Konglomerat Yusuf Hamka dan Martua Sitorus di balik proyek Jalan Tol Getaci
Di balik pembangunan Jalan Tol Getaci, terdapat dua nama konglomerat Indonesia. Hal ini terlihat dari daftar perusahaan atau grup usaha di proyek ini.
Antara lain terdapat Yusuf Hamka dan Martua Sitorus. Yusuf Hamka dikenal sebagai konglomerat jalan tol Indonesia. Ia masuk dalam proyek Jalan Tol Getaci melalui Jasa Sarana yang juga berstatus Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Barat.
Sedangkan Martua Sitorus, seorang pengusaha perkebunan sawit pemilik konglomerasi sawit Wilmar Group. Berdasarkan data yang dikutip dari Forbes, kekayaannya mencapai US$ 3,1 miliar.
Nilai investasi proyek Jalan Tol Getaci sebesar Rp 56,20 Triliun dilaksanakan oleh PT. Jasamarga Gedebage Cilacap (JGC)
Di konsorsium JGC sebagaimana laporan PT Jasa Sarana 2021, pemegang saham antara lain PT Jasa Marga : 32,5%, PT Daya Mulia Turangga : 13,38%, PT Gama Grup : 13,38%, PT Jasa Sarana : 0,75%, PT Waskita Karya : 20%, PT Pembangunan Perumahan : 10%, dan PT Wijaya Karya : 10%
Nama perusahaan BUMN seperti Jasa Marga, PT PP, Waskita, dan Wijaya Karya adalah perwakilan dari BUMN. Sedangkan dari sektor swasta ada PT Daya Mulia Turangga, PT Sarana dan PT Gama Grup.
Dalam proyek jalan Tol Getaci, Yusuf Hamka berada di balik perusahaan miliknya PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk (CMNP), yang menjadi salah satu pemegang saham PT Jasa Sarana. Sedangkan Martua Sitorus masuk melalui PT Gama Group.
Pembangunan jalan Tol Getaci pada tahap konstruksi dan operasi dibagi menjadi 2 bagian, yakni Tahap 1 Gedebage - Tasikmalaya (95,52 km), dan konstruksinya ditargetkan selesai 2024.