PVMBG : Gunung Semeru Meletus Pertama kali Tahun 1818, Hingga Tahun 2022 Masih Erupsi dan Gempa Letusan

- 16 Juli 2022, 20:09 WIB
Ilustrasi, Gunung Semeru di Lumajang Jawa Timur, Gunung api teraktif di Indonesia/magma.esdm.go.id/
Ilustrasi, Gunung Semeru di Lumajang Jawa Timur, Gunung api teraktif di Indonesia/magma.esdm.go.id/ /

 

DESKJABAR – Gunung Semeru merupakan gunung berapi kerucut di Jawa Timur, gunung tertinggi di pulau Jawa dengan puncak Mahameru 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl).

Gunung api yang sangat aktif ini terletak di kabupaten Malang dan kabupaten Lumajang Jawa Timur.

Seperti diberitakan sebelumnya, Gunung Semeru terakhir kali mengalami erupsi sesuai dengan catatan PVMBG pada Minggu, 10 Juli 2022, tercatat 14 kali gempa letusan, atau erupsi dengan amplitude 10-15 mm dan lama gempa 50-58 detik, 2 kali terjadi gempa hembusan dengan amplitude 2-4 mm dan lama gempa 20-35 detik.

Baca Juga: 2 Tempat Wisata View GUNUNG SALAK BOGOR, Luar Biasa Indah dan Lagi Hits, Instagramable, COCOK BUAT HANIMUN

Dilansir Deskjabar.com dari magma.esdm.go.id dan news.act.id, berikut sejarah meletusnya Gunung Semeru di provinsi Jawa Timur sebagai berikut:

Gunung Semeru yang terletak di provinsi Jawa timur, memiliki cerita panjang soal erupsi, sejarah mencatat, gunung semeru pertama kali meletus pada tahun 1818.

Berdasarkan catatan Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementrian Energi dan Sumber Daya Manusia (ESDM), letusan Gunung Semeru telah terjadi sejak tahun 1818.

Namun, letusan Gunung Semeru pada tahun 1818 hingga tahun 1913 tidak banyak terdokumentasikan.

Sejak meletus tahun 1913 Gunung Semeru tidak menunjukan aktivitas vulkaniknya selama 28 tahun dan Gunung Semeru mengalami letusan besar, PVMBG mencatat leleran lava terjadi dalam periode yang panjang dari 21 September 1941 sampai Februari 1942.

Letusan gunung tersebut sampai ke lereng sebelah timur pada ketinggian antara 1400 M dan 1775 M.

PVMBG mencatat, titikmletusan ada di enam tempat, leleran lava masuk ke B Semut dan menimbun Pos Pengairan Bantengan, dan aliran lava mencapai panjang hingga 6,5 Km.

Gunung Semeru merupakan salah satu gunung aktif di Indonesia yang terletak di Lumajang Jawa Timur, terus menunjukan aktivitas vulkaniknya.

Baca Juga: Wajib Tahu! 10 Tips Rahasia untuk Menghafal Lebih Cepat dan Memiliki Ingatan Jangka Panjang

Berdasarkan catatan PVMBG Gunung Semeru tercatat meletus secara beruntun pada tahun 1945, 1946,1947.

Selama hampir 2 tahun lamanya Gunung Semeru tidak menunjukan aktivitas vulkaniknya yaitu tahun 1948-1949.

Lalu kemudian Gunung Semeru menunjukan kembali aktivitas vulkaniknya dan meletus kembali pada tahun 1950,1951,1952,1953,1954,1955,1957,1958,1959 dan tahun 1960.

Setelah meletus pada tahun 1960, Gunung Semeru tidak terlihat menunjukan aktivitas vulkaniknya selama 16 tahun, yaitu 1961-1976.

Lalu kemudian pada tahun 1977 Gunung Semeru kembali menunjukan aktivitas vulkaninya, meletus kembali mengeluarkan guguran lava dan guguran awan panas berjarak 10 km di Besuk kembar.

Volume endapan pada saat gunung meletus mencapai 6,4 juta meter kubik, dan sebagian awan panas mengalir ke arah Besuk Kobokan.

