Berdasarkan naskah Carita Parahyangan, beberapa raja yang membawa keberhasilan saat memimpin kerajaan Galuh di antaranya Sri Baduga Maharaja (yang juga Raja Pajajaran) dan Prabu Niskala Wastu Kancana.
Baca Juga: Masjid Berarsitektur Unik di Indonesia, Salah Satunya Al Jabbar di Bandung, Masterpiece Ridwan Kamil
Kedua raja ini mampu mengimplementasikan nama Galuh yang berdasarkan bahasa Sansekerta berarti kerajaan batu permata yang indah gemerlapan, subur makmur gemah ripah loh jinawi, aman tentram kertaraharja.
Adapun perubahan nama menjadi Ciamis dilakukan oleh Belanda dalam upaya untuk memecah belah masyarakat Sunda.
Atas desakan pemerintahan Belanda, perubahan nama dari Galuh menjadi Ciamis dilakukan oleh Bupati Raden Tumenggung Sastra Winata pada tahun 1916.***