Akibat konflik tersebut AS dan negara-negara barat menjatuhkan sanksi kepada Rusia, termasuk larangan penerbangan pesawat-pesawat Rusia.
Padahal, selama ini pengangkutan logistik MotoGP banyak menggunakan pesawat-pesawat perusahaan Rusia.
“Selalu situasinya, dan kami belajar banyak selama 30 tahun menjalankan [MotoGP], bahwa situasi dengan penerbangan sangat rumit,” ujar Ezpeleta.
“Ada masalah utama, dan masalah ini [juga] berkembang karena perang di Ukraina,” ujarnya menambahkan.
“Banyak penerbangan untuk kargo berasal dari perusahaan Rusia dan semua penerbangan ini dilarang saat ini.”
“Kami telah kehilangan hampir 20% penerbangan yang tersedia di dunia dan masalah terbesar saat ini adalah tidak ada penerbangan untuk dibagikan, karena kami berbicara dengan cukup waktu dari Rabu lalu hingga sekarang untuk menyelesaikan masalah,” paparnya.
Logistik untuk mendapatkan MotoGP dari pulau Lombok di Indonesia dan Argentina sangat besar, dengan tiga penerbangan kargo melalui Kenya, Lagos dan Brasil, sementara dua lainnya melalui Doha, Ghana dan kemudian ke Argentina.***