SEJARAH Masjid Al Aqsa yang Pernah Jadi Kiblat Pertama Umat Islam dan Arti Penting 27 Rajab

10 Maret 2021, 04:20 WIB
Ilustrasi Masjid Al Aqsa /visitmasjidaqsa.com/

DESKJABAR - Masjidil Aqsa atau Masjid Al Aqsa memiliki tempat yang sangat istimewa di hati seluruh kaum Muslim. Sejarahnya sebagai tempat ibadah sangat terkait erat dengan kehidupan banyak Nabi, terutama Nabi Muhammad Saw. 

Salah satu keistimewaan masjid yang juga disebut Baitul Maqdis (Bait Suci) ini sebagaimana dilansir laman visitmasjidalaqsa.com, adalah menjadi kiblat pertama umat Islam. Berdasarkan laman AboutIslam, perubahan arah kiblat menjadi dari Masjid Al Aqsa menjadi Kabah di Masjidil Haram terjadi pada bulan Rajab, yaitu 16-17 bulan setelah Nabi Muhammad Saw hijrah dari Mekah ke Madinah.

Masjid Al Aqsa memiliki ukuran luas 144.000 meter persegi (mencakup sekitar 1/6 dari seluruh area Kota Tua Yerusalem). Dengan luas sebesar itu, Masjid Al Aqsa mampu menampung hingga 500.000 jamaah, menjadikannya salah satu masjid terbesar di dunia.

Baca Juga: Sejarah Perjalanan Isra’Miraj Nabi Muhammad SAW Pada 27 Rajab, Menjemput Perintah Sholat Wajib

Menurut laman visitmasjidalaqsa.com, terdapat pula perbedaan pendapat di antara para ulama tentang siapa sebenarnya yang membangun Masjidil Aqsa. Beberapa ulama dan sejarawan berpendapat bahwa Masjid Al Aqsa dibangun oleh Nabi Adam as.

Sebagian ulama dan sejarawan berpendapat masjid tersebut dibangun oleh Nabi Ibrahim as. Masjid Al Aqsa disebutkan menjadi tempat ibadah yang terkenal pada masa Nabi Ibrahim as, dan putranya Nabi Ishaq as, serta cucunya, Nabi Yaqub as.

Bangunan ini pernah dihancurkan tak lama setelah Babilonia menguasai Yerusalem. Lalu dibangun kembali setelah Persia menggulingkan Babilonia.

Periode setelah itu kepemilikan Masjid Al Aqsa berpindah tangan berkali-kali. Masjid Al Aqsa dihancurkan, dibangun kembali, dan dihancurkan lagi dalam satu abad oleh orang Romawi pada tahun 70 M setelah terjadi pemberontakan di kota. Nabi Muhammad Saw kemudian menghidupkan kembali spiritualitas tempat yang diberkahi ini.

Baca Juga: Masjidil Haram Di Mekkah Masjid Pertama Dimuka Bumi, Saksi Peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad Pada 27 Rajab

Masjid Al Aqsa memiliki arti penting pada 27 Rajab, yaitu peristiwa Isra Miraj. Tanggal 27 Rajab tahun ini bertepatan dengan Kamis, 11 Maret 2021.

Dalam Isra, Nabi Muhammad Saw berangkat dari Masjidilharam menuju Masjid Al Aqsa. Lalu dalam Mikraj, dari Masjidil Aqsa, Nabi Muhammad Saw dinaikkan oleh Allah ke langit sampai ke Sidratulmuntaha. Di sini, Nabi mendapat perintah langsung dari Allah untuk menunaikan salat wajib lima waktu.

Setelah Nabi Muhammad Saw wafat, khalifah Islam kedua (yang juga merupakan sahabat dekat Nabi Muhammad saw), Umar Ibn Al Khattab, membebaskan Yerusalem ditemani oleh 40.000 sahabat.

Umar melakukannya tanpa menumpahkan darah dan dengan jaminan perlindungan nyawa, harta benda, dan tempat ibadah orang lain di dalam kota yang ingin tetap di sana.

Karena kepribadian dan karakteristik Umar sangat mirip dan cocok dengan pembebas Yerusalem yang diramalkan dalam kitab suci, orang-orang di kota itu dengan cepat menerima pemerintahannya. Baik orang Kristen maupun Yahudi senang dengan kedatangan Umar dan kaum Muslimin, dan dengan aturan mereka yang adil.

Baca Juga: Malam 27 Rajab 2021 Jatuh pada Tanggal 10 Maret 2021: Perbanyaklah Amalan Pada Peristiwa Isra Miraj

Pada 691/692 M, Abd 'al Malik bin Marwan mulai membangun apa yang sekarang dikenal sebagai Kubah Batu di atas batu yang diyakini sebagian orang sebagai tempat Nabi Muhammad Saw memulai Miraj ke Sidratulmuntaha.

Kaum Muslim kehilangan Masjid Al Aqsa ke tangan Tentara Salib pada 1099 M. Masjid Al Aqsa kemudian diubah menjadi istana.

Butuh 88 tahun sebelum umat Islam mengklaimnya kembali pada tahun 1187 di bawah kepemimpinan pemimpin besar Salahuddin Ayyubi. Reklamasinya atas Yerusalem dan Masjid Aqsa mengingatkan pada pembebasan Umar Ibn Al Khattab lima abad sebelumnya.

Seperti saat kedatangan Umar Ibn Al Khattab, kaum Muslim sekali lagi memiliki kendali atas Yerusalem dan Masjid Al Aqsa untuk periode waktu sekitar delapan abad. Masjid Al Aqsa menjadi pusat pembelajaran yang hebat di kalangan ulama. Umat Islam dari berbagai penjuru dunia melakukan perjalanan untuk belajar dan mengajar di siini.

Baca Juga: Hanya Perjalanan Ini yang Tidak Boleh Melaksanakan Salat Qasar: Simak Penjelasannya disini

Selama berabad-abad saat kekhalifahan Ottoman, Kota Yerusalem dan Masjid Al Aqsa dipelihara dengan hormat dan bermartabat. Muslim bertanggung jawab atas administrasi kota, dan sejalan dengan hukum Islam, menjamin kebebasan beragama dan keamanan bagi minoritas Yahudi dan Kristen.

Semua berubah ketika muncul gerakan Zionis di Eropa. Gerakan Zionis yang didukung oleh Inggris ini semakin diperkuat selama Perang Dunia 1 ketika Inggris merebut Yerusalem dan mengakhiri delapan abad pemerintahan Muslim.

Pada 1917, Inggris menemukan tanah Palestina yang 90% dihuni oleh orang Arab dan kurang dari 56.000 orang Yahudi (hanya 5% orang Yahudi asli Palestina, mayoritas adalah mereka yang melarikan diri dari penganiayaan bangsa Eropa dalam beberapa dekade terakhir). Inggris mengizinkan Muslim mengontrol Masjid Al Aqsa selama periode ini.

Lima tahun setelah penaklukan Inggris atas Yerusalem, restorasi pertama abad ke-20 di Masjidil Aqsa dilakukan. Pada 1924, Trans-Yordania mengambil alih hak asuh Masjid Al Aqsa.

Baca Juga: Posko Desa Efektif Turunkan Kasus Covid-19, Jawa Barat Tercatat Paling Banyak Dirikan

Pada 1947, sebelum Inggris menyerahkan masalah Palestina ke PBB, Yahudi memiliki kurang dari 6% dari total tanah Palestina. Majelis Umum PBB merekomendasikan mereka memiliki negara Yahudi yang akan mencakup 54% dari tanah Palestina (meskipun ini di luar kompetensi mereka menurut Piagam PBB). Penduduk asli Palestina menolak proposal itu.

Pada 1948, setelah perang, pembantaian, dan kekejaman yang dilakukan oleh Zionis, orang-orang Yahudi mendirikan Israel di 78% tanah Palestina, merebut sekitar 85% dari Yerusalem. Legiun Arab Yordania menguasai Tepi Barat -termasuk 11% bagian timur Yerusalem yang meliputi Kota Tua dan Masjid Al Aqsa.

Pada 1967, Israel secara ilegal menduduki Yerusalem Timur dan mengklaim menyatukan Yerusalem sebagai bagian dari Israel. Langkah ini masih ditentang dan tidak diakui oleh komunitas internasional. Menyusul penguasaan atas Yerusalem dan protes yang mengikutinya, otoritas Yahudi menyerahkan Masjid Al Aqsa kembali ke kendali Muslim.

Sejak 1967, otoritas Israel mengeluarkan keputusan yang mengizinkan orang Yahudi untuk beribadah di Masjid Al Aqsa dan banyak organisasi telah melobi pejabat Israel untuk memulai proses pembangunan kembali tempat ibadah Yahudi di tanah suci Masjid Al Aqsa.

Baca Juga: Keutamaan Puasa Tanggal 27 Rajab Bila Anda Melaksanakannya: Simak Penjelasannya Disini

Pada 1969, kebakaran yang disulut oleh ekstremis Zionis menghancurkan mimbar yang dipasang oleh Salahuddin Ayyubi. Mimbar itu dianggap sebagai salah satu yang terindah di dunia dan dibangun dengan lebih dari 10.000 potongan kayu cedar dan kayu lain yang saling terkait.

Sebagian besar kerusakan akibat kebakaran membutuhkan waktu lebih dari 20 tahun untuk diperbaiki, karena Israel tidak mengizinkan sumber daya yang sesuai masuk ke Masjid Aqsa.

Pada Maret 2013, Raja Yordania Abdullah II menandatangani perjanjian dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas. Isinya mempertahankan dan menegaskan kembali status quo bahwa Raja Yordania adalah penjaga resmi situs-situs suci di Yerusalem dan bahwa dia memiliki hak untuk menggunakan semua upaya hukum untuk melestarikannya, khususnya Masjid Al Aqsa.

Pada November 2013, rancangan undang-undang Israel diusulkan di Knesset (Parlemen Israel) yang mengizinkan orang Yahudi untuk beribadah di Masjid Al Aqsa. Perkembangan ini adalah hasil dari 40 tahun lobi yang intens oleh kaum nasionalis yang ingin menghancurkan tempat suci itu dan menggantinya dengan tempat ibadah Yahudi.

Baca Juga: Jawa Barat Lanjutkan PPKM Mikro Hingga 22 Maret 2021, Simak Alasan Ridwan Kamil

Pada Oktober 2014, otoritas Israel menutup Masjid Al Aqsa untuk pertama kalinya sejak 1967. Hal itu mengakibatkan protes massal di seluruh Palestina dan dunia Muslim, yang membuat Masjid Al Aqsa dibuka kembali.

Untuk itu, situs visitmasjidilaqsa.com memohon umat Islam untuk berusaha sebaik mungkin mengunjungi Masjid Aqsa dan menunjukkan bahwa tempat ibadah ini diberkati dan sakral bagi semua umat Islam.***

 
Editor: Samuel Lantu

Sumber: About Islam Visit Masjid Al Aqsa

Tags

Terkini

Terpopuler