Saat itu, Chuang mendapatkan pesanan dari Presiden Soekarno untuk memproduksi cokelat acara KAA. Hal itu yang kemudian membuat Chuang memindahkan perusahaanya dari Garut ke Bandung.
Perusahan ini dilanjutkan oleh anak-anak Chuang, John dan Joseph yang kemudian mendirikan perusahaan bernama PT Petra Food pada 1984.
Karena pasar yang terus berkembang, perusahaan ini akhirnya membuka kantor di Singapura, dan menjalin hubungan perdagangan dengan beberapa negara, seperti Thailand, Filipina, dan Jepang.
PT Perusahaan Industri Ceres pun menjadi satu bagian dengan PT Petra Food dengan produk dan merek andalan lainnya, seperti Delfi, SilverQueen, Ritz, Biskuit Selamat, Chunky Bar, hingga coklat tabur (meises) Ceres.
Top Brand For Teens Index
Kualitas yang konsisten rupanya membuat cokelat SilverQueen tetap menjadi coklat batangan yang sampai saat ini boleh dibilang digemari masyarakat Indonesia. Bukti itu ada pada Top Brand For Teens Index selama lima tahun berturut-turut untuk kategori coklat batangan.
Baca Juga: Rute Tol Getaci Berubah, Pemprov Jabar dan PUPR Tegaskan Pengerjaan Konstruksi Mulai 2024
Melihat ke belakang, coklat memiliki sejarah yang cukup panjang di Indonesia. Perkebunan kakao di Indonesia telah ada sejak sekitar tahun 1880, diusahakan oleh pemerintah Hindia Belanda.
Kakao sebelumnya lebih dulu diperkenalkan ke Indonesia oleh bangsa Spanyol melalui Filipina. Spanyol membawa kakao ke Filipina negara kolonialnya, kemudian dari Filipina menyebar sampai ke Minahasa, Sulawesi Utara.***