Tembakau Mole Sumedang Laku Keras, Melinting Jadi Favorit, Persiapan Larangan Rokok Batangan

- 30 Desember 2022, 08:01 WIB
Inilah tembakau mole Sumedang, yang laku keras, melinting jadi favorit, persiapan larangan rokok batangan.
Inilah tembakau mole Sumedang, yang laku keras, melinting jadi favorit, persiapan larangan rokok batangan. /Kodar Solihat/DeskJabar.com

DESKJABAR – Rencana pemerintah Indonesia melarang perdagangan rokok pabrikan secara batangan, membuat banyak peralihan selera banyak perokok di Jawa Barat.

Sebab, masyarakat Jawa Barat memiliki pilihan rokok, yaitu dengan rokok lintingan yang dibuat dari tembakau mole.

Sejak beberapa hari terakhir menjelang akhir Desember 2022, di Sumedang, Garut, dan Bandung, terlihat banyak orang merokok secara lintingan.

Selera dan aroma, serta ekonomis tembakau mole

Perdagangan tembakau mole produksi Sumedang, Jawa Barat, kini laku keras dan kembali menjadi favorit, persiapan larangan membeli rokok secara batangan.

Baca Juga: Teh Jangkung Malabar, Pilihan Wisata Alam Spot Sunrise di Pangalengan, Pesona Perkebunan di Bandung

Pada sisi lain, tembakau mole memang menjadi favorit sebagian perokok khas di Jawa Barat, karena selera, tradisi, dan aromanya yang wangi.

Jawa Barat diketahui merupakan sentra perkebunan tembakau rakyat dengan produk khas, yaitu tembakau mole.

Beberapa pedagang tembakau mole eceran, di Tanjungsari, Sumedang, Jumat, 30 Desember 2022, menyebutkan, sejak dua hari terakhir, para pembeli terasa menjadi banyak.

Misalnya Agus, asal Desa Margajaya, mengatakan, jika sehari rata-rata terjual 30 potongan, kini menjadi 45 potong tembakau mole per hari.

Baca Juga: Bisnis Perkebunan Karet Bakal Melonjak Pesanan Pasar di 2023 ? Bagaimana Respon di Jawa Barat ?

“Sepertinya memang karena merokok lintingan kini kembali diminati para perokok, sebab ada wangi khas, keasyikan, dan tentunya harga lebih ekonomis,” ujarnya.

Gambaran serupa dilontarkan Ayi, pedagang tembakau mole eceran asal Pamulihan, yang mengatakan, bahwa sejak harga rokok pabrikan semakin mahal, sebenarnya selera orang merokok lintingan terasa meningkat lagi.

Tetapi, katanya, sejak dua hari terakhir, pesanan tembakau mole menjadi meningkat. Para pembelinya dari berbagai usia kalangan perokok.

Baca Juga: Perkebunan Tembakau Rakyat di Sumedang, Diperkuat Kincir Tenaga Hibrid untuk Pasokan Air

“Merokok lintingan kini tidak lagi identik gaya para kaum sepuh, tetapi di kalangan perokok muda juga sejak cukup lama menggemari. Soalnya ada keasyikan tersendiri dan aromanya,” kata Ayi.

Bahkan, tembakau mole selain dijual potongan besar, sejak beberapa tahun terakhir juga dijual kalengan ukuran lebih ekonomi tetapi bergaya kekinian.

Gambaran harga dan sentra produksi

Selain rasa, aroma khas, serta harga lebih ekonomi, disebutkan, ada juga selalu terlihat keasyikan, ketika banyak perokok ketika merokok lintingan sambil berkumpul.

Baca Juga: Jalan Lintas Hutan Tomo, Sumedang ini Aslinya Jalan Raya Tertua Bersejarah, Asyik untuk Wisata

Bahkan, terlihat sejumlah satpam perumahan di Kabupaten Bandung Barat, bergembira ketika ada warga memberikan tembakau mole untuk ramai-ramai merokok.

Soal harga tembakau mole, ditunjukan untuk tembakau potongan sekitar Rp 25.000-30.000/potong tergantung jenis dan jenis tingkatan, berikut bonus kertas pahpir.

Tembakau potongan tersebut awet untuk berhari-hari, apalagi membuat rokok batangan bisa dibuat sendiri sesuai ukuran diminati.

Sebagai gambaran, di Jawa Barat terdapat beberapa sentra produksi tembakau mole, terutama di Sumedang, Kabupaten Bandung, Garut, Majalengka, dan Pangandaran.

Usaha perkebunan tembakau rakyat di Jawa Barat memiliki unggulan, yaitu tembakau mole dengan keunggulan aroma khas. ***

 

Editor: Kodar Solihat

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x