Laksamana Sukardi : Ransom Ware (Bajak Internet, Siapa Berani Lawan?

- 29 Juni 2024, 19:13 WIB
Laksamana Sukardi, mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Laksamana Sukardi, mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) /

DESKJABAR - Ketergantungan kita terhadap internet dalam kehidupan sehari hari dan kegiatan penyelenggaraan negara akan semakin besar, demikian juga ancaman terhadap cyberattacks dalam bentuk apapun termasuk ransom ware (bajak internet).

Demikian Laksamana Sukardi, mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam tulisannya, di Jakarta, Sabtu 29 Juni 2024.

Disebutkan, bajak internet berbeda dengan bajak laut yang bisa dicegah dengan menempatkan pengawal bersenjata didalam kapal. Bajak internet atau ransom ware tidak nampak secara fisik dan serangan dilakukan dari segala penjuru dunia! Semakin canggih sistim cyber security yang diterapkan, akan semakin canggih pula ransom ware!

Baca Juga: Kerang Ijo dan Ikan Bandeng Cirebon Dijadikan Ikon Oleh oleh Wisata Kuliner

"Dan yang membuat banyak organisasi pengguna internet seperti perusahaan perusaahaan industri dan jasa bahkan organisasi nir laba yang menjadi korban, karena mereka hanyalah sebagai user bukan developer software. Mereka tidak secanggih para hackers yang pada umumnya anak anak muda yang sangat cepat belajar dan bergerak," kata Laksamana.

Apalagi, lanjut Laksamana, jika dibandingkan dengan organisasi pemerintah atau birokrat yang pada umumnya lambat dan tidak memiliki motivasi tinggi.

Pada umumnya hackers melakukan infiltrasi kedalam server dan sistim internal, melakukan incryption (acak data) terhadap informasi penting, kemudian meminta imbalan (uang tebusan) dalam bentuk mata uang crypto yang kemudian diuangkan di bursa China.

Dalam perang cyber serangan dilakukan dengan melakukan take down (mematikan) sistim operasi instalasi penting, seperti listrik, distribusi minyak, bahkan sistim operasi perbankan. Rusia pernah melakukannya dengan mematikan operasi Pembangkit Listrik di Ukraina. Selain itu kita sulit melacak sumber serangan karena IP (Internet Protocol) address (alamat penyerang) yang diacak secara canggih.

Peluang bisnis ransom ware semakin mengiurkan dalam era digital. Bahkan Korea Utara, sejak mengalami sangsi pemboikotan oleh negara negara barat, mereka merespon dengan membangun pasukan yang dinamakan cyber warrior.

Halaman:

Editor: Yedi Supriadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah