Jelang Panen Kopi 2024 di Kabupaten Bandung, Serangan Hama Penggerek Batang Dikendalikan

- 5 Maret 2024, 06:30 WIB
Petugas POPT mengenalkan cara pengendalian hama penggerek batang kopi, di Kelompok Tani Tunas Mekar dan Cibeana II, Desa Pangguh, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, pada Senin, 4 Maret 2024.
Petugas POPT mengenalkan cara pengendalian hama penggerek batang kopi, di Kelompok Tani Tunas Mekar dan Cibeana II, Desa Pangguh, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, pada Senin, 4 Maret 2024. /Instagram @disbunjabar

DESKJABAR – Suasana menjelang musim panen kopi 2024 di Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada Maret ini, serangan hama penggerek batang mulai membayangi. Apalagi, kondisi cuaca mendukung cepatnya berkembangbiak hama penggerek batang, yang merusak batang tanaman kopi.

Laporan terjadinya serangan hama penggerek batang pada tanaman kopi di Kabupaten Bandung, muncul dari petani kepada pihak terkait. Kabarnya, serangan hama penggerek batang sudah muncul dialami petani kopi di Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung.

Untuk mengamankan tanaman-tanaman kopi dari serangan hama penggerek batang, petugas POPT di Kabupaten Bandung langsung melakukan sosialisasi pengendalian untuk kelompok petani secara ramah lingkungan. Sebab jika hama penggerek batang merajalela, para petani kopi bakal sangat banyak kehilangan hasil panen.

 Baca Juga: Ramadhan 1445 H/2024, Petani Kopi di Jawa Barat dapat Uang Hasil Panen

Langkah pengendalian

Mengantisipasi terjadinya serangan hama penggerek batang, sejumlah petugas POPT (pengendali organisme pengganggu tanaman) dari Satuan Pelayanan Kabupaten Bandung melakukan sosialisasi dan praktek pengendalian Hama Penggerek Batang Kopi (Zeuzera coffeae) di Kelompok Tani Tunas Mekar dan Cibeana II, Desa Pangguh, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, pada Senin, 4 Maret 2024.

Informasi diperoleh dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, menyebutkan, pengendalian hama penggerek batang dilakukan secara ramah lingkungan. Bahan pengendali yang digunakan adalah pestisida metabolit sekunder jamur APH Beauveria bassiana dengan menggunakan metode infus akar.

Pada tanaman kopi yang telah terserang, sebanyak 4 titik akar tanaman sehat digali, kemudian diinfus menggunakan larutan metabolit sekunder B. bassiana yang dimasukkan ke dalam plastik es, diikat dengan tali rafia, kemudian ditutup menggunakan serasah atau sedikit tanah.

Setiap 7 hari sekali dilakukan pengecekan untuk pengisian ulang metabolit sekunder. Hal ini dilakukan untuk memacu kembali pertumbuhan tanaman yang telah terserang oleh hama penggerek batang.

Baca Juga: Panen Kopi 2024 di Majalengka, Semarakan Ikon Kopi Majalengka di Indonesia dan Wisata ke Kota Angin

Halaman:

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara Dinas Perkebunan Jawa Barat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x