NTT Berduka: 63 Meninggal dan Masih Banyak yang Belum Ditemukan Akibat Banjir Bandang Flores

- 5 April 2021, 13:53 WIB
NTT Berduka: 63 Meninggal dan Masih Banyak yang Belum Ditemukan Akibat Banjir Bandang Flores
NTT Berduka: 63 Meninggal dan Masih Banyak yang Belum Ditemukan Akibat Banjir Bandang Flores /ANTARA/HO-Alfons Rianghepat/

 

DESKJABAR- NTT berduka, sedikitnya 63 orang dikabarkan meninggal dunia, korban luka dan harta benda akibat bencana alam banjir bandang yang melanda Kabupaten Lembata, Flores Timur Nusa Tenggara Timur (NTT). [Flores banjir bandang].

Kondisi NTT saat ini, korban meninggal tersebut bisa saja bertambah karena belum semua terindentifikasi akibat luasnya bencana alam tersebut. Masih banyak warga yang belum ditemukan dan belum diketahui nasibnya akibat Flores banjir bandang.

Bupati Flores Timur NTT Anton Gege Hadjon wilayah yang paling parah terkena banjir bandang dan longsor tersebut adalah wilayah di kecamatan Ile Boleng Kabupaten Flores Timur. [Flores banjir bandang].

Baca Juga: Ratusan Ribu Data Akun Facebook Milik Orang Indonesia Bocor, Simak Penjelasaanya Disini

Baca Juga: Souvenir Pernikahan Atta dan Aurel Bikin Kaget, Instagram Atta Halilintar pun Banyak Pujian dan Kritik

"Dari pengamatan di lapangan, Anton menyampaikan, sampai saat ini ditemukan 63 warga yang meninggal dunia akibat bencana di Kecamatan Ile Boleng Kab Flores Timur," kata Anggota DPR Komisi X Fraksi PDIP, Andreas Hugo Pareira berdasarkan laporan dari Bupati Flores Timur Anton Gege Hadjon dalam keterangan tertulisnya, Senin 5 April 2021 seperti yang dikutip dari Pikiran Rakyat.

Politikus PDIP tersebut juga mengatakan bahwa terdapat sejumlah warga yang dilaporkan hanyut terbawa arus banjir.

Selain itu, infrastruktur jalan dan jembatan juga ikut menjadi sasaran terjangan banjir sehingga mengalami kerusakan.

Banyak warga yang kehilangan tempat tinggal sehingga warga harus mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Baca Juga: Harga BBM Pertamina Naik Mulai April 2021, SIMAK Dimana dan BBM Apa Saja yang Naik

Baca Juga: Selama Ramadhan Vaksinasi Covid-19 Tetap Dilakukan, Fatwa MUI Membolehkan dan Tidak Membatalkan Puasa

Andreas menambahkan bahwa masih ada warga yang belum ditemukan akibat bencana ini.

"Masih banyak warga yang belum ditemukan dan belum diketahui nasibnya," tambahnya.

"Banyak warga yang kehilangan tempat berteduh di tengah bencana yang masih melanda, sehingga terpaksa mengungsi ke rumah-rumah warga yang selamat, ke balai desa atau ke rumah ibadah gereja," tuturnya.

Andreas melanjutkan, saat ini warga sangat membutuhkan bantuan terutama bahan makanan.

Pemerintah pusat diminta untuk segera menyiapkan alat-alat berat untuk menangani bencana alam ini.

Baca Juga: Stok Sapi Lokal Cukup, Kementan Upayakan Pasokan Daging Selama Ramadhan dan Idul Fitri 1442 H Stabil

"Pemerintah pusat segera turun tangan menyiapkan alat-alat berat membantu membersihkan dan memperbaiki keadaan darurat di daerah bencana," lanjutnya.
Pembersihan dan perbaikan tersebut difokuskan ke daerah aliran sungai agar tidak terjadi pelebaran luapan banjir.

"Terutama daerah-daerah aliran sungai agar tidak terjadi pelebaran luapan banjir yang merusak kampung dan lahan pertanian masyarakat," pungkasnya.

Sementara itu Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menetapkan bencana banjir dan tanah longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai bencana nasional.

Menurut Melki, melihat dari skala kerusakan akibat bencana yang terjadi, kemudian cakupan wilayah, kerugian harta benda, dan dampak sosial ekonomi, bencana di NTT layak untuk ditetapkan sebagai bencana nasional.

"Kami melihat dari gegala kerusakan yang besar ini butuh dukungan yang konkret dari pemerintah pusat sehingga untuk itu kami meminta agar pemerintah pusat Presiden Jokowi, Menko PMK, Menko Ekonomi dan semua jajaran terkait kami minta agar status bencana di NTT ini menjadi bencana nasional," kata Melki dalam keterangannya kepada wartawan, Senin 5 April 2021.

Melki mengatakan dengan penetapan status bencana nasional maka penangnan bencana di NTT tersebut dapat dilakukan secara maksimal dan cepat. Hal itu juga perlu dilakukan demi mengatasi pandemi Covid-19 bagi korban yang tertimpa bencana.

"Sehingga kekuatan dari pemerintah pusat bisa membantu pemulihan ekonomi, pemulihan sosial, terutama juga membantu menjaga kesehatan di NTT dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang kami perkirakan akan mungkin terjadi," ucapnya.***

Artikel ini pernah tayang sebelumnya di pikiran-rakyat.com berjudul "Laporan Sementara Bencana Banjir dan Longsor NTT, 63 Warga Meninggal Dunia".

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah