MENLU Rusia Tuduh KTT G20 Bali akan Jadi Ajang Mengadili Rusia dan Memberi Panggung kepada Ukraina

14 November 2022, 09:11 WIB
Presiden AS Joe Biden tiba di Bali pada Minggu 13 November 2022 untuk mengikuti KTT G20. Rusia tuduh barat akan gunakan ajang KTT G20 untuk mengadili Rusia /Antara/Galih Pradipta/

DESKJABAR – Di KTT G20 Bali 15-16 November 2022, Rusia tidak diwakili Presiden Vladimir Putin melainkan hanya diwakili oleh Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.

Menlu Rusia Lavrov sudah tiba di Bali pada Minggu 13 November 2022, dan menuduh bahwa ajang KTT G20 Bali akan digunakan Amerika Serikat untuk mengadili Rusia dan memberikan panggung kepada Ukraina.

Tidak itu saja, Menlu Rusia juga menuduh AS berusaha keras memiliterisasi kawasan Asia Tenggara dalam upaya menahan kepentingan Rusia dan China.

Baca Juga: SEBANYAK 936 Unit Mobil Listrik Ramaikan KTT G20 di Bali, Diantaranya Mobil Mewah Lexus UX300e dan Genesis G80

Lavrov akan memimpjn delegasi Rusia ke KTT G20 di Bali, yang merupakan pertemuan pertama mereka dengan pihak Barat sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022.

Lavrov sendiri saat berbicara kepada pers pada akhir KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Phnom Penh, Minggu mengatakan bahwa Putin tidak bisa hadir di Bali karena kesibukannya.

Kepada pers di Phnom Penh, Lavrov mengemukakan bahwa di ajang KTT G20 di Bali akan dugunakan pihak Barat untuk mengadili Rusia atas invasinya ke ukraina.

Dia juga menuduh barat akan mendorong negara-negara seperti China dan India untuk mengkritik Rusia, setelah kedua negara sebelumnya menyatakan keprihatinan atas konflik Ukraina.

Lavrov juga menuduh bahwa Ukraina diatur untuk mendominasi agenda dengan para pemimpin Barat yang kemungkinan besar akan secara terbuka menghadapi Rusia atas invasinya ke Ukraina.

Baca Juga: Gadis ODGJ 2 Kali Gagal Menikah, Semoga Cepat Sembuh, Ayo Siapa Mau Melamar ?

Di KTT ASEAN di Phnom Penh yang juga dihadiri Presiden Jokowi, Lavrov kepada pers menuduh bahwa barat tengah berupaya memiliterisasi Asia Tenggara dalam upaya untuk menahan kepentingan Rusia dan China.

Di pertemuan tersebut, Lavrov juga memarahi Amerika Serikat atas tindakannya di kawasan Asia Tenggara, yang dilihat oleh Rusia dan Barat sebagai medan pertempuran geopolitik strategis potensial di kawasan itu.

"Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya sedang berusaha menguasai ruang ini," kata Lavrov kepada wartawan.

Dia mengatakan bahwa strategi Indo-Pasifik Joe Biden adalah upaya untuk melewati "struktur inklusif" untuk kerja sama regional dan akan melibatkan militerisasi kawasan ini dengan fokus yang jelas untuk menahan China, dan menahan kepentingan Rusia di Asia-Pasifik.

Kritik itu disampaikan Lavrov, setelah Presiden AS Joe Biden di pertemuan KTT ASEAN mengatakan bahwa Washington berkomitmen untuk membangun "Indo Pasifik yang bebas dan terbuka, stabil dan makmur, serta tangguh dan aman.

Baca Juga: Para Pemimpin Undangan G20 mulai Berdatangan ke Bali, Apa yang Dimaksud dengan G20, Ini Penjelasannya

Baik Amerika Serikat maupun Rusia bukanlah anggota ASEAN, kelompok beranggotakan 10 negara Asia Tenggara, tetapi beberapa pemimpin dunia menghadiri pembicaraan menjelang KTT G20 minggu depan di Bali.

Sebelumnya Putin menggambarkan bahwa Rusia dan Cina sebagai pemimpin pemberontakan global melawan dominasi global pasca-Soviet Amerika Serikat dan Barat.

Amerika Serikat menempatkan China dan Rusia sebagai dua ancaman global utama.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler