Masjidil Haram Di Mekkah Masjid Pertama Dimuka Bumi, Saksi Peristiwa Isra Mi'raj Nabi Muhammad Pada 27 Rajab

- 9 Maret 2021, 09:44 WIB
Masjidil Haram merupakan saksi perjalanan Israj Mi'raj Nabi Muhammad pada 27 Rajab, menuju Masjid Al-Aqsa di Yerussalem, dilanjutkan dengan perjalanan dari bumi ke Sidratul Muntaha bersama Malaikat Jibril.
Masjidil Haram merupakan saksi perjalanan Israj Mi'raj Nabi Muhammad pada 27 Rajab, menuju Masjid Al-Aqsa di Yerussalem, dilanjutkan dengan perjalanan dari bumi ke Sidratul Muntaha bersama Malaikat Jibril. /pixabay/
 
DESKJABAR - Kemungkinan masih banyak masyarakat yang belum tahu atau lupa dengan sejarah masjid tertua didunia dan bahkan ini sangat penting terutama bagi para pelajar yang masih duduk dibangku sekolah atau kuliah.
 
Dilansir dari laman kemenag.go.id, Selasa, 9 Maret 2021 menerangkan bahwa Masjidil Haram adalah Masjid tertua di dunia, memiliki jumlah tiang sebanyak 589 buah, berbahan marmer atau granit ini lebih tua 40 tahun dari Masjid Al-Aqsa di Yerussalem. 
 
Masjidil Haram merupakan saksi perjalanan Israj Mi'raj Nabi Muhammad pada 27 Rajab, menuju Masjid Al-Aqsa di Yerussalem, dilanjutkan dengan perjalanan dari bumi ke Sidratul Muntaha bersama Malaikat Jibril. 
 
Pembangunan masjid ini untuk pertama kalinya dibangun oleh Nabi Ibrahim Alaihis Salam bersama dengan putranya Ismail Alaihis Salam. 
 
 
Berdasarkan Ensiklopedia Haji dan Umrah, Abdul Halim, Raja Grafindo Persada 2002, pada awalnya, masjid yang memiliki 152 buah kubah ini sangat sederhana bentuknya. 
 
Bangunannya terdiri dari Kabah yang terletak di tengah-tengahnya, kemudian ada sumur zamzam dan makam ibrahim di sampingnya. Ketiga bangunan tersebut berada di tempat terbuka. 
 
Sejarah perkembangannya dimulai pada masa Ibrahim al Khalil dan putranya Isma’il AS, di kota tersebut Nabi Muhammad SAW dilahirkan, juga menjadi tempat turunnya wahyu pertama kali, dari sanalah cahaya Islam bersinar, di sana juga terdapat Masjidil haram, masjid ini merupakan masjid yang dibagun pertama kali untuk manusia di muka bumi.
 
Tidak jauh dari Masjidil haram terdapat bukit Shafa dan Marwah, ciri khusus masjidil haram adalah satu-satunya masjid menjadi rangkaian ibadah haji di muka bumi.
 
Sekitar 1.000 gedung di sekitar Masjidil Haram dibongkar demi untuk pelayanan jamaah haji yang datang dari seluruh dunia. 
 
Pembangunan, penyempurnaan, dan perluasan Masjidil Haram adalah bagian dari sejarah dalam perjalanannya dari masa ke masa.
 
 
Pada saat ini, pembangunan Masjidil Haram telah berlangsung sekitar satu tahun lalu. Pelataran Masjidil Haram terus diperluas. 
 
 
 
Pada masa awal perkembangan Islam sampai pada masa pemerintahan khalifah pertama Abu Bakar As-shiddiq (543 M), bentuk bangunan Masjidil Haram juga masih sederhana. Belum ada dindingnya sama sekali.
 
Sejarah Pembangunan Masjidil Haram
Pada tahun 644 M, Umar bin Khattab (khalifah kedua) mulai membuat dinding masjid ini. Akan tetapi, dindingnya masih rendah, tidak sampai setinggi badan. Umar juga membeli tanah di sekitar Masjidil Haram untuk memperluas bangunan masjid guna menampung jamaah yang semakin hari semakin banyak. 
 
Bangunan Masjidil Haram senantiasa selalu diperluas dan diperindah dengan semakin banyaknya umat Islam yang berkunjung ke Baitullah dari masa ke masa. 
 
Khalifah Utsman bin Affan juga memperluas bangunan masjid tersebut pada masa pemerintahannya. Kemudian, Abdullah Ibn al-Zubair (692 M) memasang atap di atas dinding yang telah dibangun.
 
Hajjaj bin Yusuf al-Tsaqafi (714 M)yang pernah berkuasa di Mekkah juga pernah melakukan penyempurnaan bangunan Masjid al-Haram. 
 
Demikian pula pada masa Khalifah al-Mahdi (Khalifah Bani Abbasiyah yang berkuasa pada tahun 885 M), dibuat deretan tiang-tiang yang mengelilingi Ka`bah yang ditutup dengan atap, dibangun juga beberapa menara. 
 
Pada pemerintahan Sultan Salim, II dari Kekhalifahan Turki Utsmani yang dilanjutkan oleh putranya, sultan Murad III, dilakukan beberapa kali perbaikan dan perluasan bangunan Masjidil Haram.
 
Pada masa ini juga dibuat atap-atap kecil berbentuk kerucut. Bentuk dasar bangunan Masjidil Haram hasil renovasi Dinasti Utsmani inilah yang dapat dilihat sekarang ini. 
 
Pada masa pemerintahan kerajaan Saudi Arabia yang bertindak sebagai Khadim al-Haramain (pelayan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi) beberapa tahun lalu juga dilakukan perbaikan, penyempurnaan, dan perluasan Masjidil Haram. 
 
Tempat Sa`i yang sebelumnya berada di luar masjid, kini dimasukkan ke dalam dan dilengkapi dengan jalur-jalur sa`i yang dilenglapi atap yang teduh.***
 

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x