Ini Alasan Pemerintah Siapkan Wisma Atlet Pademangan Jakarta Sebagai Rumas Sakit Covid

23 Januari 2021, 11:03 WIB
Petugas mempersiapkan alat medis di RS Darurat Covid-19, kompleks Wisma Atlet di Kemayoran, Jakarta.* /ANTARA/

DESK JABAR – Pemerintah menyiapkan Wisma Atlet di Pademangan Jakarta, sebagai tambahan rumah sakit rujukan Covid-19, karena tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 RS Wisma Atlet Kemayoran sudah melebihi angka 80 persen.

“Apabila ini terus meningkat kita akan menyiapkan Wisma Atlet yang berlokasi di Pademangan, yaitu menara 8-10. Sudah kita siapkan sejak saat ini,” tutur Komandan Lapangan RS Wisma Atlet, Kol Laut (K) dr. Tjahja Nurrobi, Jumat 22 Januari 2021.

Menurutnya, saat ini tingkat keterisian RS Wisma Atlet Kemayoran sudah melebihi 82, 33%.

Baca Juga: Lloyd Austin Toreh Sejarah, Dilantik Menjadi Menteri Pertahanan Kulit Hitam Pertama AS

Mengutip laman Satgas Covid-19, Tjahja Nurrobi mengatakan, menghadapi peningkatan kasus Covid-19 sejak libur panjang akhir tahun, pihaknya telah melakukan berbagai upaya sejak Desember 2020.

“Kita menambah Intermediate Care Unit (IMCU), sehingga sekarang kita mempunyai 94 IMCU, 27 High Care Unit (HCU), dan 12 Intensive Care Unit (ICU),” tuturnya.

“Jumlah ini bisa kita tingkatkan lagi mengingat ke depannya, ada kecenderungan tetap naik, di RS Wisma Atlet sendiri kapasitasnya sudah melebihi 82,33% per hari ini,” paparnya menambahkan.

Baca Juga: Indonesia Mengharapkan ke Dua Pasangan ini, untuk Lolos ke Final Toyota Thailand Open

Selain kapasitas tempat tidur, RS Wisma Atlet juga menambahkan perlengkapan lainnya, “Perlengkapan dan peralatan di ICU kita sudah siapkan, kemudian untuk personil tenaga kesehatan (nakes) kita tetap mintakan penambahan ke Kemenkes. Saat ini jumlah personil di Wisma Atlet sekitar 2.600 terdiri dari 2.300 medis, sisanya nonmedis,” terang Kol. Tjahja Nurrobi.

Sementara itu, Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kemenkes Prof. dr. Abdul Kadir, Ph.D, Sp. THT-KL(K), MARS mengemukakan, pada Juli-September 2020 sebenarnya Bed Occupancy Rate (BOR) di rumah sakit ada di angka rata-rata 35-40% secara nasional.

“Namun, demikian saat ini BOR ini posisinya 80% ke atas, sehingga ada kemungkinan beberapa masyarakat yang tidak tertampung rumah sakit dan berdampak pada tingginya jumlah kematian dan angka penularan kepada tenaga kesehatan kita,” tuturnya.

Baca Juga: Angin Segar, Google Desain Ulang Hasil Pencarian di Seluler

Lebih lanjut lagi, Abdul Kadir menambakan, tempat tidur yang disiapkan untuk pasien Covid-19, baik itu ruangan isolasi maupun yang lainnya berjumlah 81.032, itu kalau dilakukan perbandingan dengan jumlah pasien yang saat ini dirawat di rumah sakit, sebanyak 52.319.

“Artinya, BOR untuk Covid-19 masih ada di posisi 64,83% itu secara nasional. Namun demikian jika kita lihat kota per kota, memang sekarang ini ada beberapa daerah yang BOR-nya mencapai 82% bahkan pernah tercatat sampai 88%,” paparnya.

Kendati begitu, pencegahan harus dilakukan menyeluruh dari hulu sampai hilir, “Karena apabila hanya menyiapkan rumah sakit akhirnya akan terjadi kelelahan. Maka dari itu semua elemen masyarakat mari kita bersama-sama melaksanakan pencegahan itu,” ungkap Kol. Tjahja Nurrobi.

Baca Juga: Mendikbud:  Daerah Wilayah Tertinggal Agar Lakukan Pembelajaran Tatap Muka

“Yang paling penting di samping melakukan pelayanan maksimal di rumah sakit, bagaimana mencegah masyarakat tidak jatuh sakit, sehingga menghimbau masyarakat berkontribusi dengan cara disiplin menjalankan protokol kesehatan 3M: memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, kalau perlu membatasi pergerakan,” terang Prof. Abdul Kadir.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Satgas Covid-19

Terkini

Terpopuler