Namun, Alan tidak patah semangat, dengan membuktikan diri bahwa ia belum habis. Akhirnya, Alan membuktikan diri dengan mengalahkan pemain lawan satu persatu.
Di babak 64 besar, Alan menumbangkan Koh Le Kang (Singapura) dengan skor 15-2 dan 15-2. Selanjutnya pada babak 32 besar Alan bertemu wakil Thailand Sompol Kukasemkij dan menang dua set langsung 15-11 dan 15-2.
Kemudian di babak 16 besar, Alan bertemu wakil Uni Soviet, Andrey Mikhaylovich Antropov. Alan sempat kerepotan pada game pertama. Namun, akhirnya Alan bisa menyingkirkan jagoan asal Eropa tersebut dengan skor mutlak 15-4 dan 15-7.
Di babak perempat final, Alan mengalahkan wakil Korea Selatan Kim Hak Kyun. Lewat perjuangan keras, Alan unggul 15-9 dan 15-4. Hal ini membuat Alan harus berhadapan dengan jagoan asal Denmark, Thomas Stuer-Lauridsen di babak semifinal
Sempat kejar-kejaran poin, Alan akhirnya menutup game pertama dengan skor 18-14. Pada game kedua Alan unggul dengan kedudukan 15-8. Alan pun berhasil lolos ke final dan harus berhadapan dengan sesama atlet Indonesia di Olimpiade 1992, yaitu Ardy B. Wiranata.
Sepanjang pertandingan final Olimpiade 1992 itu, Alan dan Ardy terus bertukar pukulan demi pukulan. Sampai akhirnya, Alan berhasil menuntaskan perlawanan Ardy dengan dua set langsung 15-12 dan 18-13.
Medali emas pun berhasil disabetnya dan kebahagiannya bertambah karena kekasihnya, Susi Susanti juga meraih gold medalist di tunggal wanita ketika menang melawan atlet Korea Selatan, Bang Soo-Hyun.
Alan memang luar biasa. Mampu mengubah yang tidak mungkin menjadi mungkin. Ia yang tadinya tidak difavoritkan juara Olimpiade ternyata mampu menjuarainya.