Kronologi Penemuan Sesar Sumedang
Pada kesempatan itu, Dwikora memaparkan kronologi penemuan Sesar Sumedang. Menurutnya, gempa Sumedang merupakan gempa bumi kerak dangkal karena ada aktifitas sesar aktif denga mekanisme sumber gempa merupakan kombinasi antara pergerakan mendatar dan naik, dan berarah cenderung utara ke selatan.
Dwikora menambahkan, dengan memperhatikan sebaran gempa susulan, tatanan tektonik dan analisis mekanisme sumbernya, maka gempa Sumedang di pengujung tahun 2023 itu disebabkan oleh sesar aktif yang melewati Kota Sumedang.
“Sesar aktif yang melewati Kota Sumedang ini semula belum terpetakan, untuk selanjutnya sesuai analisis data seimisitas BMKG, sesar aktif itu kemudian diberi nama Sesar Sumedang,” tuturnya.
Dwikora juga mengemukakan bahwa penemuan sesar aktif itu kemudian sudah dilaporkan kepada Pj Gubernur Jabar, Bey Triadi Machmudin pada 4 Januari 2024. Sebelumnya juga sudah disampaikan kepada Pj Bupati Sumedang, Herman Suryatman.
Menurutnya, data ini dimaksudkan bukan untuk menakut-nkuti warga Sumedang, melainkan data-data tersebut nantinya untuk membantu kembali pembangunan di wilayah Sumedang yang aman dari ancaman gempa.
Jawa Barat merupakan kawasan aktif gempa bumi tektonik. Hal ini disebabkan karena wilayahnya yang berdekatan dengan zona tumbukan Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia di Samudera Hindia.
Aktifitas gempa di Jawa Barat banyak diakibatkan oleh aktivitas pergerakan lempang di zona subduksi dan patahan/sesar aktif di daratan.
Sumber gempa sesar aktif di Jawa Barat : Sesar Cimandiri, Cugenang, Lembang, Cipamingkis, Garsela, Baribis, Cicalengka, Cileunyi-Tanjungsari, Tomo, Cipeles, dan beberapa sesar aktif lainnya yang belum terpetakan.***