TERNYATA Awan Panas Guguran Merupakan Karakteristik Ancaman Khas Dari Gunung Semeru, Ini Penjelasannya

- 5 Desember 2021, 18:46 WIB
Gunung Semeru di Lumajang erupsi  Sabtu 4 Desember 2021,  Awan Panas Guguran Merupakan Karakteristik Ancaman Khas Dari Gunung Semeru.
Gunung Semeru di Lumajang erupsi Sabtu 4 Desember 2021, Awan Panas Guguran Merupakan Karakteristik Ancaman Khas Dari Gunung Semeru. //Tangkap Layar Video Warga Sekitar Semeru

 

 

DESKJABAR - Gunung Semeru di Lumajang Jawa Timur ternyata memiliki karakteristik ancaman bagi masyarakat saat terjadi erupsi seperti yang terjadi pada Sabtu 4 Desember 2021 sore.

Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eko Budi Lelono mengatakan awan panas guguran adalah ancaman khas dari Gunung Semeru. 

"Awan panas guguran ini merupakan karakteristik ancaman khas dari Gunung Semeru, yakni berupa awan panas yang berasal dari ujung aliran lava pada bagian lereng gunung," ujar Eko Budi Lelono dalam konferensi pers yang diikuti secara daring di Jakarta, Minggu 5 Desember 2021.

Baca Juga: BERITA TERBARU Erupsi Gunung Semeru Lumajang, 13 Orang Tewas, Puluhan Terluka, dan Ratusan Warga Mengungsi

Baca Juga: TERBONGKAR Mengenai Keberadaan Mimin di Yayasan Milik Yosef dalam Kasus Pembunuhan Subang, Begini Pengakuannya

Berdasarkan pemantauan Badan Geologi, aktivitas vulkanik Gunung Semeru pada 1 dan 4 Desember 2021 merupakan aktivitas permukaan (erupsi sekunder) dan hasil analisis data kegempaan tidak menunjukkan adanya kenaikan jumlah dan jenis gempa yang berasosiasi dengan suplai magma atau batuan segar ke permukaan.

Eko  Budi menjelaskan letusan Gunung Semeru umumnya bertipe vulkanian dan strombolian berupa penghancuran kubah atau lidah lava, serta pembentukan kubah lava atau lidah lava baru.

"Penghancuran kubah atau lidah lava ini lantas mengakibatkan pembentukan awan panas guguran di Gunung Semeru," ujar Eko seperti di kutip DeskJabar.com dari Antara.

Pada 1 Desember 2021 terjadi awan panas guguran dengan jarak luncur 1.700 meter dari puncak atau 700 meter dari ujung aliran lava dengan arah luncuran ke tenggara.

Baca Juga: KASUS BUNUH DIRI, Polda Jatim Akan Kejar dan Periksa Penjual Obat Aborsi pada Novia Widyasari dan Randy Bagus

Baca Juga: Inilah 4 Cara Berkomunikasi dengan Khodam Pendamping, Salah Satunya Puasa Weton

Setelah kejadian awan panas guguran terjadi guguran lava dengan jarak dan arah luncur tidak teramati.

Dikatakan Eko, bahwa endapan awan panas guguran terdiri dari material bebatuan yang memiliki suhu berkisar 800 sampai 900 derajat Celcius yang bergerak ke arah lereng tenggara Gunung Semeru.

Jika terjadi hujan, kata Eko, endapan awan panas guguran ini dapat menyebabkan banjir lahar dingin pada sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak.

Eko mengatakan potensi ancaman bahaya lainnya dari erupsi Gunung Semeru, berupa lontaran batuan pijar di sekitar puncak, sedangkan material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin.

Baca Juga: DITEMUKAN Minuman Campuran Potasium di Dekat Jasad Novia Widyasari, Sang Pacar Sudah Diamankan Polisi

Baca Juga: Teman Dekat Novia Widyasari Menceritakan Penderitaan Novi Sebelum Meninggal Akibat Bunuh Diri

Pada 4 Desember 2021 mulai pukul 13.30 WIB terekam getaran banjir, kemudian pada pukul 14.50 WIB teramati awan panas guguran dengan jarak luncur empat kilometer dari puncak atau dua kilometer dari ujung aliran lava ke arah tenggara (Besuk Kobokan).

"Kami akan terus memperbarui data kondisi terakhir pemantauan Gunung Semeru dengan tujuan agar masyarakat dapat memperoleh informasi akurat,"  kata Eko Budi Lelono.***

Editor: Ferry Indra Permana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x