?
“Bisa saja anda bawa air segelas. Cara berwudhu pun sederhana,” ujar Buya Yahya.
Nah begitu kita selesai buang air besar atau kecil, katanya, menggunakan tissue kering juga bisa.
Baca Juga: Jin Penglaris atau Pesugihan untuk Rumah Makan, Benarkah Setan Pocong Pandai Memasak ?
“Lalu berwudhu dengan air yang cuma segenggam pun bisa,” ucap Buya Yahya, sambil hanya menunjukan cukup membasuh wajah dan tangan.
Bahkan, dikatakan, kaki pun sekedar dikucur, sedangkan kuping tidak usah.
Nah, bagaimana jika air dalam pesawat ada aturan hanya dikhususkan untuk keperluan toilet atau minum ?
Buya Yahya menjawab, “Kalau sudah begitu, maka air itu bukan air anda. Lain halnya kalau pengelola pesawat mengizinkan, maka boleh, atau minimal tidak melarang”.
Karena itu, kata Buya Yahya, cukup membasuh wajah atau tangan.
Nah bagaimana bagi orang awam yang menganggap tidak ada air ? Buya Yahya mengatakan, bisa mengikuti Mazhab Abu Hanifah dengan menganggap tidak ada air, maka itu sah.
Lalu bagaimana kalau sebagai orang awam kita bisa pindah-pindah mazhab ?
Menurut Buya Yahya, “Kita sebagai orang awam, tergantung ustadz yang berbicara pada kita. Kalau ustadz bilang boleh, ya boleh, selesai,” ucap Buya Yahya.
Dikatakan Buya Yahya, ada pula larangan melakukan wudhu, jika airnya hanya untuk keperluan minum.
Nah, isyarat akan mulai bergairahnya kembali aktivitas penerbangan pesawat, jika pandemi Covid-19 di Indonesia semakin berkurang, tentu aturan soal wudhu dan tayamum ini akan menjadi hal diingat oleh umat Islam yang melakukan perjalanan udara.***