TERGET Iklim Indonesia Dikiritik Masih Jauh untuk Meredam Pemanasan Global, Emisi Karbon Masih Tinggi

- 12 Desember 2022, 11:17 WIB
Target iklim Indonesia dikiritik karena masih jauh dari cukup untuk mengurangi pemanasan global
Target iklim Indonesia dikiritik karena masih jauh dari cukup untuk mengurangi pemanasan global /promkes.kemkes.go.id/

DESKJABAR – Koalisi penelitian global Climate Action Tracker (CAT) mengkategorikan tujuan iklim Indonesia sebagai  Critically Insufficient , yang artinya masih jauh dari cukup untuk meredam pemanasan global.

Bahkan pada pembaharuan COP 26 pada pertemuan November 2021, Indonesia tidak mengajukan pembaharuan dari target mereka untuk menurunkan emisi karbon.

Hal itu berdasarkan rilis yang baru saja dikeluarkan CAT atas janji pemerintah sebuah negara pengurangan emisi karbon pada 2022 berdasarkan Kontribusi yang Ditentukan Secara Nasional (NDC) 2022.

Baca Juga: INILAH Potensi Bahaya dari Sampah yang Kita Buang, di Bandung Volume Sampah Mencapai 1.529 Ton per Hari

NDC adalah janji tertulis dari negara-negara yang berpartisipasi dalam Perjanjian Paris 2015 untuk berkontribusi menjaga suhu bumi tidak melebihi 1,5℃ di atas rata-rata pra-industri.

“Ini adalah peringkat serendah mungkin pada skala CAT. Peringkat tersebut berarti bahwa jika semua negara di dunia mengikuti target Indonesia, suhu global akan naik sebesar 4℃,” kata Anindita Hapsari, anggota Tim Penilai Negara CAT dari Institute for Essential Services Reform (IESR), dalam sebuah diskusi di Jakarta pada 6 Desember 2022.

Dalam rilis NDC terbarunya, Pemerintah Indonesia telah berjanji untuk mengurangi emisi dengan kemampuannya sendiri (tanpa syarat) sebesar 31,8% dan dengan dukungan internasional (bersyarat) sebesar 43,2%.

Target ini dinilai sebuah langkah yang biasa yang akan dicapai pada tahun 2030.

Meski Pemerintah Indonesia menyebutkan target terbaru mereka dinilai lebih ambisius dari target sebelumnya yakni mengurani emisi dengan kemampuan sendiri sebesar 29% dan dengan bantuan dukungan internasional sebesar 41%.

Baca Juga: MULUT Messi Memang Ampuh, FIFA Akhirnya Memulangkan Wasit Mateu Lahoz dari Piala Dunia 2022 di Qatar

Dalam NDC 2022, pemerintah Indonesia telah mengajukan beberapa upaya untuk menurunkan emisi karbon seperti meningkatkan penggunaan energi terbarukan dari 7,4 gigawatt menjadi 20,9 gigawatt pada tahun 2030.

Indonesia juga memasukkan penggunaan pembangkit listrik tenaga surya di atas atap secara masif. Pemerintah juga ingin meningkatkan laju pertumbuhan tahunan hutan alam dari 0,71 ton karbon per hektar per tahun menjadi 0,98 ton karbon per hektar per tahun.

Rencana lainnya termasuk membangun pembangkit listrik tenaga sampah, membuat semen ramah lingkungan, dan mengurangi deforestasi.

Namun CAT menilai rencana-rencana pemerintah Indonesia tersebut dinilai belum cukup untuk memenuhi perjanjian Paris 2015.

Baca Juga: Liburan Natal 2022, Ada 10 Tujuan Musim Salju Favorit di Eropa dan Amerika

Menurut CAT, pada tahun 2030 emisi rumah kaca tahunan Indonesia akan setara dengan 1.710-1.805 juta ton karbon dioksida. Ini jauh lebih tinggi dari tingkat emisi yang akan sejalan dengan Perjanjian Paris, yang tidak lebih dari 1.000 juta ton setara karbon dioksida per tahun.

“Kalau mau disebut ambisius, targetnya harus mencukupi,” kata Anindita.

Menurut anggota Tim Penilai Negara CAT lainnya, Shahnaz Firdausi, Indonesia masih memiliki ruang untuk memperbaiki target iklimnya. Salah satu kuncinya, kata dia, adalah mengurangi penggunaan batu bara secara signifikan.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: theconversation.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah