Tri Rismaharini Diserang : Hidayat Nur Wahid, Fadli Zon dan Fahri Hamzah Ramai Ramai Mengkritiknya

6 Januari 2021, 17:47 WIB
Menteri Sosial Tri Rismaharini saat mengajak berdialog tunawisma di jalan. /Tangkap layar akun Facebook.com/PDIP

DESKJABAR- Gaya blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini atau Bu Risma menuai kritik tajam dari mulai politisi, pimpinan partai, anggota DPR RI hingga Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid.
Gaya blusukan Risma tersebut memang sudah menjadi ciri khasnya sejak menjabat sebagai Wali Kota Surabaya. Blusukan kerap dilakukan Risma saat itu.

Ketika menjabat sebagai Mensos pun, kebiasaan blusukan itu tidak bisa dilepaskan Risma. Risma menyusuri sudut-sudut kota Jakarta bertemu dengan gelandangan, pemulung, dan anak-anak telantar.

Hidayat Nur Wahid menyindir tentang gaya blusukan Risma. Menurut Hidayat Nur Wahid jangan sampai ada potensi mengulangi masalah di KPK. "Ingat! Mensos risma yang gantikan Juliari karena diciduk KPK," ujar Hidayat Nur Wahid dalam akun twitternya.

Baca Juga: Kota Bandung Belum Jelas Vaksinasi Covid-19

Hidayat Nur Wahid menjelaskan seharusnya Risma konsentrasi pada adanya temua KPK soal adanya ketidakcocokan 16 juta DTKS dengan NIK di Kemendagri.

Kemudian menurut Hidayat Nur Wahid juga menyoroti soal data dan masalah bansos yang juga jadi temuan BPK dan dikeluhkan oleh Mensos sebelumnya Juliari. "Mestinya Risma lebih "blusukan" untuk selesaikan masalah itu," ujar NHW panggilan Hidayat Nur Wahid.

Kritikan pedas juga datang dari mantan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah yang mengkritik blusukan Risma habis-habisan. Fahri Hamzah menilai Risma tidak bisa membedakan cara kerja sebagai Mensos dan Wali Kota.

Baca Juga: DUH! Akun Twitter Anggota DPR RI Fadli Zon Terciduk Netizen Memberikan Like pada Konten Film Bokep

“Staf-nya bu Risma harus kasih tahu beliau beda jadi Wali Kota dan Menteri,” paparnya dipantau dari akun Twitter miliknya @Fahrihamzah Rabu 6 Januari 2021.

Fahri Hamzah menyoroti Risma yang blusukan ke sejumlah wilayah di Jakarta dan menilai bahwa terdapat perbedaan dalam berbagai hal antara jabatan sebagai Menteri dan Wali Kota.
“Perbedaan tidak saja pada filosofi, skala, juga metode,” paparnya.

Lebih lanjut, Fahri Hamzah mengatakan bahwa tugas seorang Menteri yang ditunjuk lebih baik kerja di sektoral saja dan merata di seluruh negeri.

Baca Juga: Siap-Siap, Pemerintah akan Terapkan Pembatasan di Pulau Jawa dan Bali 11-25 Januari 2021

“Menteri Tidak dipilih tapi ditunjuk, kerja sektoral saja dan berlaku di seluruh negeri. Wali Kota dipilih, non sektoral tapi terbatas kota,” ujarnya.

Fahri Hamzah melanjutkan bahwa dia sebenarnya tidak mau menulis hal ini, namun menurut dia soal kemiskinan tidak hanya terjadi di Jakarta saja.

"Tadinya aku gak mau tulis tapi ya salah...kemiskinan itu bukan di Jakarta tapi di daerah terpencil sana...itu rakyat bunuh diri, bunuh keluarga, ada ibu bunuh 3 anaknya karena melarat. Tapi para penjilat dalam birokrasi ini jahat. Tega amat sih. Ayolah mulai dari data," katanya.

Baca Juga: Jelang Hari H Abu Bakar Baasyir Bebas : Pengamat Nilai Tak Akan ada Aksi Teror dari Simpatisan

"Kalau ada data, analisa, keluar konsep, lapor presiden, hearing di @DPR_RI muncul kritik, muncul koreksi, publik nimbrung lalu bikin kesimpulan akhir, lalu eksekusi secara massif nasional melalui jalur-jalur struktural. Barulah masalah selesai. Itu kerja negara bukan kerja media," tuturnya.

Fahri Hamzah mengingatkan Risma bahwa krisis akibat pandemi Covid-19 ini akan berlangsung panjang. Sehingga ketimpangan-ketimpangan terutama perihal ekonomi akan terjadi baik di kota maupun di pedesaan.

Senada dengan Fahri Hamzah, Fadli Zon sebenarnya tidak mempermasalahkan gaya blusukan yang dilakukan oleh siapapun asal secara proporsional dan bagus.

Baca Juga: Kasus Penganiayaan ABK yang Kapalnya Terdampar di Pantai Selatan Garut Dilimpahkan ke Polres Cilacap

Hal ini menurut Fadli Zon bisa dilakukan sebagai cara langsung untuk melihat bagaimana kondisi di lapangan.

“Blusukan secara proporsional bagus saja sebagai cara melihat langsung lapangan,” paparnya.

Namun Fadli Zon menilai jika blusukan yang dilakukan terlalu berlebihan, maka menurut dia harus diperiksa lantaran bisa jadi ada gangguan.

“Tapi kalau kecanduan blusukan maka harus diperiksa jangan-jangan gangguan ‘gila pencitraan’,” ujarnya dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Twitter miliknya @fadlizon.

Artikel ini telah ditayangkan Pikiran-Rakyat.com dengan judul:"Kritik Habis-habisan Menteri Sosial Risma, Fahri Hamzah: Tadinya Aku Gak Mau Tulis Tapi Ya Salah."***(Abdul Muhaemin/Pikiran-Rakyat.com)

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: Twitter Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler