Program yang ditonjolkan guna meningkatkan perekonomian masyarakat, kata Kades Aha, adalah Desa Wisata dengan menonjolkan kampung anggur dan kuliner buhun.
Kampung anggur, lanjutnya, selain memusatkan perkebunan anggur di lahan milik warga juga melakukan penanaman di setiap Gang atau pekarangan rumah yang berada di tepi jalan atau Gang.
"Kita galakan itu. Dengan tujuan ketika pengunjung menikmati alam Selawangi juga bisa memetik anggur langsung dari pohonnya," tuturnya lagi.
Diakui Kades Aha, pihaknya telah menerima penghargaan dari Pemkab Tasikmalaya atas prestasinya menggalakan pasar buhun. Sedangkan pasar buhun yang dimaksud adalah menjual makanan khas rakyat tempo dulu.
"Seperti jiwel, awug, rangsing dan jenis makanan lain buah karya masyarakat Selawangi," tuturnya.
Baca Juga: Anak-anak TK Merpati Ciamis Bersuka Cita Naik Bus Wisata Gatrik Mengelilingi Kota Ciamis
Hasil kreasi makanan buhun itu, tambahnya, hingga kini masih tetap dijual bahkan banyak yang memesan melalui aplikasi online.
Sementara itu, Ketua Forum Desa Wisata juga Koordinator Kampung Anggur Desa Selawangi, Yudi mengakui yang menjadi kendala saat ini adalah pemahaman warga atas perawatan pohon anggur.
Masyarakat, kata Yudi, masih memiliki anggapan bahwa pupuk yang biasa digunakan di sawah atau di kebun palawija bisa dimanfaatkan untuk tanaman anggur.