DESKJABAR - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memastikan bahwa penyebab terjadinya rangkaian gempa Sumedang di pengujung tahun 2023 bukanlah karena adanya aktivitas Sesar Cipeles, melainkan oleh aktivitas Sesar Sumedang.
Hal itu dikemukakan Dwikora Karnawati dalam jumpa pers via zoom tentang Perkembangan Analisis Sesar Pemicu Gempabumi M 4.8 Sumedang Jabar dan Hasil Survey Lapangan Tim BMKG, Senin, 8 Januari 2024.
Pernyataan Kepala BMKG tersebut sekaligus menjawab atas munculnya pemberitaan sebelumnya bahwa gempa Sumedang yang terjadi pada Minggu, 31 Desember 2023 berkekuatan magnitudo 4,8 diakibatkan aktivitas Sesar Cipeles.
Dwikora mengemukakan bahwa Tim BMKG berhasil mengidentifikasi adanya sesar aktif baru yang kemudian menamakannya Sesar Sumedang karena sesar atau patahan ini melintasi Kota Sumedang.
Penemuan Sesar Sumedang mengingatkan kembali kepada pernyataan Dosen Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran Dr. Ir. Ismawan, M.T. Mengutip dari unpad.ac.id pada 2 Januari 2024, Ismawan mengatakan bahwa Jawa Barat setidaknya memiliki sejumlah sesar aktif dan sesar kecil yang sudah dipetakan.
“Di luar itu, ada banyak potensi sesar yang belum terpetakan tetapi memiliki dampak signifikan. Contohnya seperti peristiwa gempa bumi di Cugenang, Cianjur, 2022 silam diakibatkan aktivitas sesar yang belum terpetakan,” ujarnya.
Penyebab Gempa Sumedang
Sebelumnya melalui siaran pers yang dikirim ke media, Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan bahwa gempa Sumedang bukan disebabkan oleh adanya aktivitas Sesar Cileunyi-Tanjungsari.