Tak jarang, ketika senar raket milik Apriyani kecil putus, sang ayah bergerak cepat menyambung dan merajut kembali senar raket itu. Di sela rajutan senar raket sang ayah terselip doa agar anaknya kelak menjadi pemain profesional.
Sang ayah hanya bisa menitipkan sepenggal doa pada setiap sujud shalatnya agar anaknya selalu diberikan kesehatan dan kesuksesan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
Baca Juga: Apriyani Rahayu, Sepenggal Doa Pada Setiap Sujud dari Sholat Orang Tua Menjadi Sebuah Kekuatan
Sang ayah percaya, kekuatan doa melebihi segalanya. Sehingga ia selalu mendoakan anaknya termasuk mendoakan rekannya Greysia Polii.
"Pokoknya setiap saya shalat, saya doakan dia dengan Greysia Polii, tidak ada yang lain paling afdal selain doa, karena doa itu bukan kita punya mau tetapi Tuhan punya mau," ucap Ameruddin.
Melihat anaknya semakin gemar bermain bulu tangkis, Ameruddin kemudian berinisiatif membuatkan sebuah lapangan di belakang rumah mereka. Di lapangan itu, Apriyani bermain bersama teman-teman sebayanya.
Tak disangka, usaha dan dorongan orang tua serta kerja keras yang dilakukan Apriyani telah membuahkan hasil yang membanggakan bagi keluarga dan bangsa Indonesia. Bersama Greysia Polii, Apriyani sukses meraih medali emas di cabang badminton ganda putri Olimpiade Tokyo 2020 setelah menyingkirkan ganda putri China Chen Qing Chen dan Jia Yi Fan pada Senin, dengan angka 21-19, 21-15.
Ameruddin mengaku sangat bangga bisa memiliki putri yang mengharumkan nama bangsa dan telah mengukir sejarah bahwa putri daerah Kabupaten Konawe bersama rekannya Greysia Polii yang juga berdarah Minahasa Sulawesi Utara, menjadi juara Olimpiade Tokyo 2020.***