Di Subang, Banyak Pekarangan Rumah Lestari Karena Memiliki Tanaman Teh

- 8 Januari 2023, 10:12 WIB
Banyak rumah warga di Desa Cicadas, Sgalaherang, Subang, Jawa Barat memiliki tanaman teh sehingga lingkungan lestari.
Banyak rumah warga di Desa Cicadas, Sgalaherang, Subang, Jawa Barat memiliki tanaman teh sehingga lingkungan lestari. /Kodar Solihat/DeskJabar.com

DESKJABAR – Kabupaten Subang, Jawa Barat, masih dikenal memiliki kawasan lingkungan lestari, karena keberadaan perkebunan teh. Keberadaan perkebunan teh di Subang, bukan hanya unit perkebunan besar, juga perkebunan rakyat bahkan di pekarangan rumah.

 

Di Subang, banyak pekarangan rumah memiliki lingkungan lestari karena warga memelihara tanaman teh. Fenomena ini menjadi pemandangan yang menarik untuk dilihat, sehingga suasana setempat menjadi lingkungan lestari dan sejuk.

Adalah Desa Cicadas, di Kecamatan Sagalaherang, Subang, dimana warganya masih cukup banyak memiliki kebun teh, dan memelihara tanaman teh di pekarangan rumah. Pengaruhnya membuat desa itu kurang terpengaruh dampak efek rumah kaca pemanasan global. 

Baca Juga: Wisata Subang, Ada Makanan Enak Dekat Polsek Jalancagak, Ketan Bakar, Mie Bakso, dan Sate Maranggi

Pemandangan indah dan lingkungan lestari

 

Desa Cicadas Subang mudah dilintasi, karena merupakan jalur tembus dari Perkebunan Ciater menuju Sagalaherang ke arah Purwakarta. Ketika kita melintas Desa Cicadas, umumnya masih merupakan kawasan lingkungan lestari berupa kebun dan hutan. Pada pinggiran jalan terlihat sejumlah kebun teh rakyat maupun tanaman teh di pekarangan rumah.

Selain itu, di Desa Cicadas banyak pepohonan besar yang kuat sebagai pencipta sumber air, misalnya pohon kiara.

Warga Cicadas sampai kini diketahui cukup banyak yang memelihara tanaman teh pada pekarangan rumah.

Baca Juga: Mandi di Selokan Perkebunan Teh Itu Sehat dan Real Healing ! Sebab Airnya Bersih, Wisata Jawa Barat

Manfaat kebun dan tanaman teh

Karena manfaat memiliki kebun teh dan memelihara tanaman teh di pekarangan, sejumlah warga menyebutkan, sampai kini iklim di Cicadas tetap sejuk dengan pasokan air bersih yang bagus.

Salah seorang warga Cicadas, yaitu Ade, menyebutkan, warga Cicadas mulai banyak memelihara tanaman teh di pekarangan rumah sejak tahun 2010 lalu.

Menurut dia, bahwa ketika itu potensi tanaman teh sebagai manfaat ekonomi dan lingkungan kembali digencarkan pihak terkait perkebunan di pemerintah daerah.

Kebetulan, para warga Cicadas yang merupakan kampung kebun dan hutan, antusias terhadap tawaran bibit tanaman teh.

Akhirnya, banyak warga Cicadas menjadi banyak memiliki kebun teh dan tanaman teh di pekarangan rumah.

Soal penjualan pucuk teh, menurut Ade, sampai tahun 2023 ini masih tetap lancar karena dibeli oleh pengolah teh rakyat di Wanayasa, Purwakarta.

Baca Juga: Tanjungsari, Sumedang Pernah Menjadi Sentra Pohon Jengkol, Pertanian Jawa Barat

Membuat olahan teh hijau

Diantara sebagian warga Desa Cicadas, ada juga yang senang membuat sendiri olahan teh hijau sekedar kebutuhan sehari-hari.

“Kadang-kadang saya juga membuat, walau di sini secara umum tidak ada yang membuat olahan teh hijau untuk dijual. Sebab warga hanya menjual pucuk dimana bandarnya datang dari Wanayasa,” ujar Ade.

Baca Juga: Kasus Subang Baru Terungkap Pasca Pemilu 2024 ?

Namun tampak pula, kebun-kebun teh rakyat yang ada di sepanjang Desa Cicadas, berbeda kondisinya. Ada yang terawat baik tetapi ada juga yang kurang terawat sehingga terkesan “gambrung”.

Ada pemandangan khas, dimana kebun-kebun teh rakyat di Desa Cicadas, di tengahnya ada bangunan semipermanen sebagai penampungan pucuk teh.

Tetapi, tanaman-tanaman teh milik masyarakat di Desa Cicadas itu masih memberikan manfaat ekonomi bagi warga setempat.

Karena sudah merasakan manfaat ekonomi dan lingkungan, Warga Cicadas rata-rata enggan membongkar tanaman teh milik mereka. ***

 

 

 

 

 

 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x