Begitu pula suasana keramaian di alun-alun Sumedang, menjadi banyak orang mencari rejeki dengan aneka jualan, istilahnya pedagang eooo..eeeooo..
Walau pun, cukup banyak pula warga Sumedang sedang berantai, merasa terganggu oleh sejumlah “satria bergitar”.
Baca Juga: Pemandangan Perkebunan Teh Malabar Pangalengan Bandung, Best View di PTPN VIII
Suasana alun-alun Sumedang masa kini
Suasana alun-alun Sumedang kini sudah rimbun pepohonan, menjadi tempat asyik bagi orang untuk berteduh dan bersantai menikmati keindahan suasana.
Sedangkan Masjid Sumedang, juga menjadi daya tarik bagi sejumlah orang pelintas Sumedang. Bahkan, selalu ada orang-orang ingin merasakan suasana ibadah sholat di Masjid Sumedang.
Ada pun bentuk kubah Masjid Sumedang tetap mempertahankan bentuk bale nyungcung, seperti ungkapan orang-orang Sunda kepada masjid.
Potongan sejarah alun-alun Sumedang
Di alun-alun Sumedang juga terdapat ikon wafatnya Bupati Sumedang, Raden Aria Soeriatmadja yang wafat ketika ibadah haji di Mekkah, Arab Saudi, pada tahun 1921.
Ada catatan umum, Pangeran Aria Soeriaatmadja adalah Bupati Sumedang yang dicintai masyarakat Sumedang, dan disegani oleh pemerintahan kolonial Belanda.
Ada pula sejarah perkotaan Sumedang ketika zaman perang tahun 1946 dan 1947, dapat dilihat pada YouTube Kodar Solihat, “Sejarah Sumedang Zaman Perang tahun 1946-1947”.