Di Sumedang, Ubi Cilembu Dahulu Ukurannya Sangat Besar Hasil Pertanian Organik

- 25 April 2023, 06:30 WIB
Ubi Cilembu khas Sumedang.
Ubi Cilembu khas Sumedang. /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, khususnya Kecamatan Tanjungsari dan Kecamatan Pamulihan, dikenal sebagai sentra pertanian ubi Cilembu. Komoditas ubi Cilembu dikenal memiliki banyak penggemar, karena rasanya yang manis.

Pada zaman dahulu, ubi Cilembu dikabarkan memiliki ukuran rata-rata sangat besar dibandingkan masa kini. Dahulu, kawasan Tanjungsari Sumedang dikenal sangat subur, karena masyarakatnya rata-rata menggunakan pertanian organik.

Lalu mengapa ubi Cilembu pada masa kini ukurannya tidak sebesar dahulu ? Apakah masih memungkinkan ubi Cilembu kembali dibudidayakan agar menghasilkan ukuran sebesar dahulu ?

Baca Juga: Sumedang, Dibalik Populernya K-Pop, Inilah Makanan Keseharian Orang Korea, Diantaranya Ubi Cilembu

Kenangan kejayaan pertanian

Beberapa petani senior di Desa Margajaya, Kecamatan Tanjungsari, Sumedang, Senin, 25 April 2023, menceritakan nostalgia usaha pertanian di Tanjungsari sekitar tahun 1966-1980-an. Salah satu kenangan adalah budidaya ubi Cilembu sekitar tahun 1970--an.

Menurut Kundang (75) dan Yayat (77), bahwa faktor kesuburan tanah di Tanjungsari ketika tahun 1966-1980-an masih sangat bagus. Ketika itu, pertanian organik menjadi andalan utama dan merupakan kebiasaan keseharian.

Soal mengapa ubi Cilembu menjadi sangat besar ukurannya, menurut Kundang senada Yayat, merupakan hasil penyuluhan pertanian organik yang dilakukan sejumlah personel Akademi Pertanian Tanjungsari kepada masyarakat desa sekitar tahun 1966 s.d 1970-an.

Baca Juga: Manfaat Ubi Cilembu Mengobati Penyakit Maag dan Populernya K-Pop Korea, dr Zaidul Akbar Menyebutkan

Teknis budidaya

Salah satunya, kenang Yayat, adalah sosialisasi penggunaan jerami padi untuk budidaya ubi Cilembu. Dengan menggunakan pupuk organik dari jerami padi sisa panen yang dibenamkan ke tanah, dihasilkan kondisi tanah sangat bagus untuk perkembangan umbi-umbian.

“Wah, dahulu ubi Cilembu ukurannya banyak yang kira-kira sebesar betis kaki manusia. Para petani yang memperoleh ubi Cilembu sangat besar, menjadi kebanggaan panen pertanian,” kenang Kundang senada Yayat.

Disebutkan, dahulu ketika ubi Cilembu rata-rata masih menggunakan varietas Nirkum, lama pembudidayaan selama enam bulan. Karena kondisi tanah masih sangat subur karena pertanian organik, bukan hak aneh jika hasil umbinya sangat besar.

 Baca Juga: Ubi Cilembu, Bisnis Pola Korporasi Diarahkan Serba Pasti Untung Melalui Ekspor dan Industri Pangan

Apakah ukuran besar diminati pasar ?

Pada masa kini, diketahui komoditas ubi Cilembu menggunakan varietas lain, misalnya Rancing, dimana pembudidayaan hanya 3,5 bulan. Ukuran ubi Cilembu pada masa kini pun juga rata-rata paling besar adalah seukuran tangan manusia.

Tetapi, kata Kundang dan Yayat, pada masa kini ubi Cilembu memang lebih kepada orientasi usaha pertanian bisnis. Karena selera pasar yang tampaknya tidak begitu menyukai ukuran besar, maka ubi Cilembu yang diminati pun juga ukurannya menyesuaikan.

Lain halnya ketika ubi Cilembu dahulu belum begitu komersil, kata Kundang, yang ukuran panen diperoleh sangat besar, cukup dikonsumsi untuk kebutuhan keluarga. Hal tersebut sifatnya mirip budidaya ikan, kalau yang ukuran panen sangat besar kebanyakan untuk santapan keluarga.

Ketua Asosiasi Agribisnis Petani Ubi Jalar Indonesia (Asapuji), Ahmed Joe Hara mengatakan, bisnis ubi Cilembu pada masa kini sudah berkembang pula kepada agro industri. Jika sebelumnya hanya menjual mentahan, kini sudah dilakukan kepada produk olahan untuk ekspor ke Korea Selatan. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x