Akibat letusan Gunung Semeru pada tahun 1977, sawah dan tegal milik warga seluas 110 hektar di desa Sumberurip rusak parah, hutan pinus seluas 450 hektar dan satu jembatan rusak terbakar dan dua buah rumah bilik hanyut.

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus berlanjut, setiap tahun terus mengalami erupsi letusan lava panas yaitu tahun 1978,1979,1980,1981,1982,1983,1984,1985 dan 1986.

Terdapat jeda selama dua tahun, gunung semeru tidak mengeluarkan erupsi yaitu tahun 1987 dan tahun 1988.

Kemudian Gunung Semeru mengalami erupsi kembali pada tahun 1989,1990, jeda 1 tahun 1991 kemudian aktif kembali tahun 1992, dan jeda kemabli tahun 1993 tidak erupsi, dan kemabli erupsi pada tahun 1994.

Setelah erupisi tahun 1994, Gunung Semeru tidak aktif menunjukan aktivitas vulkaniknya selama 7 tahun yaitu tahun 1995 sampai dengan tahun 2001.

Kembali menunjukan aktivitasnya Gunung Semeru pada tahun 2002, 2004,2005,2007 dan 2008, dan pada tahun 2008 Semeru tercatat beberapa kali erupsi, yaitu pada rentang 15 Mei 2008.

Setelah jeda selama 13 tahun yaitu tahun 2009 sampai dengan 2021 Gunung Semeru tidak menunjukan aktifitas vulkanik, letusan erupsi.

Baca Juga: Jimin BTS Kembali Puncaki Brand Reputasi Kategori Member Boygrup Bulan Juli, Berikut Top 30 Lainnya

Gunung Semeru kembali meletus pada Rabu,5 Januari 2021 jam 8.35 WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 1.500 meter diatas puncak (+/- 5176 m diatas permukaan laut).

Selang waktu hanya enam bulan Gunung Semeru kembali meletus pada Minggu 10 Juli 2022, PVMBG mencatat 14 kali gempa letusan, atau erupsi dengan amplitude 10-15 mm dan lama gempa 50-58 detik, 2 kali terjadi gempa hembusan dengan amplitude 2-4 mm dan lama gempa 20-35 detik.

Selama periode tersebut, Semeru mengalami 16 kali guguran awan panas dengan jarak luncur sekitar 500 meter sampai 3.000 meter.

Aktivitas Gunung Semeru terdapat di Kawah Jongring Saloko yang terletak di sebelah tenggara puncak Mahameru.

Letusan Gunung Semeru umumnya letusan abu bertipe vulkanian dan strombolian yang terjadi 3-4 kali setiap jam.

Tipe letusan vulkanian dicirikan dengan letusan eksplosif yang kadang-kadang menghancurkan kubah dan lidah lava yang telah terbentuk sebelumnya.

Kemudian letusan tipe strombolin biasanya letusan diikuti dengan pembentukan kubah dan lidah lava baru.

Sesuai penjelasan PVMBG, pada saat terjadi letusan eksplosif, biasanya diikuti oleh terjadinya aliran awan panas yang mengalir ke lembah-lembah yang lebih rendah dana rah alirannya sesuai dengan bukaan kawah dan lembah-lembah di Gunung Semeru.

Arah bukaan kawah Gunung Semeru saat ini mengarah kea rah tenggara atau mengarah ke hulu Besuk Kembar, Besuk Bang dan Besuk Kobokan.

Selama Gunung Semeru menunjukan aktivitas vulkaniknya, warga tidak disarankan melakukan aktivitas apapun di sector tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak (pusat erupsi).

Diluar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepian sungai (sempadan sungai)di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 km dari puncak semeru.

Baca Juga: Hasil Sementara Singapore Open 2022: Leo-Daniel dan Apriyani-Fadia Tembus ke Final

Warga tidak diperkenankan beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah/puncak gunung api Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.

Mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru.

Terutama warga yang tinggal di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar dan Besuk Sat serta anak-anak sungai Besuk Kobokan.***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: Magma ESDM


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x