JABATAN Terakhir 6 Jenderal TNI AD dan 1 Perwira Menengah Korban G 30 S PKI, Jenderal Nasution Berhasil Kabur

28 September 2022, 07:53 WIB
Inilah jabatan terakhir korban oenculikan G 30 S PKI /Museum Lubang Buaya/

DESKJABAR – Peristiwa G 30 S PKI yang terjadi pada 30 September 1965, menjadi peristiwa paling kelam pasca Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.

Peristiwa penculikan para petinggi di TNI AD yakni terdiri dari 6 Jenderal dan 1 Perwira Menengah yang dilakukan kelompok tentara pro Partai Komunis Indonesia atau PKI, menjadi peristiwa kelam.

Dampak dari peristiwa berdarah G 30 S PKI, ratusan ribu korban tentara dan sipil tewas dalam sebuah aksi penyisiran para pengikut PKI.

Baca Juga: ASAL USUL Lubang Buaya Jakarta, Kandang Buaya Siluman yang Jadi Kuburan 6 Jenderal dan 1 Perwira Menengah

Inilah jabatan terakhir para petinggi TNI AD yang jadi korban peristiwa G 30 S PKI. Salah satu petinggi AD yakni Jenderal AH Nasution luput dari upaya penculikan oleh tentara pro PKI.

Namun sayang, putri kecilnya yakni Ade Irman Suryano, 5 hari kemudian meninggal setelah menjadi korban penembakan tentara pro PKI yang akan menculik AH Nasution.

Selain Ade Irman Suryani, ajudannya yakni Lettu Piere Tendean, juga diculik dan akhirnya disiksa dan dibunuh di kawasan Lubang Buaya.

Mayatnya kemudian bersama 6 jasad Jenderal TNI AD lainnya dibuang dan dikubur di Lubang Buaya.

Peristiwa berdarah G 30 S PKI berhasil ditumpas dan kemudian Partai Komunis Indonesia dilarang dan dibubarkan.

Dalam waktu-waktu selanjutnya, penangkapan para pengikut PKI berdampak tewasnya tentara dan rakyat sipil yang mencapai ratusan ribu jiwa.

Ke-6 Jenderal TNI AD dan 1 Perwira Menengah yang dibunuh di kawasan Lubang Buaya kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional dan pangkatnya dinaikkan satu tingkat.

Baca Juga: Menteri BUMN Bantah Keterkaitan Kompor LPG ke Kompor Listrik dengan Isu Penghapusan Daya Listrik 450 Watt

Adapun jabatan terakhir korban penculikan dan pembunuhan G 30 S PKI adalah :

1.Jenderal Ahmad Yani

Pada saat upaya penculikan oleh kelompok tentara pro PKI, Jenderal Ahmad Yani menduduki jabatan penting di TNI AD.

Saat itu Jenderal Ahmad Yani menduduki jabatan sebagai Kepala Staf Angkatan Darat atau KSAD.

Saat upaya penculikan, Ahmad Yani menolak perintah tentara yang akan membawanya yang berujung sang jenderal dihujani rentetan peluru yang membuatnya tewas.

Jenderal Ahmad Yani lahir pada 19 Juni 1922 di Jenar, Purworejo. Di masa pendudukan Jepang, dia mengikuti pendidikan Heiho di Magelang dan pendidikan tentara pada Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor.

2.Mayjen R. Suprapto

Mayjen Suprapto saat penculikan menjabat sebagai Deputi II Menteri/Panglima Angkatan Darat Jakarta.

Dia dikenal sebagai teman seperjuangan Jenderal Sudirman.

Suprapto lahir pada 20 Juni 1920 di Purwokerto.

Saat perang revolusi menghadapi Jepang, dia mendampingi Sudirman akif dalam perang revolusi, bahkan bersama Jenderal Sudirman ikut dalam Perang Ambarawa Desember 1945 menghadapi tentara Inggris.

Baca Juga: Preman Pensiun 6 Episode 29 Tayang Jam Berapa? Inilah Jadwal Acara TV RCTI Hari Ini Rabu 28 September

3.Mayjen MT Haryono

MT Hryono menjadi salah satu korban tewas peristiwa G 30 S PKI. Saat penculikan Mayjen MT Harono menduduki  jabatan sebagai Deputi III Menteri/Panglima Angkatan Darat.

Lelaki kelahiran Surabaya 20 Januari 1924 tersebut, dikenal sebagai tentara pintar.

Dengan kemampuannya berbahasa Belanda, Inggris, dan Jerman, dia kerap dilibatkan dalam perunfingan antara RI dan Belanda, serta Inggris.

4.Mayjen S. Parman

Mayjen S Parman termasuk salah satu tentara yang menolak usulan PKI pembentukan tentara Angkatan Kelima.

Saat peristiwa G 30 S PKI, dia menduduki jabatan sebagai Asisten 1 Menteri/Panglima AD.

Parman lahir di Wonosobo pada 4 Agustus 1918. Awal kemiliterannya dimulai pada masa pendudukan Jepang, dia bekerka pada Jawatan Kenpeitai.

5.Brigjen D.I Panjaitan

Brigjen DI Panjaitan saat peristiwa G 30 S PKI menduduki jabatan Asisten IV Menteri/Panglima AD dan akan mendapa tugas belajar ke AS.

Lelaki kelahiran Balige, Tapanuli, Sumatera Utara pada 9 Juni 1925, pernah mencatat prestasi sebelum peritiwa G 30 S PKI.

Baca Juga: Panglima TNI Jenderal Andika Buat Terobosan Penerimaan Taruna Akmil 2022, Tinggi dan Usia Ini Perubahannya

Dia berhasil membongkar pengiriman senjata rahasia dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) kepada PKI.

6.Brigjen Sutoyo

Saat menjadi korban penculikan tentara pro PKI di peristiwa G 30 S PKI, Brigjen Sutoyo menjabat sebagai Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat.

Brigjen Sutoyo menjadi korban fitnah bahwa dia akan membentuk Dewan Jenderal untuk menggulingkan Presiden Soekarno.

Sutoyo lahir di Kebumen pada 28 Agustus 1922, dan berkarir militer di CPM.

7.Lettu Pierre Andreas Tendean

Pierre Tendean lahir di Jakarta pada 21 Februari 1939.

Baca Juga: ‘Parisj van Java’ Jadi Tema Utama Fashion Show Wisuda 16 Siswa IFI dan 15 Mahasiswa Asing dari New Zealand

Dia menjadi korban penculikan sekelompok tentara pro PKI, setelah mereka gagal menculik Jenderal AH Nasution.

Pierre Tendean saat itu menjabat sebagai ajudan Menteri Korrdinator Pertahanan dan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal AH Nasution.

Dua kemudian disiksa dan dibunuh di kawasan Lubang Buaya dan mayatnya dimasukkan ke dalam Lubang Buaya.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler