Perjuangan Apriyani Rahayu Kecil dari Raket Kayu Buatan Sang Ayah, Hingga Menggapai Prestasi Emas Olimpiade

- 4 Agustus 2021, 10:55 WIB
Apriyani Rahayu yang awalnya bermodalkan raket kayu dengan senar pancing buatan ayahnya hingga meraih medali emas bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020.
Apriyani Rahayu yang awalnya bermodalkan raket kayu dengan senar pancing buatan ayahnya hingga meraih medali emas bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020. /Instagram/@r.aprianig


 

DESKJABAR - Dibalik kesuksesan Apriyani Rahayu meraih Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020, raket dari kayu dengan senar pancing buatan sang ayah, menjadi saksi bisu awal perjalanan gadis berusia 23 tahun ini menekuni olah raga bulu tangkis.

Ayah Apriyani, Ameruddin Pora menceritakan, Apriyani mulai memegang raket bulu tangkis pada usia tiga tahun, usia yang terbilang sangat muda.

Ketika sang ayah melihat anaknya mulai senang bermain bulu tangkis, hati sang ayah terketuk untuk membuatkan raket meskipun dari kayu dengan senar pancing.

Baca Juga: Apriyani Rahayu, KIsah Perjuangan Anak Konawe Sulawesi Tenggara, Sejak Kecil Hingga Raih Emas Olimpiade

Baca Juga: Apriyani Rahayu Jago Bermain Badminton, Merupakan Warisan Bakat dari Almarhumah Ibunya

Di masa kecilnya, kondisi perekomonian keluarga yang pas-pasan membuat Apriyani  kelahiran Desa Lawulo, Kecamatan Anggaberi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara itu harus berlatih bulu tangkis dengan alat yang sekadarnya.

Meski terlihat sangat sederhana, namun anaknya tidak mempermasalahkan raket buatan sang ayah, bahkan Apriyani kecil yang lahir pada29 April 1998 lalu,  menikmati permainan dengan raket kayu buah tangan ayahnya.

Baca Juga: Apriyani Rahayu, Biodata dan Agama, Berkah dari Allah Meraih Medali Emas di Olimpiade Tokyo 2020

Tak jarang, ketika senar raket milik Apriyani kecil putus, sang ayah bergerak cepat menyambung dan merajut kembali senar raket itu. Di sela rajutan senar raket sang ayah terselip doa agar anaknya kelak menjadi pemain profesional.

Sang ayah hanya bisa menitipkan sepenggal doa pada setiap sujud shalatnya agar anaknya selalu diberikan kesehatan dan kesuksesan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.

Baca Juga: Apriyani Rahayu, Sepenggal Doa Pada Setiap Sujud dari Sholat Orang Tua Menjadi Sebuah Kekuatan

Sang ayah percaya, kekuatan doa melebihi segalanya. Sehingga ia selalu mendoakan anaknya termasuk mendoakan rekannya Greysia Polii.

"Pokoknya setiap saya shalat, saya doakan dia dengan Greysia Polii, tidak ada yang lain paling afdal selain doa, karena doa itu bukan kita punya mau tetapi Tuhan punya mau," ucap Ameruddin.

Baca Juga: Greysia Polii dan Apriyani Rahayu Sumbang Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020 Jelang HUT Kemerdekaan Indonesia

Melihat anaknya semakin gemar bermain bulu tangkis, Ameruddin kemudian berinisiatif membuatkan sebuah lapangan di belakang rumah mereka. Di lapangan itu, Apriyani bermain bersama teman-teman sebayanya.

Tak disangka, usaha dan dorongan orang tua serta kerja keras yang dilakukan Apriyani telah membuahkan hasil yang membanggakan bagi keluarga dan bangsa Indonesia. Bersama Greysia Polii, Apriyani sukses meraih medali emas di cabang badminton ganda putri Olimpiade Tokyo 2020 setelah menyingkirkan ganda putri China Chen Qing Chen dan Jia Yi Fan pada Senin, dengan angka 21-19, 21-15.

Baca Juga: Isak Tangkis Apriyani Rahayu dan Greysia Polii, Saat Bendera Merah Putih Dinaikan Diiringi Lagu Indonesia Raya

Ameruddin mengaku sangat bangga bisa memiliki putri yang mengharumkan nama bangsa dan telah mengukir sejarah bahwa putri daerah Kabupaten Konawe bersama rekannya Greysia Polii yang juga berdarah Minahasa Sulawesi Utara, menjadi juara Olimpiade Tokyo 2020.***

Editor: Ferry Indra Permana

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah