WASPADA, Usai Melanda Rongga Kabupaten Bandung Barat, Pergerakan Tanah Juga Terjadi di Banjarwangi Garut

- 6 Maret 2024, 20:30 WIB
Petugas mengecek kondisi pemukiman warga yang terdampak pergerakan tanah di Kampung Kaso, Desa Padahurip, Kecamatan Banjarwangi, beberapa hari lalu.
Petugas mengecek kondisi pemukiman warga yang terdampak pergerakan tanah di Kampung Kaso, Desa Padahurip, Kecamatan Banjarwangi, beberapa hari lalu. /Antara/HO Polsek Banjarwangi/

 

DESKJABAR – Waspada, pasca kejadian pergerakan tanah di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat (KBB), bencana serupa terjadi di Kecamatan Banjarwangi, Kabupaten Garut.

Pergerakan tanah yang terjadi di Banjarwangi Garut, tepatnya terjadi di Kampung Kaso, Desa Padahurip, Kecamatan Banjarwangi, Garut pada Minggu 3 Maret 2024. Pergerakan tanah yang terjadi mengakibatkan kerusakan bangunan rumah dan mushola.

Baca Juga: Pergerakan Tanah di Bandung Meluas hingga 2 Hektar, Dijelaskan oleh BPBD Jawa Barat

Pergerakan tanah di Banjarwangi Garut telah mengakibatkan rumah warga retak-retak, miring, dan ada kolam milik warga surut. Tercatat jumlah warga yang terdampak berjumlah 16 kepala keluarga.

Kejadian pergerakan tanah di Banjarwangi Garut terjadi hampir bersamaan dengan peristiwa serupa di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat (KBB). Bahkan menurut BPBD setempat, pergerakan tanah kian meluas.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jabar, Bambang Imanudin mengatakan, meluasnya pergerakan tanah di Bandung ini membuat 40 banguan dan 1 sekolah rusak di sekitar wilayah kejadian.

Pergerakan Tanah di Banjarwangi Garut

Mengutip dari kantor berita Antara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, saat ini tengah memantau pergerekan tanah yang  melanda pemukiman warga Kecamatan Banjarwangi , Garut. Jika kejadiannya meluas, maka masyarakat diminta mengungsi ke tempat yang aman.

"Warga untuk segera bergeser ke rumah sanak saudara apabila pergeserannya masif," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Garut Daris Hilman dihubungi melalui telepon seluler di Garut, Rabu, 6 Maret 2024.

Daris menambahkan bahwa BPBD Garut sudah mendapatkan laporan tanah bergerak di Kampung Kaso, Desa Padahurip, Kecamatan Banjarwangi, sejak beberapa hari lalu. Pihaknya kemudian menindaklanjuti laporan itu guna menentukan kebijakan terkait dengan masyarakat di daerah tersebut apakah perlu direlokasi atau tidak.

Saat ini BPBD Garut melakukan sosialisasi dan mengedukasi masyarakat untuk segera mengungsi apabila tanah bergerak terus terjadi, sedangkan tindakan darurat berupa menutup retakan dengan lumpur.

"Sudah diedukasi agar menutup rekahan dengan lumpur untuk sementara tindakan darurat," kata dia.

Sementara itu, Kepala Polsek Banjarwangi Iptu Amirudin Latif mengatakan pihaknya melakukan patroli untuk mengecek daerah terdampak tanah bergerak yang menyebabkan tanah retak-retak, sejak sepekan lalu.

Retakan tanah, kata dia, kembali terjadi dan melebar di kampung tersebut setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Garut, Minggu 3 Maret 2024, mengakibatkan kerusakan bangunan rumah dan mushalla.

"Mengakibatkan rumah warga retak-retak, miring, dan kolam warga surut, adapun warga yang terdampak berjumlah 16 KK dan bangunan mushalla," katanya.

Ia mengatakan hujan bisa memicu tanah bergerak sehingga masyarakat harus selalu waspada terhadap bencana tersebut, antara lain dengan mengaktifkan siskamling.

Jika turun hujan deras, kata dia, sebaiknya warga yang rumahnya terdampak tanah bergerak segera mengungsi ke tempat aman, seperti ke rumah saudara, agar terhindar dari bencana tersebut.

Pergerakan Tanah di Rongga Meluas

Sebelumnya, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Jabar, Bambang Imanudin mengatakan bahwa pergerakan tanah di Kampung Cigombong, Desa Cibedug, Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat (KBB) kian meluas dari semula satu hektar kini menjadi 2 hektar.

Bambang Imanudin mengatakan bahwa meluasnya pergerakan tanah di Rongga ini membuat 40 banguan dan 1 sekolah rusak di sekitar wilayah kejadian.

Baca Juga: RENCANA Mudik Lebaran 2024, Siapkan Mobil dari Sekarang, 8 Komponen Mobil Ini Wajib Diperiksa

"Ini diperkirakan luas pergerakan tanah di Bandung hampir 2 hektare terdiri dari rumah rusak berat sebanyak 8 dari yang terdampak sekitar 40 bangunan. Selain itu ada juga 1 gedung sekolah, serta fasilitas jalan yang rusak (akibat meluasnya pergerakan tanah)," ujar Bambang.

BPBD Jawa Barat sendiri kini masih belum mengetahui penyebab pasti dari pergerakan tanah ini. Bambang memastikan, hal itu masih dalam kajian Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG). Dia menduga, kejadian ini ada kaitannya dengan musim kemarau.

"Jadi sebelumnya kita sebelumnya sudah melakukan mitigasi bahwa ini (pergeseran tanah di KBB) bisa saja terjadi akibat adanya retakan-retakan yang disebabkan oleh kemarau panjang, lalau masuknya air hujan. Tapi untuk kesimpulannya, mungkin nanti dari hasil kajian PVMBG," katanya.

Sebagai langkah mitigasi, Bambang menginstruksikan agar BPBD di kebupaten/kota siaga dan melakukan penelusuran terhadap efek dari kemarau panjang yang terjadi pada beberapa waktu lalu. ***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Antara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x