Di Sumedang, Babi Hutan Mulai Pusingkan Warga, Hobi Berburu Didukung

- 11 Juni 2024, 12:31 WIB
Tampilan babi hutan menggasak tanaman milik petani saat malam hari, di Sumedang warga mendukung perburuan.
Tampilan babi hutan menggasak tanaman milik petani saat malam hari, di Sumedang warga mendukung perburuan. /dok Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kemen LHK

DESKJABAR – Populasi babi hutan pada sejumlah kawasan di Kabupaten Sumedang, dirasakan mulai memusingkan warga. Para warga yang merasa terganggu kehadiran babi hutan, mendukung para penghobi berburu agar populasi hewan-hewan itu dapat terkendalikan.

Pada kalangan masyarakat dekat hutan pegunungan, pada bulan Juni sampai Agustus, diketahui merupakan masa-masa populasi babi hutan banyak dan suka berkeliaran ke pemukiman warga. Selain sedang musim kawin, para babi hutan, keluar hutan mencari makanan ke ladang pertanian.

Salah seorang personel Wanadri, Echo, di Bandung, Selasa, 11 Juni 2024 mengatakan, warga masyarakat petani logikanya akan mendukung perburuan, karena babi adalah hama buat mereka. Namun, teknis perburuan babi hutan disarankan dilakukan pada kebun petani.

Baca Juga: Jelang Kemarau 2024, Berburu Babi Hutan di Sumedang Mulai Marak

Situasi Juni 2024

Echo juga menyebutkan, pada bulan Juni 2024 ini, ada keterangan warga yang menyebutkan, babi hutan sudah memusingkan karena “menyerbu” ke perkampungan. Kondisi ini terjadi di Dusun Cibubut, Kecamatan Cibugel yang sampai berkeliaran ke pekarangan rumah warga.

Karena itu, warga menilai wajar jika orang-orang berburu di kebun untuk pengendalian hama. Jika perburuan dilakukan di kebun, maka babi hutannya akan kabur ke hutan.

“Lain halnya jika berburunya di hutan, babinya akan masuk ke kebun di sebelahnya. Nah kalau di hutan, babi itu bukan hama,” terang Echo pula.

Warga yang masuk dalam jejaring dan penggemar kesenian adu bagong juga kelihatannya mendukung, karena mereka punya tontonan. Namun warga lain yang tidak terkena dampak bermunculannya para babi hutan, kelihatannya tidak begitu peduli.

“Yang keberatan mungkin si macan tutul di TBMK (Taman Buru Masigit Kareumbi) yang bersaing dengan pemburu. Sebab, dari analisis feses yang kita lakukan, macan tutul terbukti memangsa babi muda.. ini concern kami dan para pemerhati. Kalau habitat macan tutul terganggu, ujungnya manusia juga yang akan menanggung,” ujar Echo.

Halaman:

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah