Network
DESKJABAR- Marak pemecatan pelatih selama Kompetisi Liga 1, bak rekor dunia. Ada 12 pelatih klub sepak bola di Indonesia sudah terjungkal dari posisinya, Persib Bandung tidak ikut arus.
Manajemen klub sepak bola Persib Bandung tidak akan berpaling pada pelatih lain. Tetap mempercayakan Robert Alberts sebagai sutradara tim dengan target juara.
Manajemen Persib Bandung sudah percaya penuh pada Robert Alberts. Pengalamannya melatih klub-klub sepak bola di kawasan Asia, diyakini bisa membawa kejayaan pada tim berjuluk Maung Bandung.
Baca Juga: RAMALAN ZODIAK VIRGO HARI INI, 23 JANUARI 2022: Manfaatkan Peluang untuk Naik ke Puncak Karir
Robert Alberts bakal terus membesut Persib Bandung hingga 2025. Tiga tahun ke depan, apapun cerita Persib Bandung di Kompetisi Liga 1, posisi Robert Alberts bakal aman dari pemecatan.
Pelatih gaek berpaspor Belanda itu tetap aman di posisi pelatih kepala Persib Bandung. Gema dan #robertout yang diteriakkan sebagian bobotoh tidak berpengaruh pada karir kepelatihannya di klub paling popular di Tanah Pasundan.
Apalagi torehan prestasi Robert Alberts terkini tidak jelek-jelek amat. Meski selalu kalah dari tim rival yang punya tradisi juara, tapi Persib Bandung masih bisa nangkring di peringkat tiga klasemen sementara.
Buktinya, ketika Kompetisi Liga 1 musim ini mencatat rekor pemecatan pelatih, Robert Alberts masih tersenyum lebar. Dan bisa tertawa senang di singgasananya.Robert Albert tidak tersentuh sama sekali oleh badai pemecatan.
Sementara 12 pelatih asing dan lokal sudah terdepak dari kursinya karena dianggap gagal memberikan prestasi manis bagi klub yang sudah mempercayainya sebagai sutradara tim.
"Selain Persib, hanya ada lima klub yang belum diganti pelatihnya. Kelima klub tersebut Bhayangkara FC, Persebaya Surabaya, Arema FC, Bali United dan Persita Tangerang," kata Robert Alberts pada wartawan, Sabtu 22 Januari 2022.
Baca Juga: 4 Jenis Berry Ini Mampu melantarkan Glowing Alami, Saran dr. Zaidul Akbar
"Fenomena ini seperti rekor dunia. Karena sangat banyak klub di Kompetisi Liga 1 tahun ini melakukan pergantian pelatihnya di tengah jalan," Robert Alberts menambahkan.
Kompetisi Liga 1 musim ini tidak ramah bagi pelatih. Kerja dan karyanya terlalu cepat diputuskan manajemen tim. Pemecatan atau pemutusan hubungan kerja selalu membayangi langkahnya.
Berbeda dengan liga luar negeri atau Liga Inggris jika kita jadikan acuan. Di negerinya Ratu Elizabeth, menurut Robert Alberts tidak banyak pelatih klub liga yang diganti.
"Padahal itu liga terbaik di dunia dan punya ekspektasi tertinggi. Tapi mereka juga realistis melihat hasil yang ditoreh klubnya," cerita mantan pelatih Arema FC dan PSM Makassar.
Membangun prestasi memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Prosesnya panjang dan berliku. Butuh waktu tiga hingga empat tahun.
Tidak bisa instan. Tidak bisa langsung jadi. Kendati pelatih yang dikontrak namanya mewangi, berlimpah gelar juara. Juga terkenal seantero jagad. Plus pamor dan reputasinya jempolan.
"Filosofi di balik itu semua adalah kamu harus realiastis. Kamu juga harus profesional dalam melakukan pendekatan (target yang dibidik)," ungkap Robert Alberts.***
