SEJARAH HARI INI, Banjir Hamburg Meluluhlantakan Kota dan Menewaskan 315 Orang

16 Februari 2021, 08:05 WIB
Banjir Hamburg membuat infrastruktur kota rusak parah dan 315 orang tewas /commons.wikimedia.org/

DESKJABAR – Jerman pernah mengalami hari tragis pasca Perang Dunia II, ketika banjir  Hamburg pada 16 Februari 1962, yang telah menghancurkan 60.000 bangunan serta menewaskan 315 orang.

Banjir yang terjadi pada malam tanggal 16 dan 17 Februari 1962 diakibatkan badai bertekanan rendah Vincinette dari Laut Kutub selatan menuju Teluk Jerman.

Badai angin Eropa dengan kecepatan angin puncak 200 km / jam mendorong air ke Teluk Jerman, menyebabkan gelombang banjir setinggi 5,7 meter menuju tanggul sistem perlindungan banjir kota, menerobos sistem tanggul di enam puluh lokasi.

Baca Juga: Prajurit Asal Kota Banjar, Prada Ginanjar, Gugur Dalam Kontak Senjata TNI AD dengan KKB Papua Senin Pagi

Air laut membeludak di sepanjang pantai dan sungai Elbe dan Weser menyebabkan banjir yang meluas di wilayah yang luas.

Hampir seperlima dari wilayah kota Hamburg terendam. Yang paling terkena dampak adalah bagian selatan kota, termasuk wilayah padat penduduk Wilhelmsburg, yang penduduknya merupakan sebagian besar korban banjir kota.

Selain ribuan hewan ternak dan hewan peliharaan, juga menewaskan 315 orang di Hamburg dan 35 lainnya di Jerman utara lainnya tewas dalam bencana tersebut.

Banjir yang tidak terduga itu hampir meruntuhkan semua infrastruktur kota Hamburg, sehingga banyak penduduk tidak dapat meninggalkan daerah banjir tanpa bantuan.

Baca Juga: 380 Penghuni Pesantren di Tasikmalaya Positif Covid-19, Plt Walikota pun Mengeluarkan Kebijakan Tegas

Jalan-jalan tertutup banjir dan operasional kereta api terhenti, yang membuat korban banjir mendapat kesulitan memperoleh pasokan bantuan dari luar Kota Hamburg.

Operasi penyelamatan yang belum pernah terjadi sebelumnya dilakukan. Selain pemadam kebakaran dan Palang Merah, menteri dalam negeri Hamburg (dan calon kanselir Jerman), Helmut Schmidt, merekrut angkatan bersenjata Jerman dan sukarelawan internasional yang diminta oleh NATO untuk membantu operasi penyelamatan.

Sekitar 26.000 tim penyelamat memasuki daerah bencana dengan perahu karet dan helikopter, berhasil mengevakuasi sekitar sepuluh ribu penduduk dan menampung mereka di tempat penampungan darurat.

Baca Juga: PT Liga Indonesia Baru akan Gelar Turnamen Pramusim, Berharap Polri Segera Keluarkan Izin

Mengingat keberhasilan manajemen krisis, baik Helmut Schmidt maupun angkatan bersenjata Jerman yang baru terstruktur mendapat pengakuan publik yang luas. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler