DESKJABAR –Piala Dunia 1990 Italia menyisakan kenangan dimana pemain muda tim Inggris Paul Gascoigne, meneteskan air mata kekecewaan dia dipastikan tidak bisa memperkuat timnya seandainya masuk final.
Dia mendapatkan 2 kartu kuning di ajang piala dunia ini, Paul Gascoigne mengungkapkan rasa kecewanya dengan menangis di saat penampilan yang sangat cemerlang di tim Inggris.
Di negaranya Paul Gascoigne dianggap sebagai pahlawan oleh “Gazzamania”, ini menggambarkan perubahan dalam persepakbolaan maupun masyarakat saat itu di Inggris.
Surat kabar Inggris The Independent dalam sebuah artikel menuliskan 'Sebelum Paul Gascoigne, apakah ada orang yang pernah menjadi pahlawan nasional dan jutaan manusia menyanjungnya itu semua sangat indah. Menangislah dan dunia menangis bersamamu.'
Awal pemicu tangisan Gascoigne pada laga babak 16 besar Inggris vs Belgia yang dimenangkan Inggris 1-0, Gol semata wayang itu dipersembahkan David Platt menit 120.
Dia mendapatkan kartu kuning karena melakukan pelanggaran pada menit 98 terhadap Enzo Scifo, Gascoigne mengetahui apa artinya kartu kuning itu.
Di perempat final Inggris sukses mengalahkan kamerun 3-2. Dia mengambil peran penting terciptanya gol assist ke Gary Lineker, memicu terjadinya penalti. Gary Lineker ditunjuk sebagai algojo eksekusi penalti, dan sukses menjebloskan bola.
Inggris akhirnya masuk semifinal menghadapi Jerman. Di sinilah momen tangisan Gazza yang akan diingat para pecinta sepak bola di piala dunia 1990 Italia.
Tangisan Gazza meledak di menit 99 setelah menerima kartu kuning kedua dalam ajang piala dunia ini, dia menyadari kalau Inggris lolos ke final memperebutkan juara 1 dia dipastikan tidak akan bisa memperkuat timnya
Seandainya itu terjadi musnahlah semua mimpi semasa kecil dia, ketika mendapatkan kartu ke 2 dari wasit dia mengetahui semua mimpinya akan berakhir.
”Saya tidak akan pernah mendapatkan kesempatan seperti ini lagi, itu adalah waktu terbaik bagi saya dan saya tidak ingin itu berakhir, saya berpikir kami akan memenangkan Piala Dunia, sulit rasanya untuk mengingatnya kembali,” ucap Gascoigne.
Melihat anak asuhnya menangis, sang arsitek juga merasakan kesedihannya.
”Saya memukul sepatu saya, karena itu adalah final untuk Paul Gascoigne. Jangan khawatir, anda telah menjadi salah satu pemain terbaik di turnamen ini, perjalanan karier Anda masih terbuka lebar dan ini Piala Dunia pertama Anda,” ucap Bobby Robson.
Momen menangis Gazza tertangkap kamera. Dia terlihat begitu terpukul dan terlihat putus asa, keputusasaan dan tangisan Gazza menjadi iconic pada laga ini yang berakhir dengan kemenangan Jerman lewat adu penalti 4-3.***