Sejarah Perjalanan Tol Getaci (Gedebage-Garut-Tasikmalaya-Cilacap): View Menakjubkan, Terpanjang di Indonesia

- 20 September 2022, 08:42 WIB
 Ilustrasi jalan Tol Getaci, tol terpanjang di Indonesia membentang dari Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap lewat Garut. Merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan skala prioritas sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020 - 2024.
Ilustrasi jalan Tol Getaci, tol terpanjang di Indonesia membentang dari Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap lewat Garut. Merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan skala prioritas sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020 - 2024. /pu.go.id/

DESKJABAR - Pembangunan jalan tol di Indonesia terus dikebut. Pemerintahan Presiden Jokowi menargetkan, dari September 2022 hingga akhir tahun 2024 mendatang, akan ada ruas tol sepanjang 1.014 kilometer (km) yang bakal terbangun.

Hal itu dikatakan Dijen Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi V DPR RI pekan lalu.

Hingga tahun 2024, ruas jalan tol yang ditargetkan sudah beroperasi itu satu di antaranya tol Getaci segmen Gedebage (Bandung) Tasikmalaya lewat Garut.

Tol Getaci (Gedebage-Tasikmalaya-Cilacap) memang merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan skala prioritas sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020 - 2024.

Baca Juga: Daftar Desa di Jabar yang Dilalui Tol Getaci Segmen Gedebage-Garut-Tasikmalaya: Daerah Anda Termasuk?

Pengerjaan fisik tol Getaci dibagi dalam 2 tahap. Tahap 1 Gedebage-Tasikmalaya (95,52 km), dikerjakan akhir 2022 atau awal 2023 beroperasi 2024.

Kemudian Tahap 2 Tasikmalaya-Cilacap (111,13 km) dikejakan tahun 2027, ditargetkan beroperasi tahun 2029.

Dengan demikian tol Getaci seluruhnya akan selesai pada 2029 dan akan menjadi tol terpanjang di Indonesia dengan view menawan dan menakjubkan.

Proyek jalan tol Getaci menerapkan tipe pendanaan Build Operate Transfer (BOT) dengan Net Present Value (NPV) senilai USD 139.280.000,00 dan Internal Rate of Return (IRR) 12%.

Kontribusi pemerintah terhadap proyek ini sesuai dengan peraturan dalam skema KPBU hanya menanggung biaya pengadaan tanah sekitar Rp 11,9 triliun dari total investasi Rp 56 triliun.

Halaman:

Editor: Zair Mahesa

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x