Dengan pencapaian ini pula, maka Indonesia untuk pertama kalinya memiliki juara All England Open dari sektor tunggal putra, dimana terakhir kali gelar itu diraih oleh Hariyanto Arbi secara beruntun di tahun 1993 dan 1994.
Pertemuan Kesembilan
Sementara itu, pertemuan Ginting dengan Jojo di final hari ini, maka akan menjadi kesembilan kalinya dua tunggal putra Indonesia bertemu dalam babak final turnamen bulu tangkis tertua di dunia ini.
“Puji Tuhan, semua ini berkat kemurahan dan kebaikan Tuhan kepada saya, Ginting, tim tunggal putra dan tim Indonesia juga,” kata Jonatan, dikutip dari keterangan singkat PP PBSI, Minggu.
Baca Juga: CATAT Tanggal dan Waktunya Operasi Pasar Pemkab Bogor, Beras SPHP 54.000 dan Ayam Hanya 26.000/Ekor
Jojo menambahkan mungkin tidak ada yang mengira dengan beberapa hasil turnamen belakangan yang naik turun. "Tapi kita selalu berusaha semaksimal mungkin, kekurangan apa kita perbaiki, kita bangun chemistry dan kita coba lebih solid,” katanya.
Jojo yang kini berada di peringkat sembilan dunia itu mengakui lawan dari India ini mampu bermain baik di gim kedua, dengan mengubah strategi untuk bermain lebih cepat, sehingga ia kurang mengantisipasinya dengan baik.
“Alhasil tertinggal jauh dan saya tidak mau memaksa habis-habisan dan langsung mempersiapkan diri untuk gim ketiga,” kata Jonatan.
Di gim penentuan, Jojo mengatakan dirinya sudah tahan-tahan saja dengan rally, tidak mau terpancing bermain cepat. Juga bagaimana merapatkan pertahanan.
"Saya berjuang saja karena hasil Tuhan sudah menentukan jadi yang saya pikirkan hanya melakukan yang terbaik,” ujarnya menambahkan.***